NovelToon NovelToon
After Returning

After Returning

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Seraphine Grey meminta ibu dari Damien Knox untuk menjodohkan mereka berdua karena ia tahu Damien tidak bisa menolak permintaan ibunya. Dari dulu Sera sudah mencintai Damien, namun bahkan hingga tiga tahun pernikahan mereka perasaannya tidak terbalas sedikitpun.

Damien hanya mencintai satu wanita. Saat wanita itu kembali, Damien dengan tega membawanya ke dalam rumah pernikahan mereka. Sera meninggal tragis saat mencoba menjauhkan wanita itu dari Damien.

Tuhan memberinya kesempatan kedua. Sera kembali ke malam pertama pernikahan mereka. Rasa sakit yang Sera dapatkan selama menikah dengan Damien membuat Sera tidak lagi mengemis cintanya. Sera ingin secepatnya pergi namun fakta baru yang didapatkan tentang benang kusut antara Sera, Damien, dan mantan kekasih Damien yang tak pernah terurai membuatnya ragu. Apakah Sera akan tetap pergi atau mengurai misteri yang ada bersama Damien?



Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Sera mengeratkan Hoodie-nya dan menurunkan tudungnya untuk menutupi sebagian besar wajahnya. Rambut panjangnya terjuntai di kedua sisi wajahnya. Ia masuk ke dalam lift dan menekan angka 29. Ada beberapa orang dalam lift yang memberinya pandangan aneh.

Ini musim panas dan ia memakai Hoodie hitam kebesaran, bukan pakaian yang cocok untuk musim panas. Ia mengabaikan tatapan aneh orang-orang itu, ia berdiri di sudut lift hingga pintu lift terbuka di lantai 29.

Pintu lift terbuka dengan bunyi pelan. Sera melangkah keluar, sejenak berhenti di ambang pintu seolah menyesuaikan napasnya. Lorong apartemen terbentang sunyi, diterangi lampu temaram yang memantulkan bayangannya di lantai mengkilap. Suara langkah sepatunya terdengar jelas, bergema lembut di ruang sempit yang terasa terlalu hening.

Ia berjalan menyusuri lorong, pandangannya tertuju pada deretan pintu bernomor. Tangannya mengepal samar di sisi tubuh, lalu mengendur saat ia berhenti di depan salah satu pintu. Nomor 29. Ia mengangkat tangan, ragu sepersekian detik, sebelum akhirnya menekan bel.

Denting bel terdengar nyaring, memecah kesunyian lorong. Sera menarik napas dalam, menurunkan tangannya perlahan, dan menunggu di depan pintu.

Beberapa detik berlalu. Dari balik pintu terdengar suara langkah mendekat, lalu bunyi kunci yang diputar. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan seorang pria berdiri di ambangnya. Wajahnya yang semula datar seketika berubah. Alisnya terangkat, matanya melebar tipis, jelas terkejut.

“Sera?” ucapnya pelan, hampir seperti tidak percaya.

Belum sempat pria itu berkata apa-apa lagi, Sera sudah melangkah maju. Bahunya menghantam ringan dada pria itu, cukup untuk membuatnya mundur selangkah. Ia menerobos masuk ke dalam apartemen.

“Tenang saja,” katanya sambil melirik sekilas ke sekeliling ruangan, bibirnya melengkung tipis penuh sindiran. “Aku tidak datang untuk merampok, Noah.”

Pria itu menutup pintu dengan refleks, wajahnya tegang. “Apa yang kamu lakukan disini?”

Sera berhenti di tengah ruang tamu, berbalik menghadapnya perlahan. “Aku hanya ingin melihat,” ujarnya sinis, “seperti apa hidup orang yang sudah merusak rumah tanggaku. Kamu dan Aurel pasti bersekongkol untuk membuat fitnah itu.”

Ia menyilangkan tangan di dada, menatap pria itu dari ujung kepala sampai kaki, lalu terkekeh pelan. “Apartemenmu nyaman.” Sera mendekat, menatap ke mata Noah tanpa rasa takut sedikitpun. “Aku datang untuk memperingatkan, kalau kamu tidak segera konfirmasi dan menjelaskan pada suamiku apa yang sebenarnya terjadi, aku pasti akan menghancurkan karirmu.”

“Silahkan coba, Sera.” Noah tersenyum miring, menantang Sera untuk membuktikan omongannya. “Mari kita lihat, apa kamu cukup mampu untuk menghancurkan karirku.”

Sera mengepalkan tangannya, menatap lebih lama wajah tampan nan menyebalkan itu.

“Tunggu saja.” Desis Sera, kemudian melangkah lebar keluar pintu.

Sera melangkah cepat menyusuri lorong, tidak menoleh sedikitpun saat pintu apartemen tertutup di belakangnya. Begitu tiba di depan lift, ia menarik tudung hoodie-nya, menutupi sebagian besar wajahnya. Kain gelap itu jatuh rendah, menyisakan hanya bayangan matanya.

Beberapa menit kemudian, pintu utama gedung apartemen terbuka.

Ia keluar ke udara sore yang panas, langkahnya tergesa. Baru beberapa langkah menjauh dari pintu kaca, sebuah suara memanggil tajam.

“Nona! Tunggu sebentar!”

Ia menegang.

Seorang pria dengan kamera tergantung di lehernya berdiri di trotoar, menatapnya penuh curiga. Dalam hitungan detik, dua orang lain menyusul, mengangkat ponsel dan kamera, kilatan lensa langsung mengarah padanya.

“Bisakah anda perlihatkan wajah ke kamera, anda terlihat seperti Nona Seraphine!”

“Apakah Anda baru saja menemui Noah Fletcher?”

“Benarkah rumor perselingkuhan itu?”

“Sejak kapan hubungan kalian dimulai?”

Sialan!

Sera menunduk lebih dalam, mempercepat langkahnya. Tangannya menahan tudung agar tak tersingkap, rambutnya tersembunyi rapat. Kilatan kamera bertubi-tubi menyala, suara rana bersahutan seperti hujan yang tak memberi jeda.

“Mohon komentar satu kalimat saja!”

“Apakah anda baru saja bertemu Noah?”

Ia tidak menjawab. Bibirnya terkatup rapat, rahangnya mengeras. Ia berbelok tajam ke arah jalan samping, hampir berlari kini, sementara para wartawan mengejarnya, sepatu mereka menghantam trotoar, suara napas dan pertanyaan terus menghimpit dari belakang.

Di balik tudung hoodie itu, wajahnya tetap tersembunyi. Ia mempercepat lagi langkahnya, para wartawan itu masih mengejarnya. Padahal tadi ketika Sera masuk, mereka tidak ada, sekarang tiba-tiba saja sudah berada di depan gedung apartemen Noah.

Ia baru beberapa langkah dari sudut jalan ketika deru mesin berhenti tepat di depannya. Sebuah mobil mewah berwarna gelap meluncur pelan, lalu mengerem halus, memotong jalurnya. Kilatan kamera sempat mengarah ke kendaraan itu sebelum kaca jendela tertutup rapat.

Pintu belakang terbuka.

Seorang pria turun, jasnya rapi, wajahnya datar tanpa ekspresi. Ia membuka pintu lebih lebar dan berkata singkat, suaranya rendah dan dingin, nyaris tanpa emosi, “Masuk.”

Sera berhenti. Tangannya masih menahan tudung hoodie, tubuhnya kaku. Perlahan, ia mendongak.

“Damien,”

Damien menatapnya dengan tatapan tajam, rahangnya mengeras namun berusaha untuk tidak meledak.

Beberapa wartawan sudah mendekat, suara mereka kembali riuh.

“Tuan Knox, apa komentar anda soal skandal istri anda?”

Damien tak melirik ke arah mereka. Pandangannya terkunci pada Sera, dingin dan tak terbaca. Tidak ada amarah yang meledak, tidak juga kepanikan, hanya jarak yang terasa lebih menyakitkan.

“Masuk sekarang.” ulangnya pelan dan penuh penekanan.

Sera menelan ludah. Tanpa berkata apa pun, ia melangkah masuk ke dalam mobil. Pintu ditutup dengan bunyi berat yang memutus suara wartawan di luar. Mobil itu melaju pergi, meninggalkan kilatan kamera dan pertanyaan yang belum terjawab.

Mobil melaju dalam keheningan, Sera duduk tegak, kedua tangannya bertaut di pangkuan, tudung hoodie sudah ia turunkan. Wajahnya pucat, matanya menatap lurus ke depan, seolah sedang menata kata-kata di kepalanya.

“Aku bisa jelaskan,” ujarnya akhirnya.

Damien di sampingnya tidak langsung menoleh. Tatapannya tetap ke arah jalan, rahangnya mengeras.

“Tidak perlu,” katanya singkat, tanpa emosi.

“Aku tetap akan jelaskan.” Sera merasa bersalah setelah satu Minggu tidak bertemu Damien dan saat bertemu lagi, Damien malah melihatnya di kejar-kejar wartawan karena ia ketahuan baru keluar dari gedung apartemen Noah. Ia takut Damien akan semakin salah paham.

“Aku datang ke apartemennya untuk meminta dia menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi. Noah itu teman Aurel, mereka telah merencanakan semuanya. Hal itu dilakukan untuk kepentingan agar bisa lebih cepat menyingkirkan semua keluarga Knox. Percayalah padaku, Damie. Aku tidak selingkuh, yang aku lakukan hanya untuk membantumu.” Sera menoleh, mencoba memahami wajah datar Damien. Pria itu terus menatap lurus ke depan.

“Aku memintanya bicara ke media,” lanjut Sera,lebih cepat kini. “Mengatakan bahwa semua itu tidak benar. Bahwa kami tidak pernah menjalin hubungan apapun.”

“Kamu tidak perlu menjelaskan apapun, Sera. Perceraian kita sudah di proses.”

Sakit. Sakit sekali. Padahal seharusnya Sera senang, tapi kenapa rasanya sangat sakit?

“Damie, beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa semua ini tidak benar.” Sera memegang tangan Damien, berharap Damien melihatnya dan memberinya sebuah kesempatan.

Mobil berhenti di lampu merah. Pantulan wajah mereka terlihat samar di kaca depan.

“Semua ini sudah direncanakan oleh orang-orang yang ingin menghancurkan kamu, Damie.” Kata Sera dengan suara rendah, hampir memohon supaya Damien mau mempercayainya.

Lampu hijau menyala. Mobil kembali melaju.

Damien tidak menjawab. Ia hanya menatap lurus ke depan, seolah Sera tidak ada disampingnya.

...✯✯✯...

...like, komen dan vote 💗...

1
Dew666
🍭🔥
kalea rizuky
MC lemah menye2 mood baca anjlok
kalea rizuky
ttep goblok meski uda pernah Mati g guna jg lu. balik. oon
kalea rizuky
kebanyakan ngomong dalam hati
kalea rizuky
tololl urus cerai lahh trs pergi jauhh males liat MC oon
Kevin
🥰🥰🥰
Dew666
🍭🔥
Ayano Rosie (Rosneneng juanda)
kok sera malah selalu masuk jebakan Batman? apa gunanyabdia kembali ke masa lalu KLO tetap aja ga bisa berpikir secara taktis? 🤭🤭
olyv
lanjut 💪💪
Dew666
🍡🔥
Dew666
🍡🍭
Nda
seharusnya Damien,dengerin penjelasan Sera dlu..
kyanya Sera dijebak..😩
Dew666
💐🍡🍭
Dew666
👑👑👑👑
olyv
waduhh jangan bilang sera di jebak oleh aurel dan komplotannya
Dew666
❤️‍🩹👩‍❤️‍👩💎
Dew666
👄❤️‍🩹
sarinah najwa
serasa mundur lagi ceritanya
Dew666
👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩
Nda
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!