Qing Shuang berjuang untuk menjadikan suaminya Han Feng, dari seorang pangeran terbuang hingga berkahir sebagai putra mahkota.
Berguru pada Guru Negara yang bahkan harus di hormati oleh kaisar, selama tiga tahun.
Mengatur strategi melawan semua pangeran yang memiliki kekuasaan lebih besar.
Tapi.
Bukannya rasa cinta yang didapatkan olehnya. Dirinya diceraikan pada malam pernikahan. Han Feng ternyata hanya memanfaatkannya, untuk mendapatkan kekuasaan. Sedangkan yang dicintai Han Feng adalah adik Qing Shuang, bernama Zhu-Zhu.
Dirinya dituduh berselingkuh, ibu asuhnya dibunuh. Ayah kandungnya bahkan seluruh keluarganya malah mendukung sepupunya.
Qing Shuang dibuang dalam keadaan sekarat ke makam masal. Di luar dugaan, wanita itu berusaha bangkit. Meraih uluran tangan guru negara.
Pria berambut panjang putih yang telah menjadi gurunya selama 3 tahun itu berucap."Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..."
"Perlahan..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meet
Pion dapat digerakkan dengan mudah akan ada giliran bagi lawan untuk memainkannya. Melangkah menelusuri lorong, mengenakan pakaian putih polos dengan hiasan rambut yang tidak begitu banyak.
Sang nenek memintanya untuk berdoa di kuil hari ini. Kuil lain yang terbuka untuk umum, lebih tepatnya terletak di kaki gunung.
Namun, sebelumnya dirinya melangkah menuju aula utama. Matanya menelisik mengamati keberadaan ayahnya disana. Dilengkapi dengan Hwa Li. Sedangkan Zhen-Zhen sudah pasti berpura-pura sakit tidak berdaya.
Lan Fang tersenyum padanya. Baik! Ini tidak biasa, sudah pasti Lan Fang akan menjalankan strategi untuk menghancurkannya. Shen Hao Jun juga ada di tempat ini, sesekali terbatuk-batuk. Sudah pasti kakaknya akan diracuni pelan-pelan sampai mati. Dasar anak durhaka bodoh!
"Qing memberi hormat pada nenek..." Ucapnya pelan, menatap ke arah sang nenek yang ditemani Ling-Ling.
"Hari ini kamu akan ke kuil. Kirimkan salamku pada guru besar. Minta juga jimat keselamatan mengingat dalam waktu dekat kamu akan menikah." Nasehat dari sang nenek, sedikit melirik ke arah Shen Lan Fang.
"Baik nenek..." Qing tersenyum, tapi untuk membuat lawan tidak waspada, terkadang kita harus mengorbankan sesuatu yang sama sekali tidak berharga."Nenek, aku dengar-dengar kesehatan nenek dan Hao Jun sedang tidak baik. Karena itu aku khusus menyiapkan ginseng 1000 tahun."
"Ginseng 1000 tahun?" Tanya Yue Jing berbinar.
"Qing sebagai cucu benar-benar tidak berbakti." Qing menghapus air matanya yang tidak keluar menggunakan saputangan."Kak Jin Ming sudah memberikan banyak nasehat untuk Qing karena menyadari hubungan Qing tidak baik dengan keluarga. Kak Jin Ming berkata wajar bagi nona pertama keluarga Shen untuk berkorban. Sebagai bakti dari nenek dan seluruh keluarga yang sudah membesarkan Qing. Qing... selanjutnya akan menjadi cucu yang berbakti untuk nenek. Tidak akan menentang Zhu-Zhu lagi."
Yue Jing menghela napas, kemudian tertawa."Baik! Baik! Nenek hargai ketulusanmu."
Tapi di mata Qing Shuang berbeda. Orang tua munafik yang sudah melihat ketulusan tapi tidak bersedia menghentikan niat jahat. Karena itu...jangan salahkan dirinya akan berbuat kasar kali ini. Walaupun belum mengetahui apa rencana mereka.
"Qing... inilah yang kakak inginkan. Keluarga kita tetap damai. Kamu menjadi manja dan kejam karena didikan ibu yang terlalu memanjakanmu." Ucap Hao Jun kembali terbatuk-batuk.
"Qing sudah menyadari kesalahan. Maafkan Qing kakak, Qing terlalu terkena pengaruh buruk ibu..." Qing tersenyum menunjukkan aura anggun.
Sedangkan Lan Fang bagaikan sudah tidak sabaran melihat kematian gadis ini.
"Pergilah..." Ucap Lan Fang.
"Baik bibi, tapi...jika boleh Qing memberikan saran. Mohon bibi tidak mempersulit para selir. Mereka begitu mencintai ayah, begitu menghormati nenek. Selama aku pergi, mohon kelola Harem dengan baik..." Ucap Qing Shuang menunduk memberi hormat.
Lan Fang tertawa miris, mengepalkan tangannya penuh kebencian. Ular berbisa ini benar-benar sulit dihadapi.
Kala Qing hendak melangkah keluar, panggilan dari sang ayah membuatnya menoleh.
"Tunggu! Qing! Bisa gunakan hadiah pertunanganmu. Ayah tidak sengaja menggunakan uang bantuan yang diberikan pembendaharaan. Jadi... untuk kehormatan keluarga Shen---" Kalimat Duan Lin disela.
"Tentu ayah..." Jawabnya tersenyum, menyerahkan beberapa lebar uang keras dari balik lengan bajunya."Ini karena istri sah tidak dapat mengelola keuangan kediaman Shen dengan baik. Ayahku sungguh sangat malang..." Gumamnya.
"Apa maksudmu!?" Bentak Lan Fang.
"Maafkan aku bibi, tapi aku hanya membela ayah. Ini demi kepentingan ayah. Bibi tidak boleh begitu pelit padanya, hingga ayah tidak sengaja mengambil dana istana untuk keperluan pribadi. Andai saja selir Ling-Ling yang mengelola..." Qing memprovokasi penuh senyuman.
Mata Lan Fang memerah menahan amarah. Jemari tangannya mengerat bagaikan dapat menghancurkan wanita ini kapan saja.
"Aku tidak---" Kalimat Lan Fang disela.
"Qing akan berangkat. Ayah...tapi maaf setelah ini untuk sementara waktu Qing tidak dapat menggunakan hadiah pertunangan. Kak Jin Ming begitu ketat dengan urusan keuangan. Jadi setelah Qing menikah nanti, baru akan memberikan mahar dan hadiah pertunanganku pada ayah. Qing hanya tidak ingin hubungan Qing dan kak Jin Ming memburuk." Kalimat lembut, tidak berdaya, bagaikan seorang anak yang benar-benar berbakti pada ayahnya.
"Tuan suami... setelah Qing menikah semua akan menjadi milik tuan suami. Setara dengan setengah kekayaan kekaisaran. Karena itu...tuan suami sebaiknya menggunakannya sebaik mungkin. Membuat keluarga Shen terlihat lebih bermartabat guna menyambut pengantin nantinya." Ucap Hwa Li menuangkan arak.
"Ibu mertua juga. Nanti Ling-Ling pilihkan pakaian sutra dan perhiasan terbaik untuk ibu mertua." Kalimat dari Ling-Ling memijit Yue Jing.
Lan Fang mengerutkan keningnya. Uang darimana? Sedangkan pembendaharaan kediaman keluarga Shen sekarang benar-benar kacau dengan kemunculan ketiga orang selir ini.
"Keuangan keluarga..." Kalimat Lan Fang terhenti.
Prang!
Duan Lin melempar cawan arak hingga jatuh berhamburan di lantai."Jika tidak ada uang tinggal berhutang saja! Selangkah lagi Qing akan menikah dengan pria terkaya di benua ini. Setelahnya bahkan kekayaan keluarga Shen akan mengalahkan kekayaan keluarga kekaisaran."
Qing diam-diam tersenyum kemudian melangkah pergi tanpa disadari semua orang. Perlahan keluarga Shen akan runtuh. Tiga orang selir yang akan hidup seperti penghisap darah.
Wanita yang pada akhirnya menaiki kereta kuda, guna melanjutkan perjalanan menuju kuil. Tidak dapat menebak bagaimana Lan Fang akan menjalankan rencananya kali ini perangkap dapat datang dari mana saja.
Tapi semakin melawan, bukankah akan semakin menarik? Bagaikan serangga yang terjebak di dalam jaring sutra seekor laba-laba.
Cukup jauh jarak kuil yang berada di kaki gunung. Tapi kereta kuda berhenti di tengah perjalanan.
Dirinya menengok hendak turun. Para bandit terlihat, lebih tepatnya segerombolan bandit. Tidak bisakah Lan Fang menggunakan trik yang lebih baik. Ibunya juga disiksa dengan cara seperti ini. Dirinya juga hampir dibunuh oleh para bandit.
"Apa kak Jin Ming mengirimkan penjaga yang kuat?" Tanyanya mengingat dua orang pengawal yang dikirimkan gurunya. Entah kenapa sang guru tidak menghubunginya hingga kini. Membuat dirinya begitu cemas.
Sang pelayan mengangguk."Mereka yang terbaik diantara para tentara bayaran."
Tetap saja dirinya ingin menonton. Menyingkap tirai, maka pertempuran terlihat.
Tapi, bukan dua orang pengawal Ming Yuan yang masih bersembunyi yang bertarung. Melainkan sekitar 10 orang prajurit?
Dirinya tertegun diam, kala menyadari ada kereta kuda didekat kereta kudanya. Bukan kereta kuda biasa, tapi kereta kuda milik keluarga kerajaan.
Seorang pemuda berada di sana. Lebih tepatnya telah duduk di kursi roda yang sepenuhnya terbuat dari kayu.
Pangeran ke 7, pangeran Xuan Zhan. Tersenyum menatap ke arah arahnya. Pemuda yang begitu rupawan sejatinya.
Suara pertempuran masih terdengar. Qing Shuang melangkah mendekatinya. Dalam imajinasinya mungkin wanita ini akan berterima kasih.
Tapi.
"Maaf yang mulia pangeran. Hamba rasa tidak perlu menyelamatkan hamba---" Kalimat Qing terhenti kala dirinya tidak sengaja didorong oleh bandit yang roboh akibat ditebas pengawal pangeran Xuan.
Gadis yang terjatuh tepat di pangkuan pangeran Xuan. Dua pasang mata saling menatap.
Haruskah kita berteriak, guru! Muridmu belajar pacaran!
Zhu-Zhu merasa benar dgn perbuatannya sekalinya dibalas dgn hal yg sama oleh lawan maka hal itu jadi salah dimatanya 😌
sukses selalu🔥