NovelToon NovelToon
Belenggu Madu Pilihan Istri Ku

Belenggu Madu Pilihan Istri Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Nikah Kontrak / Penyesalan Suami / Dokter / Menikah Karena Anak
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

"Aku hanya minta satu tahun, Jingga. Setelah melahirkan anak Langit, kau bebas pergi. Tapi jangan pernah berharap cinta darinya, karena hatinya hanya milikku.” – Nesya.

_______

Di balik senyumnya yang manis, tersimpan rahasia dan ambisi yang tak pernah ku duga. Suamiku terikat janji, dan aku hanyalah madu pilihan istrinya—bukan untuk dicinta, tapi untuk memenuhi kehendak dan keturunan.

Setiap hari adalah permainan hati, setiap kata adalah ujian kesetiaan. Aku belajar bahwa cinta tidak selalu adil, dan kebahagiaan bisa datang dari pilihan yang salah.

Apakah aku akan tetap menanggung belenggu ini… atau memberontak demi kebebasan hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Nesya memaksa mengakhiri kontrak

...0o0__0o0...

...Langit duduk termenung di ruang tamu. Al-Qur’an yang tadi ia baca sudah tertutup, tapi pikirannya berputar tak menentu. Bayangan wajah Nesya terus hadir, bersama kata-kata pedas yang menolak semua logika dan nasihatnya....

...Ia menghela napas panjang. "Aku kecewa... sangat kecewa. Tapi aku tahu, cinta juga di uji dengan luka. Kalau aku menyerah sekarang, bagaimana nasib rumah tangga ini ?"...

...Langit menatap langit-langit rumah, lalu merapatkan tangannya di dada. “Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikkan hati. Lembutkan lah hati istriku. Jangan biarkan keluarga ini hancur hanya karena hawa nafsu dan cemburu.”...

...Dari balik pintu kamar, Jingga berdiri diam, mendengar lirih doa suaminya. Ia ingin mendekat, ingin menguatkan, tapi langkahnya tertahan....

...Hati Jingga pun resah, "Apakah aku justru penyebab retaknya rumah tangga ini ?"...

...Sementara itu, di kamar lain, Nesya terbaring dengan tatapan kosong. Air matanya sudah kering, namun hatinya masih penuh bara. “Aku tidak akan bisa ikhlas,” bisiknya lirih, “meski seluruh dunia memaksa ku.”...

...Suasana rumah makin senyap. Hanya ada tiga hati yang sama-sama di liputi resah, kecewa, dan luka—tapi tak satu pun berani memulai perdamaian....

...Di luar, bulan purnama menggantung indah di langit malam. Seolah menjadi saksi, bahwa badai dalam rumah tangga ini belum usai... dan perjalanan mereka baru saja memasuki babak baru....

...0o0__0o0...

...Malam itu, saat semua rumah sudah hening......

...Langkah kaki Nesya terdengar pelan menyusuri koridor. Matanya tajam, hatinya di liputi amarah dan penasaran. Sejak siang tadi, pikirannya di penuhi oleh satu hal: surat kontrak pernikahan Langit dengan Jingga....

...Nesya berniat ingin mengambil kontrak itu, bahkan ingin menjadikannya senjata agar bisa mengusir Jingga kapan saja....

...Perlahan, ia mendorong pintu kamar Jingga yang tak terkunci. Aroma lembut bunga melati menyeruak, membuat Nesya makin geram. "Berani-beraninya dia nyaman di rumah ini..."...

...Tangannya mulai menggeledah laci meja kecil di sisi ranjang, lalu membuka lemari pakaian yang rapi. Ia tahu, surat itu pasti di sembunyikan di tempat aman....

...Tiba-tiba terdengar pintu terbuka dan suara lembut meng-hentikan aktivitasnya....

...“Kak Nesya...?” suara lirih terdengar....

...Nesya terperanjat. Ia menoleh, mendapati Jingga berdiri di depan pintu kamar dengan wajah kaget sekaligus bingung....

...“Apa yang... kakak lakukan di kamar saya ?” tanya Jingga pelan, namun matanya tajam penuh curiga....

...Nesya terdiam sesaat, lalu tersenyum sinis. “Aku cuma mencari sesuatu yang seharusnya bisa mengakhiri masalah kita. Surat kontrak itu, dimana ? Aku tahu kau menyimpan-nya di sini.”...

...Jingga langsung menegang. Ia melangkah maju, mencoba menahan amarah. “Kak Nesya... surat itu bukan untuk di pertontonkan. Itu urusan aku dengan suamiku. Kenapa kakak harus mencarinya diam-diam ?”...

...“Karena aku berhak! Jangan sok suci di hadapan ku, Jingga. Kau hanya istri kontrak. Dan suatu hari nanti, aku akan pastikan Abi Langit sadar bahwa kau tidak pantas di sisinya.” Nesya mendesis, tangannya masih berusaha membuka laci terakhir. ...

...Brak..!...

...Jingga cepat-cepat menutup laci itu dengan keras. Tatapannya penuh keberanian. “Jangan ganggu privasiku, Kak. Kalau ada yang ingin di tanyakan, bicarakan baik-baik dengan Kak Langit. Jangan seperti pencuri di rumah sendiri.”...

...Keduanya saling berhadapan. Hening. Hanya degup jantung yang terasa keras. ...

...Hingga akhirnya Nesya memilih pergi dari sana, tanpa sepatah kata. Karena ia sadar sebentar lagi suami'nya akan pulang. Dan ia tidak mau harus di ceramahin lagi....

...0o0__0o0...

...menjelang siang, suasana rumah Alfaruq tegang....

...Jingga sedang melipat mukena di kamarnya ketika pintu tiba-tiba terbuka lebar. Nesya masuk dengan wajah dingin, matanya menyimpan bara....

...“Jingga, kita harus bicara,” ucap Nesya datar....

...Jingga menoleh pelan, ada getar di hatinya, tapi ia mencoba tetap tenang. “Tentang apa, Kak ?”...

...Nesya berjalan mendekat, lalu meletakkan selembar kertas di meja kecil. “Tentang kontrak ini. Perjanjian nikah yang aku buat dengan mu.” Suaranya bergetar, antara marah dan sakit hati....

...Jingga menelan ludah, ia tahu arah pembicaraan ini....

...“Aku ingin mengakhiri kontrak ini sekarang juga. Aku sudah tidak tahan melihat kedekatan mu dengan Abi Langit. Kau hanya istri kontrak—aku yang sah, aku yang utama. Jadi mulai hari ini, aku minta kau pergi dari rumah ini. Tinggalkan Abi Langit.”...

...Kata-kata itu seperti pisau menusuk hati Jingga. Ia meng-genggam tangan'nya erat-erat, menahan gemetar. “Kak... aku tidak pernah berniat merebut apa pun dari mu. Aku hanya menjalani apa yang sudah di sepakati. Aku istri sah kak Langit, meski status ku kontrak.”...

...Nesya mendengus sinis. “Sah ? Hanya di atas kertas! Jangan mimpi bisa menempati hatinya. Kau di sini hanya untuk satu tujuan, dan sekarang aku ingin mengakhiri tujuan itu. Aku tidak butuh kau lagi.”...

...Air mata Jingga hampir jatuh, tapi ia menegakkan kepalanya. “Aku tidak akan memutuskan sendiri, Kak. Ini bukan hanya urusan kita berdua. Kak Langit berhak tahu. Aku tidak bisa begitu saja pergi tanpa restunya.”...

...Nesya menatap tajam, penuh kebencian. “Jangan bersembunyi di balik nama Abi Langit. Kau tahu, jika bukan karena aku, kau tidak akan pernah ada di rumah ini.”...

...Jingga terdiam. Hatinya remuk, tapi dalam hatinya ia hanya berbisik, "Ya Allah, kuatkan aku..."...

...Ketegangan itu menggantung di udara. Suasana kamar Jingga semakin mencekam....

...Nesya melipat tangannya di dada, tatapan matanya menusuk....

...“Aku bilang, kau harus pergi! Kau pikir aku akan rela melihat suami yang ku besarkan dari nol kini membagi cintanya dengan gadis muda seperti mu ?” suaranya meninggi, penuh getaran emosi....

...Jingga bangkit dari duduknya. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya berani....

...“Dengan segala hormat, Kak... jangan rendahkan aku hanya karena statusku. Aku istri sah kak Langit, akadnya jelas, saksinya nyata. Kalau Kak Nesya yang meminta ku pergi, maaf, aku tidak bisa. Karena hanya Kak Langit yang berhak melepas dan memutuskan.”...

...Nesya mengetukkan jarinya ke meja. “Jangan sombong, Jingga! Kau tidak akan pernah lebih tinggi dari ku. Ingat! Kau masuk ke rumah ini bukan karena cinta, tapi karena kontrak yang aku buat. Dan kontrak itu bisa ku cabut kapan saja!”...

...Jingga tersenyum getir, tapi nadanya tegas....

...“Justru karena aku ingat, Kak. Aku tahu posisi ku. Tapi aku juga tahu hukum Allah lebih tinggi dari kontrak buatan manusia. Sejak ijab kabul terucap, aku menjadi istri Kak Langit sepenuhnya. Bukan sekadar mainan yang bisa di buang sesuka hati.”...

...Nesya terhenyak sesaat, tak menyangka keberanian itu keluar dari mulut Jingga....

...“Berani sekali kau bicara begitu padaku ?!”...

...Jingga melangkah maju, suaranya bergetar namun mantap....

...“Aku tidak berani melawan Kakak. Tapi aku juga tidak akan membiarkan diriku di injak. Aku datang ke sini bukan untuk merampas, tapi untuk menjalani amanah. Kalau Kak Nesya marah, itu hak Kakak. Tapi jangan suruh aku pergi hanya karena hati Kakak tidak rela. Karena ridha dan izin kak Langit lah yang menahan ku di sini, bukan kontrak itu lagi.”...

...Nesya mengepalkan tangan, wajahnya memerah....

...Sementara Jingga berdiri tegak, air matanya jatuh, namun bukan karena kalah—melainkan karena ia berusaha tegar di tengah badai....

...Udara seakan bergetar, pertarungan batin antara dua hati perempuan yang sama-sama mencintai lelaki bernama Langit....

...0o0__0o0...

1
Meimei Meongst
akhirnya cerai juga 🤭🤭🤭🤭
Meimei Meongst
lanjutkan💪
Meimei Meongst
jingga spek bidadari dibandingkan dengan Nesya spek lampir. 🤣🤣🤣
Meimei Meongst
sabar jingga💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪
jigong Majong
nyahok lo nesya. lagian udah dapat suami bonus mertua baik...masih aja bertingkah lo. /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sunaryati
Itu akibat sikap keras kepala kamu yang memaksa Langit beristri lagi padahal sudah menolak. Setelah Langit dan Jingga melaksanakan kewajiban sebagai suami istri kamu jadi sakit hati dan bertindak anarkhis, pada Jingga Sebenarnya disayangkan kamu tersingkir. Mungkin jodohmu dengan Langit hanya sampai segitu Nesy.
Lana Ngaceng
pada akhirnya Nesya yang terdepak dari rumah tangganya sendiri dan Sekarang hidup jingga aman damai sentosa 😄😄😄😄
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
nyimak🤭🤭🤭🤭
Meimei Meongst
lanjutkan thor💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
💪💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
semangat💪💪💪
Meimei Meongst
lanjutkan💪💪💪
Meimei Meongst
,lanjutkan💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!