NovelToon NovelToon
Antara Jiwa, Cinta Dan Pembebasan Malaka

Antara Jiwa, Cinta Dan Pembebasan Malaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Perperangan / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dimas riyana

Pagi yang cerah di suatu pulau bagian utara Jawa, desiran ombak dan suara burung-burung pagi sudah menghiasi dermaga, beberapa nelayan yang baru pulang melaut sedang memilah-milah hasil tangkapan, seorang pemuda yang tegap dan gagah terlihat sibuk dengan perahu cadiknya.
“hoooyyy... Wahai laut, hari ini aku akan mengarungimu, aku akan menjadi penjaga laut Kesultanan, kan ku berantas semua angkara murka yang ingin menjajah tanah Jawa, bersiaplah menerima kekuatan otot dan semangatku, Hahahaha..
”Rangsam berlayar penuh semangat mengarungi lautan, walau hanya berbekal perahu cadik, tidak menurunkan semangatnya menjadi bagian dari pasukan pangeran Unus. Beberapa bulan yang lalu, datang Prajurit Kesultanan ke pulau Bawean, membawa selembar kertas besar yang berisi woro-woro tentang perekrutan pasukan Angkatan laut pangeran Unus Abdurrahman, dalam pesan itu tertulis bahwasanya pangeran akan memberantas kaum kuning yang selama ini sudah meresahkan laut Malaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas riyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENCARI KEHIDUPAN

Lautan yang membiru, panas yang terik, dan tidak ada angin sama sekali, sebuah kapal galiung sipil terkatung-katung di Samudra, tidak tentu arah ke mana kapal itu akan berlabuh. Di haluan terlihat seorang pria tua dengan jenggot lebat pendek putih, tubuhnya masih kekar, menandakan bahwa hidup yang keras telah lama mendidiknya, namun kegagahan di usia tua terlihat tak berdaya di hadapan laut yang tidak bersahabat, lautan yang baginya asing ini.

Ia mengusap wajahnya yang berkeringat hingga ke janggut, matanya sayu, menggambarkan keputusasaan, tidak ada harapan. Pria tua itu terduduk memegangi lutut, tak ada lagi yang bisa di harapkan, perlahan derap langkah lemah mendekati, dengan lembut menyentuh bahu pria tua itu, “ayah, setidaknya kau isi perutmu, kemungkinan persediaan air dan makanan kita tinggal tiga hari” suara lembut keluar dari mulut seorang gadis, ia terlihat sama putus asa nya seperti pria itu.

“Kau saja yang makan Anne, ayah belum lapar”

Gadis itu terisak, air mata hangat mengalir dari kedua mata biru nya yang indah, “tapi kau belum makan selama dua hari ayah, jangan kau siksa aku dengan keadaanmu”

Pria tua itu ikut menangis, ia memeluk dengan lemah putri semata wayangnya itu, “maafkan ayah nak, ayah pikir pelarian kita ini adalah hal yang terbaik, namun ayah salah, ayah belum mengetahui lautan selatan”

“ayah jangan pernah menyesal, aku tidak menyalahkan ayah, jika memang ini menjadi takdir kita, aku menerimanya, setidaknya di akhir hidupku masih bersama orang yang aku cintai”

Pria tua itu semakin sedu menangis, air matanya kini seakan kering, ia tak kuat melihat putri kesayangannya itu menderita, terlihat kurus dan pucat, wajahnya yang dulu merona dan kemerahan kini seperti tak bersisa daging dan darahnya.

Anne Watson, seorang gadis muda nan cantik, seperti mawar yang baru merekah, terpelajar dan berbudi pekerti luhur, ia hanya tinggal berdua dengan ayahnya, letnan Jim Watson, seorang serdadu Inggris yang sudah lama ditugaskan di Shanghai, ia mencintai negeri indah itu, sehingga tanpa ragu memboyong semua keluarganya dari York.

Saat itu putrinya Anne baru berusia lima tahun saat pelayaran ke Shanghai, letnan Jim sangat senang sekali, karena ia menganggap Shanghai adalah tempat yang nyaman, dengan alam yang masih baik untuk kesehatan istrinya, Rachel Watson.

Sudah lama nyonya Watson menginginkan hidup di wilayah yang masih asri, dikarenakan kondisi kesehatannya yang kurang baik, ia terlahir dengan kekebalan tubuh yang buruk, sangat mudah sekali terserang penyakit, mungkin dengan hijrah ke Asia dapat memperbaiki kualitas hidupnya. Mereka bertiga berlayar dari pelabuhan di Whitby menuju Shanghai dengan menumpang sebuah kapal bernama Glory oriental, Anne kecil sangat senang sekali, ia berlarian kesana-kemari, melewati kamar-kamar dan keluar menuju buritan, letnan Watson dengan senyum mengawasi Putri kecilnya, di lengan kirinya bertaut lengan nyonya Watson, yang selama seminggu perjalanan ini ia merasa kurang baik, namun nyonya Watson menyembunyikan itu dari suaminya.

“kau tampak pucat sekali sayang, aku segera memanggil dokter kapal”

“tidak sayang, aku baik-baik saja, apakah kau akan membuat Anne bersedih jika ia tau aku sedang sakit?”

“Well, jika benar kau baik-baik saja, izinkan aku selalu di sampingmu”

“sepertinya seluruh wanita Inggris di Shanghai akan iri kepadaku” Nyonya Watson tersenyum begitu manis, menahan semua rasa sakit yang ia derita, letnan Watson mencium kening istrinya, memeluk dengan hangat, hingga sebuah tangan kecil putih meraih kedua tangan mereka.

“Ayah, ibu, aku juga ingin dipeluk” si pemilik tangan kecil itu mendangak sambil cemberut, merah pipinya semakin kentara, nyonya dan tuan Watson tertawa kecil, bahagia dengan kelucuan putri mereka, tuan Watson mengangkat tubuh mungil itu, lalu nyonya Watson memeluk anak dan suaminya, suasana yang hangat dan indah, ditambah semburat jingga dari mentari yang hendak kembali ke peraduannya, menerobos melewati kaca jendela, dan tumpah di ujung rambut ketiga insan itu.

Malam gelap berhasil menyelimuti samudra, seperti jubah hitam tak berujung, namun beruntung rembulan masih sudi bekerja, memberi cercahan sinar, bintang-bintang pun merasa iba, sehingga tanpa pamrih membantu se kemampuannya.

Anne sudah tidur, setelah lelah seharian bermain, sebelum tidur ia bercerita tentang kawan barunya bernama John, katanya ia anak yang manis, namun pemalu, Anne merasa kesal, ia ingin main dengan John, namun John hanya bisa bersembunyi dibalik kaki ayahnya. Nyonya Watson memandangi wajah putrinya, kemudian teralihkan pada wajah Jim, pria itu sedari tadi memandangi istrinya, lalu tersenyum.

“Rachel, apakah kau bisa mengukur berapa dalam lautan di bawah kita sekarang?”

“kau ini bicara apa Jim, aku ini orang yang tidak peduli dengan pengetahuan, aku hanya peduli pada kau dan Anne”

“ya, begitulah dirimu, mungkin dalamnya lautan ini suatu saat dapat diprediksi, namun bagaimana dalamnya kasih seorang Jim kepada Rachel, bahkan ilmuan dari Inggris dan Amerika pun tidak akan pernah mampu mengukurnya”

Nyonya Watson tersenyum lebar kemudian menutup mulutnya, tuan Watson pun ikut tersenyum lebar dan geli

“Sepertinya aku menemukan syndrom baru akibat ombak laut” kata nyonya Watson

“apa itu” Jim Watson buru-buru menyelak.

“syndrom merayu bagi pria-pria yang tidak bisa minum anggur karena larangan istri”.

Jim tersenyum lebar seperti mengakui, giginya yang rapi terlihat jelas.

“Jim, aku mencintaimu dan Anne”

“Aku juga mencintaimu dan Anne, Rachel”

Jim kemudian berpindah tempat, memeluk istrinya dengan penuh kasih sayang, mereka menghabiskan malam yang indah, dengan rembulan yang sedikit mengintip.

Pagi tiba, kalender menunjukkan hari Selasa, bagi orang yang berlayar semua tampak sama saja, begitu pula dengan keluarga Watson, hari ini sama saja dengan hari-hari yang lain dua minggu yang lalu, Jim membangunkan Anne, menyuruhnya untuk mencuci muka dan gosok gigi, mereka harus siap-siap berdoa pagi, seperti yang biasanya mereka lakukan, sebelum beraktivitas semua dimulai dengan berdoa. Nyonya Watson masih tertidur dengan pulas, Jim tidak tega untuk membangunkannya, ia lebih memilih mengurus Anne terlebih dahulu, menyiapkan pakaian dan menyisir rambutnya.

“ayah, ibu belum ayah bangunkan?”

“nanti saja, biarkan ibumu istirahat lebih lama, mungkin ia sedang lelah, kemarin ia sehabis berkunjung ke kamar nyonya Ainsley”

“apakah ibu lelah?”

“mungkin” jawab Jim sambil menyisir rambut putrinya.

“Kalau ibu lelah aku bisa membuatkan coklat panas, aku sering melihat ibu membuatnya untuk ayah dan paman William”

“hmmmm, ayah rasa kau sudah mahir dalam hal itu, mau kah Anne membuatkan untuk ayah setiap hari?”

“aku akan membuatkanmu setiap hari” sambil tersenyum dan menunjukkan giginya yang tanggal.

Anne sudah berganti baju, kini ia mengenakan baju putih dengan model mengembung di lengan atas kiri dan kanan, Jim menuju kamar tidur, dari ruang tamu hanya terpisah sekat dari papan.

“Sayang, sudah pagi, kau harus bangun dan membersihkan diri, malaikat kecil kita sudah menunggu” Jim membisikkan ke telinga istrinya dengan lembut.

“sayang, bangunlah” Jim kembali membisikkan sedikit menaikkan suaranya, namun masih belum ada respon. Jim mulai diliputi rasa khawatir, ia berusaha membangunkannya lagi, kini tidak dengan bisikan, “sayang” Jim mencoba lagi, “sayang, Rachel”, Jim mulai panik, kini rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya, ia memegangi tubuh istrinya dan mengguncang-guncang kan agak sedikit keras.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!