NovelToon NovelToon
Trapped In Revenge

Trapped In Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: GraceAnastasia

Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.

"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kucing

"Ian, masa udahan latihannya aku belum lelah!" Rengek Roce saat mereka sudah memasuki markas kembali.

"Tidak ada latihan berat untukmu Roce, aku tidak mengizinkannya." Ujar Killian tegas.

Dengan kesal Roce cemberut, "Kalau begitu bagaimana aku bisa kuat melawan ayah!" Ujarnya kesal.

Killian memandang Roce dengan tatapan dalamnya, "Roce kamu wanitaku, gunakanlah otakmu untuk memanfaatkanku kamu tidak perlu mengotori tanganmu sendiri." Ujar Killian seperti perintah untuk memanfaatkan dirinya.

Roce memandang Killian dengan tatapan sulit di artikan, "Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi." Ujar Roce membuat tanda tanya dalam pikiran Killian.

"Sudahlah aku mau makan, jadi cepat beri aku makan!" Ujar Roce saat Killian masih terdiam.

Mata Killian membesar teringat sesuatu, Roce belum sarapan!

"Sorry El aku melupakan kamu belum sarapan, kamu ingin makan apa biar aku buatkan." Ujarnya, langsung menggendong Roce membawanya kedapur dan segera memasakan sarapan untuk Roce dan dirinya.

Dalam hatinya Killian merasa kesal pada dirinya bagaimana dia bisa melupakan hal sepenting ini, untung saja Roce tidak pingsan saat dilapangan jika tidak Killian tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika Roce kenapa-kenapa.

Killian memasak pasta untuknya dan Roce, setelah matang dengan penuh perhatian Killian menyuapi Roce. Killian makan setelah Roce merasa kenyang, karena Killian tidak tega jika nanti dia makan sebelum Roce kenyang.

"Kenyangnya." Lirih Roce sambil mengelus perutnya yang membuncit.

"Ian bolehkan aku memelihara kucing?" Tanya Roce memandang dengan penuh harap, kemarin Roce melihat konten kucing di handphonenya membuatnya ingin memiliki hewan itu karena sejak dulu dia tidak di izinkan untuk memelihara.

"Kucing?" Tanya Killian sambil berpikir, "Aku punya 2 kamu ingin melihatnya?" Ujar Killian.

Dengan semangat Roce mengangguk, Roce tidak menyangka selain memelihara kuda Killian memelihara kucing sepertinya Killian merupakan pecinta binatang.

"Aku ingin melihatnya, dimana dia?"

"Dikandangnya,"

"Ayok kesana cepat!" Killian terkekeh melihat Roce tengah menyeret tubuhnya yang jauh lebih besar darinya.

"Iya-iya sabar." Ujar Killian mengusap rambut Roce gemas.

Killian membawa Roce kekandang kucingnya, namun setelah membuka kandang tubuh Roce menegang. Tidak bukan kucing ini yang dia maksud, kucing yang Roce maksud itu kucing kecil yang manis yang dipelihara di rumah dan tidur bersama. Bukan ini,

"Huwaaa!" Teriak Roce langsung melompat ke gendongan Killian, saat kedua kucing itu mendekat.

"Rex, Dio, jangan nakal!" Tegas Killian memandang kedua kucingnya tajam saat mengeram ke arah Roce.

"Ian, it-itu singa dan harimau! Bukan kucing!" Kesal Roce langsung menangis karena ketakutan dengan binatang buas itu.

Killian di buat kebingungan, bukankah Roce ingin kucing? Tapi kenapa ketakutan pada kedua kucingnya yang bahkan kini dengan manja mengendus-endus kakinya. Bagi Killian mereka adalah kucing Killian, kucing kesayangan Killian.

"Tapi ini kucingku El." Santai Killian membuat Roce semakin menangis.

"El jangan menangis ayok berkenalan dulu," Ujar Killian sambil mencoba menurunkan Roce, namun Roce dengan erat memeluknya.

Kedua kucing lucu Killian hanya memandangi tuannya dengan tatapan begitu polos, mereka seakan paham dengan tuannya. Bahkan dengan begitu pintarnya mereka membuat ekspresi seolah binatang rumahan yang jinak.

"Lihatlah El, mereka sangat polos." Ujar Killian sambil mengusap air mata Roce.

Karena kepo Roce pun melihatnya, benar saja Rex dan Dio begitu imut seakan bukan binatang buas. Melihat wajah cantik Roce Rex dan Dio langsung semangat dan antusias untuk berkenalan, Killian terkekeh melihat antusias mereka. Tidak biasanya mereka berdua jinak pada orang lain selain dirinya, Killian semakin yakin bahwa Roce memiliki sihir penjinak.

"Gemas." Lirih Roce melihat mereka dengan tatapan berbinar, melihat itu Killian menurunkan Roce.

Rex dan Dio menghampiri Roce dan langsung menjilat kaki Roce yang berbalut celana, Roce mengusap kepala Rex membuat singa jantan itu nyaman. Kegiatan serupa dia lakukan pada Dio juga membuat Harimau jantan itu semakin nyaman dengan.

"Mereka jinak." Ujar Roce menatap Killian berbinar, dengan senyumannya Killian mengangguk.

Dengan senang Roce berjongkok dan memeluk kedua kucing Killian dengan sayang.

"Huwaaaa gemasnya." Ujar Roce senang mendapatkan mainan baru.

Roce berlari ke ujung kadang membuat Rex dan Dio mengejarnya lalu berguling-guling bersama, selama bermain Rex dan Dio bahkan tidak mengeluarkan cakarnya. Killian yang melihat tawa Roce tersenyum senang, bukankah itu kucing yang Roce inginkan. Batinnya puas.

Killian melihat jam yang melingkar di tangannya sudah menujukan pukul 1 siang, dia memanggil Roce karena harus pergi untuk menyelesaikan sesuatu.

"Rocella." Panggilannya, merasa dipanggil Roce segera menghampiri Killian dengan Rex dan Dio yang terus mengikutinya.

"Iya Ian?"

"Aku harus segera pergi ke ruang bawah tanah apakah kamu mau ikut?" Dengan cepat Roce menggelengkan kepalanya, dia masih ingin bermain dengan Rex dan Dio.

"Okey tapi kamu harus kembali keruanganku disini tidak aman, bisa saja sewaktu-waktu Rex dan Dio menyerangmu." Ujar Killian merasa cemas, bisa saja kan kucingnya ini tiba-tiba menyerang Roce. Apalagi kucingnya selama ini hanya patuh padanya.

Mendengar Killian yang menyuruh Roce pergi Rex dan Dio langsung mengeram marah pada Killian, "Kenapa kalian marah padaku!" Kesal Killian saat kedua kucing jinaknya malah sekarang tidak mengakui tuannya.

"Jangan memarahi mereka!" Marah Roce langsung memeluk Rex dan Dio seolah mencoba menenangkan mereka dari amarah Killian.

Benar saja mereka langsung patuh dan begitu manja pada Roce, melihat hal itu membuat Killian mengendus kesal. Bagaimana bisa mereka melupakan tuannya begitu cepat dan apa ini mereka lebih nurutin Roce daripada dirinya.

"Aku ingin tetap di sini bersama mereka, nanti aku pasti akan kembali keruangan Ian tenang saja mereka jinak. Iyakan Rex, Dio?" Tanya Roce pada mereka, dengan cepat mereka menampilkan wajah begitu jinak dan polos.

"Lihat mereka mengerti." Killian berdecak sinis melihatnya.

Dengan berat hati Killian melepaskan Roce dengan kedua kucing kesayangan yang kini sudah menjadi lawannya dalam memperebutkan Roce.

"Okey hati-hati aku pergi dulu." Sebelum pergi Killian melumat bibir Roce sebagai penyematnya.

"Jangan nakal kalian!" Mereka mengeram menujukan taring pada tuannya yang mengancamnya.

"Hey sudahlah." Ujar Roce mengelus kepala mereka bersamaan.

Setelah Killian pergi Roce segera duduk di atas batu di bawah pohon, di samping kanan kirinya Rex dan Dio tertidur dengan manja saat Roce menyanyikan lagu untuk mereka. Di luar kandang ke empat Dominic yang akan menemui Killian di buat syok dengan kehadiran sang nona di dalam kandang, apalagi kadang tertutup.

"Nona!" Pekik mereka di ujung kandang, sontak Roce dan kedua kucingnya itu langsung terkejut.

Bahkan dengan cepat Rex dan Dio langsung bangun dan berlari kearah mereka mengeluarkan cakar dan taringnya, untung saja mereka langsung menjauh dari kandang jika tidak sudah pasti kulit mereka terkoyak.

Roce yang tersadar segera menghampiri kucingnya, menenangkan mereka untuk tidak menyerang.

"Rex, Dio no!" Pekik Roce dengan cepat keduanya langsung berhenti dan menunduk di hadapan Roce seakan tengah di marahi.

"Nona apa yang Nona lakukan di dalam cepat keluar mereka berbahaya." Ujar Aaron dengan nada panik, takut saja nonanya terluka bisa-bisa habis mereka di tangan tuannya.

Mendengar suara berisik Rex dan Dio langsung mengeram, Roce menghela nafas dengan pelan dia mengatakan bahwa Rex dan Dio itu adalah binatang jinak dan dia sedang bermain bersama mereka sehingga empat Dominic tidak usah khawatir padanya.

Setelah menjelaskan cukup panjang akhirnya mereka mengalah dan pergi meninggalkan Roce dengan kedua kucing itu.

1
So
Yang semangat yang semangat/Determined/
Browniecat: okey say, thanks dah mampir. Love sekebon ❤
total 1 replies
An
/Doge/
An
Hidung
Browniecat
NOTE:

Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.
Bian cha
*Kalian?
So
jadi di up nih?
Browniecat: iya👉🏻👈🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!