*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."
Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.
"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.
"Katakan, aku Villain!"
=-=-=-=-=
Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Villain Chapter 24
*
Elena keluar dari rumahnya membawa minuman serta cemilan untuk Keyra dan Satya. Keningnya mengernyit melihat Keyra yang sedang tertawa lepas, sedangkan Satya dengan wajah kesalnya. "Asik banget nih ngobrolnya, sampai ketawanya mirip kunti gitu." Celetuk Elena setelah duduk.
"Hahahahaaaa.. Mbak Kunti hahaa...." Kini Satya yang tertawa lepas meledek Keyra yang kini cemberut.
"El, tidak ada yang lebih bagus kah selain mbak Kunti?" Keyra mengerucutkan bibirnya, di liriknya Satya dengan sinis.
Elena menahan tawanya "Aku bercanda." Ucapnya membuat senyuman Keyra kembali mengembang "Kalian minum dulu, dari tadi kalian datang tapi belum minum."
Mereka berdua mengangguk lalu meminum minuman yang disajikan Elena serta memakan cemilannya.
"Btw, besok kamu berangkat kan?" Tanya Keyra menatap Elena lalu di balas anggukan darinya "Jam berapa?"
"Seperti biasa, jam sepuluh." Jawab Elena apa adanya.
"Oke, nanti aku--..." Belum selesai bicara tapi ucapannya sudah di potong seseorang.
"Tidak. Elena bersamaku." Potong Satya dengan cepat, ia tidak mau kalah.
"No. Kali ini El sama aku berangkatnya." Ucap Keyra seakan tak terbantahkan.
"Kali ini apaan?! Dari kemarin sama kamu terus, kapan sama akunya." Tukas Satya. Mungkin jika saja lawan debatnya ini bukan cewek, sudah ia ajak sparing di atas ring.
"Kalian bukan muhrim. Lagipula tidak baik cowok sama cewek berduaan, nanti yang ketiga setan." Keyra juga enggan mengalah.
"Setannya kamu." Gumam Satya mencibir.
"Kamu bilang apa?" Sungut Keyra yang mengeluarkan tanduknya dengan wajah memerah.
"T-tidak. Aku tidak bilang apa-apa." Elak Satya mengalihkan pandangannya.
"Tidak percaya. Aku dengar kamu bilang aku setannya." Tatap Keyra penuh selidik.
"Akhirnya sadar diri upss--..." Satya menutup mulutnya tak sengaja keceplosan, sepersekian detik kemudian ia menyengir tanpa dosa.
"Yaaakkkk Satyaaaaaa...." Teriak Keyra menggelegar membuat Satya segera menutup kedua telinganya.
Dan terjadilah perdebatan antara Keyra dan Satya yang tidak ada hentinya. Elena hanya bisa memperhatikan dengan pasrah, menggelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan pertengkaran mereka yang seperti tom and Jerry. Tidak pernah akur setiap kali bertemu. Sepertinya hanya dia sendiri disini yang waras.
"Aku berangkat sendiri." Ucap Elena membuat mereka berhenti berdebat lalu menatapnya bersamaan.
"Apa?!" Ucapnya bersamaan.
"Daripada kalian ribut terus, lebih baik aku berangkat sendiri." Kekeh Elena.
"Jangan berangkat sendiri, kakimu belum pulih sepenuhnya. Lebih baik berangkat bareng aku." Ujar Keyra merasa agak cemas, takut kaki Elena kembali sakit.
"Sama aku saja. Lagipula kita satu fakultas dan bahkan satu kelas." Satya juga tak mau menyerah membujuk Elena.
"Pintar sekali cari alesan." Cibir Keyra melirik sinis Satya.
"Aku memang pintar. Thanks sudah mengakuinya." Balas Satya tak kalah sinis.
"Kamu--..."
"Stop." Seru Elena sebelum perang dunia ke sepuluh terjadi lagi "Kenapa kalian selalu saja ribut perihal menjemputku. Aku bisa sendiri."
"Karena kamu aman bersamaku, aku bisa menjagamu." Tutur Satya lembut.
"El, kamu akan lebih aman sama aku. Aku menjagamu dari buaya." Ucap Keyra lembut pada Elena.
"Heii maksudmu aku buaya?" Satya tak terima.
"Aku tidak mengatakannya, kamu yang sadar diri."
Elena menghembuskan nafas panjang saat mereka kembali ribut, bahkan ia menepuk keningnya sendiri lalu menutupi wajah merasa jengah mendengar pertengkaran mereka.
"Biasanya yang sering ribut begini itu jodoh." Celetuk Elena seketika mereka terdiam sambil melotot satu sama lain.
"Tidak mungkin." Seru mereka bersamaan.
"Kok barengan? Fiks... Jodoh." Elena terkekeh puas meledek mereka.
'Bagaimana ceritanya aku suka dia, tapi dia malah comblangin aku sama orang lain.' Batin Satya sangat kesal.
"Elena cantik, pliss deh ralat lagi perkataanmu." Puji Keyra sambil tersenyum "Mana mungkin aku berjodoh sama dia. Lagipula hatiku sudah milik seseorang." Lanjutnya seketika Satya memutar bola matanya malas.
"Kamu punya pacar?" Tebak Elena, ia sendiri agak kurang percaya dengan tebakannya. Pasalnya selama mengenal Keyra, gadis itu tidak pernah bercerita tentang cowoknya atau bahkan melihatnya pacaran pun tidak pernah. Karena setiap hari Keyra selalu berada di rumahnya.
Keyra tersenyum tersipu malu, akhirnya ia jawab "Belum."
Tawa Satya kembali pecah, Keyra tadi berkata dengan pedenya jika hatinya milik orang lain tapi ternyata masih jomblo. Sedangkan Elena hanya terkekeh kecil saja.
"Kalian bisa diam tidak? Sesama jomblo di larang meledek." Ketus Keyra. Bisa-bisanya mereka meledek, padahal status mereka sama.
"Oke oke." Elena menghentikan tawanya "Lagian kamu bicara seolah sudah punya pacar saja."
"Gayanya saja seperti sudah punya pacar, taunya masih jomblo." Ejek Satya di sertai tawa khasnya.
Jika saja Keyra tak punya hati, sudah di pastikan sepatu miliknya akan terbang ke wajah Satya. Cowok itu sangat suka sekali mengejeknya.
"Aku tuh jomblo bukan karena tidak laku, tapi--... Yaaa begitulah." Ucap Keyra sulit di mengerti.
"Begitu gimana?" Tanya Elena.
"Yaa banyak yang suka sama aku, mereka juga banyak yang nyatain cinta sama aku tapi aku tidak suka mereka, giliran aku suka sama seseorang, orang itu tidak suka aku. Begitu saja terus sampai nih bumi jadi kotak." Gerutu Keyra meratapi nasib jomblonya.
Kini tawa Elena pecah, baginya sangat lucu mendengar Keyra yang sedang menggerutu tidak jelas.
"Jangan menertawaiku El." Cemberut Keyra membuat Elena berusaha nahan tawanya.
"Memangnya bagaimana tipe cowok idaman kamu itu?" tanya Elena agar Keyra tak cemberut lagi.
Keyra tersenyum membayangkan cowok yang di sukainya "Dia tinggi, tampan, baik, perhatian, cool, berdamage, dingin di luar namun aslinya hangat. Dan yang paling penting..." Dia menggantungkan ucapannya sejenak lalu melirik Satya sambil mendelik "Dia tidak pernah ngajak ribut."
Satya enggan menanggapi, ia hanya melempar tatapan sinisnya saja.
"Tipemu sangat sempurna sekali, mana ada cowok seperti itu." Ucap Elena tak percaya.
"Ada dong." Balas Keyra sangat yakin, karena ia sudah menemukannya "Kamu sendiri bagaimana tipe idamanmu?" Tanyanya berbalik pada Elena.
Pertanyaa Keyra juga di manfaatkan Satya, ia menatap Elena menyelidik menunggu jawabannya. Barangkali jawaban itu adalah dirinya sendiri. Keyra tentu tahu Satya sedang menunggu jawaban Elena, dia hanya tersenyum membiarkannya saja. Sedikit berharap Elena membalas perasaan Satya, kasihan juga wajahnya kalau nanti di tolak Elena. Jika itu terjadi... Keyra orang pertama yang akan menertawakannya.
"Tidak ada." Jawab Elena singkat, padat dan jelas.
"What?!" Pekik Keyra tak percaya, begitupun Satya.
"Aku tidak memikirkan cowok saat ini, yang ku inginkan adalah kebahagiaan Bundaku." Lanjut Elena apa adanya.
"Oh ayolah El, itu sudah pasti. Tapi aku yakin kamu pasti punya kriteria idaman kan? Pliss lah katakan." Desak Keyra, ia begitu penasaran.
"Kenapa kamu sangat penasaran sekali." Elena tak habis pikir.
"Yaa apa salahnya aku tanya. Kamu sendiri sudah bertanya padaku lalu ku jawab, sekarang gantian dong aku yang tanya kamu." Kekeh Keyra, ia harus dapat jawabannya. Jika tidak, mungkin sulit baginya untuk tidur nyenyak.
Elena menghembuskan nafas panjang "Kamu mau tau tipe idamanku?"
"Iya. Katakan." Keyra antusias, begitupun Satya.
"Cowok idamanku--..." Elena sengaja menggantungkan ucapannya, membuat mereka makin penasaran.
"Ya apa?" Tanya Keyra makin tak sabar.
"Cowok tulen." Seru Elena di iringi tawa yang terdengar sangat menyebalkan
"Yaaakkk." Keyra melotot kesal, dia sudah sangat serius tapi Elena malah bercanda.
Sedangkan Satya sendiri malah tersenyum melihat Elena tertawa. Gadis pujaan hatinya itu sangat menggemaskan saat tertawa, ingin sekali dia mengarungi Elena lalu membawanya pulang.
.
~Bersambung~
*-*-*-*-*-*-*-*-*
Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengsss...
Love You~