Menurut Kalian apa itu Cinta? apakah kasih sayang antara manusia? atau suatu perasaan yang sangat besar sehingga tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata?.
Tapi menurut "Dia" Cinta itu suatu perasaan yang berjalan searah dengan Logika, karena tidak semua cinta harus di tunjukan dengan kata-kata, tetapi dengan Menatap teduh Matanya, Memegang tangannya dan bertindak sesuai dengan makna cinta sesungguh nya yang berjalan ke arah yang benar dan Realistis, karena menurutnya Jika kamu mencinta kekasih mu maka "jagalah dia seperti harta berharga, lindungi dia bukan merusaknya".
maka di Novel akan menceritakan bagaimana "Dia" akan membuktikan apa itu cinta versi dirinya, yang di kemas dalam diam penuh plot twist.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNFLWR17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
fakta-fakta lainnya
Kini Jevan, Alena, dan Nadia sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Sehingga tinggal Vhian sendiri yang sedang mengamati beberapa data yang dia curi. Semakin dia dalami, semakin dia terkejut.
"Gue kira hanya kasus biasa saja, ternyata di luar dugaan," gumam Vhian. Fokus Vhian, tiba-tiba buyar karena panggilan masuk di ponselnya.
"Halo, kenapa?" Ujar Vhian.
"Buka, gue di depan apartemen lo."
Vhian langsung mematikan panggilan tersebut dan langsung melangkah keluar dari kamarnya.
Kliik~
Pintu di buka, dan terdapat Kenzo yang sudah berdiri di depan pintu sambil membawa makanan yang sempat dia beli.
"Masuk," Ujar Vhian yang membuka pintu. Kenzo langsung masuk ke dalam dan langsung menaruh makanan yang dia bawa di atas meja pantry dapur, sedangkan Vhian hanya mengikuti dari belakang.
"Lo bawa apa?" Tanya Vhian yang langsung membuka plastik.
"Uuhh makanan, emang lo paling The Best!" Puji Vhian yang sudah menata makanan di atas meja, sedangkan Kenzo sudah duduk di counter stool, dan mereka berdua duduk berhadapan.
Akhirnya Vhian mulai menikmati makanan yang di bawa oleh Kenzo.
"Oh iya, habis ini gue mau ngomong serius sama lo, Bang," Ujar Kenzo sambil melihat ke arah Vhian. Vhian hanya menganggukkan kepala.
Vhian saat ini makan sangat lahap seperti orang tidak pernah makan selama dua hari saja, dan lihatlah area mulutnya sudah penuh dengan saus kacang dari sate.
Kenzo yang melihat itu langsung menyodorkan tisu yang tersedia di atas pantry.
Beberapa menit kemudian, Vhian sudah selesai makan dan saat ini mereka berdua sedang berada di ruang tamu, duduk di sofa sambil menonton drama Netfl*x.
"Oh iya, tadi katanya mau ngomong hal penting, mau ngomong apa?" Ujar Vhian tanpa melepas pandangannya dari tayangan di TV. Kenzo yang mendengar hal itu langsung menoleh ke arah Vhian, tapi dia hanya menatap dalam diam, seperti mengamati setiap inci wajah dari Vhian.
Vhian yang tidak mendengar balasan dari Kenzo langsung menoleh dan mereka sekarang saling memandang satu sama lain, Kenzo dengan wajah serius, sedangkan Vhian hanya mengerutkan kening.
Setelah hampir dua menit, akhirnya Vhian memecah keheningan dengan kalimat yang membuat Kenzo merinding.
"Lo kenapa natap gue sampai segitunya?"
"Jangan bilang lo suka ya sama gua? Sadar, bro!"
Kenzo yang mendengar itu langsung mengangkat ke dua kakinya lalu...
Bruukk!
Vhian langsung terjatuh dari sofa dengan tidak elitnya, karena tendangan dan dorongan yang kuat dari kedua kaki Kenzo dari samping.
"Aahkk, pinggang gue!" Teriak Vhian yang masih tergeletak di lantai. Untung saja di depan sofa ini tidak ada meja.
"Waah, gila lo! Kurang ajar banget sama senior!"
Kenzo hanya memutar matanya malas.
"Cepat bangun, gue mau bilang sesuatu," Ujar Kenzo, yang langsung membuat Vhian bangun dan kembali duduk di sofa sambil mengusap bahunya akibat tendangan tidak main-main dari Kenzo.
"Oke, cepat ngomong."
"Bang, gue cuman mau bilang, jangan ikut campur sama masalah keluarganya Alena." Suara tegas dari Kenzo yang membuat pergerakan tangan Vhian langsung berhenti.
"Kenapa gue jangan ikut campur?" Kini suara Vhian terdengar serius.
"Karena gue nggak mau lo terlibat, itu saja."
"Kalo gue tetap ikut campur, bagaimana?" Kini Vhian menatap Kenzo dengan seringainya.
Tatapan Kenzo tiba-tiba lebih datar, dan aura di dalam ruangan lebih berat.
"Jangan salahin gue kalo suatu saat lo kenapa-kenapa, seperti—"
"Chelsea, anaknya Victor Maherson?" Ucap Vhian yang memutuskan perkataan Kenzo.
Sedangkan Kenzo hanya diam, lalu dia tersenyum misterius menatap Vhian.
"Ingat kata-kata gue," Peringat Kenzo dengan serius.
"Enggak, gue bakal ikut campur sampai akhir," Ujar Vhian dengan nada menantang.
"Oke, kita lihat sampai akhir."
"Oh iya, soal kasus anaknya Victor Maherson ternyata berkaitan dengan keluarga lo, Kenzo." Vhian hanya menatap dengan senyum.
"Itu bukan urusan gue."
Sedangkan Vhian hanya mengangkat bahunya bodo amat.
"Oh, bagaimana ya, kalo gue bilang kalo lo anak haram dari bundanya Alena?" Ujar Kenzo, yang membuat Vhian terdiam sambil menatap tajam kearah Kenzo.
"Kenzo, gue harap lo tahu batasan! Jangan hanya karena kita sudah berteman lama, gue nggak berani sama lo."
Udara di dalam ruangan semakin suram dan berat.
"Bang Vhian, lo pasti kenal baik bagaimana sifat gue. Bagaimana, gue bakal terobos apa itu batasan jika itu menghalangi rencana gue."
Vhian yang mendengar itu langsung berdiri dan langsung mencengkeram kerah baju Kenzo, dengan wajah menahan marah.
Sedangkan Kenzo hanya menampilkan senyuman manisnya.
"Sialan." Vhian langsung melepas kasar kerah baju Kenzo.
"Maka pilih lah, mau jadi kawan apa lawan?"
Setelah mengatakan itu, Kenzo berdiri dan membuat Kenzo dan Vhian saling berhadapan, yang di mana Vhian terlihat pendek dari Kenzo.
Vhian hanya diam tanpa menjawab perkataan Kenzo.
"Oke, karena lo diam, maka gue anggap lo di pihak Alena." Setelah mengatakan itu, Kenzo mengusap kepala Vhian lalu menepuk tiga kali di bahu Vhian, dan langsung keluar dari apartemennya Vhian.
Sedangkan Vhian yang ditinggalkan, hanya berdiri diam dengan tangan mengepal. Kini hanya terdengar suara Tv yang menyala dari tadi.