Story Of Love

Yang biasanya Jake duduk dengan Gerry, kini tidak terjadi karena keduanya masih dalam mode diam.

Ya, Jake memilih duduk dengan Alana dan itu membuat Gerry duduk sendirian. Namun, dirinya yang merasa tenang tiba-tiba harus terganggu karena kedatangan Dewa.

"Apaan?" tanya Gerry ketika melihat Dewa datang.

"Lu duduk sendirian kan?" tanya Dewa.

"Menurut Lo?" jawab Gerry singkat.

"Oke!" balas Dewa yang langsung berlalu dari hadapan Gerry.

Melihat Dewa yang pergi lagi membuat Gerry hanya bisa diam dan menghela nafasnya berat. Entah apa saja masalah hidupnya Dewa, membuat Gerry pusing saja.

Tak lama Dewa kembali datang membuat Gerry pun semakin kesal rasanya. Terlebih saat mengetahui jika temannya itu datang bersama dengan Rekha.

"Nah, Rekha, kamu duduk di sini aja ya. Soalnya cuma Gerry aja yang duduk sendirian." ujar Dewa yang membuat keduanya langsung bersitegang.

"Gak usah deh kak. Kalau gak ada tempat duduk lagi biar aku naik mobil atau minta antar supir aja." tolak Rekha dengan lembut.

Padahal dia tidak ingin duduk di samping Gerry yang menurutnya menyebalkan itu.

"Kamu pikir saya mau duduk sama kamu?" tanya Gerry pelan tapi menusuk ke ulu hati kata-katanya.

Mendengar apa yang Gerry katakan memancing amarah Rekha saat itu juga.

"Terus, apa kakak pikir aku mau duduk sama orang angkuh, sombong, gak menghargai orang lain. Dan satu hal lagi, stop merasa semua orang suka sama kakak, karena kenyataannya gak gitu!" balas Rekha dengan pedas.

Gerry merasa tidak terima dengan kata-kata Rekha. Dia merasa di rendahkan oleh Rekha.

"Kamu-?" tunjuknya pada Rekha tapi di hentikan oleh Dewa.

"Ger, plis. Ini acara kampus, dan kamu Rekha. Gak ada yang boleh naik mobil pribadi karena ini kegiatan kampus. Lagian apa susahnya sih cuma tinggal duduk aja? Kamu juga gak akan kenapa-kenapa kok kalau duduk sama Gerry. Ya paling gak, kedinginan aja sih."

"Tapi aku gak mau duduk di sebelah dia, kak!" tunjuk Rekha tak kalah sengit.

"Turunin tangan Lo!" seru Gerry yang menepis tangan Rekha.

Terjadi kegaduhan di dalam bus ini. Di mana hanya Rekha yang terdampar di dalam bus mereka, karena bus di depan sudah penuh.

"Udah, stop! Gue bilang cukup!" kali ini Dewa menunjukkan integritasnya sebagai ketua kelompoknya membuat Gerry dan Rekha langsung diam.

Bukan hanya mereka berdua saja, tapi yang lainnya juga ikut diam setelah Dewa bertitah.

"Sekarang kamu duduk di sana Rekha, dan Lo juga duduk Ger!" titah Dewa yang membuat Rekha mau tidak mau harus pasrah duduk di samping Gerry.

Walau hatinya merasa keberatan, tapi dia harus tetap menerima semua ini. "Gue bilang duduk!"

"Oke, iya ini duduk." jawab Rekha pasrah.

Setelah Rekha duduk, Gerry juga ikut duduk dan langsung memasang headphonenya. Begitu juga dengan Rekha yang langsung memakai topinya lah melihat ke arah jendela bus.

Bus mulai melaju setelah semuanya siap dan sesuai dengan rules yang sudah di tentukan. Perjalanan cukup panjang dari kampus menuju puncak.

Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan apapun di antara keduanya Baik Rekha ataupun Gerry, mereka sama-sama diam membisu. Sampai di mana tiba-tiba saja Gerry yang memejamkan matanya merasa ada sesuatu yang menimpa bahunya.

Mengetahui bahwa itu Rekha membuat Gerry berusaha menjauhkan kepala gadis itu dari bahunya.

Dugh!

Kepala Rekha menghantam kaca jendela bus, tapi gadis itu tidak terbangun sedikitpun membuat Gerry yang melihatnya merasa heran. Bagaimana bisa gadis ini tidak merasa kesakitan? Bahkan tidak terganggu sedikitpun dengan hal itu.

Namun, baru saja dia melihat kejadian itu, kepala Rekha sudah kembali ke bahunya ketika bus melaju di tikungan.

"Astaga!" gumam Gerry melihat Rekha yang tertidur dengan begitu pulasnya.

Dia kembali ingin menjauhkan kepala Rekha dari bahunya, tapi dia tidak sejahat itu untuk melakukannya karena merasa kasihan dengan Rekha. Maka dia memilih untuk membiarkan kepala gadis itu bersandar di bahunya.

***