Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-24. Sedikit Demi Sedikit
"AAAHHHH"
Pak Karim berteriak kesakitan dalam keadaan kejang-kejang, melihat itu bu Mimah hanya bisa menangis pilu. Dia tak menyangka suaminya akan mengalami hal yang aneh seperti ini.
"Hiks.. Hiks.. Mas cepatlah sadar kembali.. Mas.. Kamu jangan begini.. Hikkss.. Hikss, " ujar Mimah di sela-sela tangisan nya.
Setelah menunggu selama satu jam akhirnya pak Hamdan datang seperti yang dia janjikan, dia menghampiri Mimah dan meminta Mimah untuk mengurus kepulangan pak Karim.
"Dek kamu urus dulu semua persyaratan kepulangan suami mu, biar dia Abang yang temenin dulu. " Ujar pak Hamdan, Mimah pun segera menuruti perintah pak Hamdan dia bergegas ke ruang administrasi untuk mengurus semuanya. setelah beberapa saat akhirnya Mimah selesai Mimah beserta pak Hamdan bergegas pulang menuju kerumah nya sebab pak Karim tak bisa di tangani di rumah sakit.
Tiga puluh menit waktu yang mereka pakai di perjalanan menuju ke rumah pak Karim, setelah sampai pak Hamdan langsung menggendong pak Karim masuk ke dalam rumah. Di sana sudah ada Kyai Saleh yang menunggu, seperti yang di janjikan pak Hamdan dia akan membawa orang yang telah menolong putri nya untuk menolong pak Karim.
"Taro adik nya di tikar itu Pak, " ujar Kyai Saleh.
"Baik Kyai, " ujar pak Hamdan.
Kemudian pak Karim di tidurkan di atas tikar yang biasa di gunakan untuk orang meninggal, Mimah merasa heran dan agak ngeri melihat itu.
"Maaf, kenapa suami saya di tidurkan di atas tikar itu? Kan kasur lantai pun ada, " ujar Mimah. Kyai Saleh hanya tersenyum menanggapi ucapan Mimah.
"Sebelumnya saya minta maaf Bu, tapi ini demi mempermudah pengobatan yang akan saya jalani. " Ujar Kyai Saleh, dia tak marah Mimah bertanya seperti itu karna Kyai Saleh yakin kalau Mimah belum tau apa yang akan dia lakukan.
"Mimah kamu diem aja, kita lebih baik menurut sama Kyai Saleh dan bantu doa juga. " Ujar pak Hamdan, dia mengingatkan adiknya agar jangan banyak tanya yang akhirnya akan menggangu pak Kyai.
Begitu pak Hamdan angkat suara Mimah pun tak bisa berbuat apa-apa selain menurut apa yang di katakan oleh kakak nya, bahwa dia harus menuruti setiap ucapan dari pak Kyai.
Terlihat Kyai Saleh membenahi pak Karim agar posisi nya pas, lalu Kyai Saleh duduk bersila sambil mengumandangkan sesuatu. Suara Kyai Saleh tak terdengar dan dia benar-benar fokus serta khusyuk membaca doa.
{DI ALAM BAWAH PAK KARIM}
"AAAAHHHH... AAAHHHHH... JANGAN, AKU MOHON JANGAN, " ujar pak Karim terus berteriak karna sosok-sosok itu mulai menghampiri dan akan menggapainya, namun tiba-tiba ada hembusan angin yang begitu dingin menerpa semua sosok yang ada disana, begitupun pak Karim dia sampai menggigil akibat angin itu.
Jleegg...
Tiba-tiba sosok Kyai Saleh muncul di sana.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, " ujar Kyai Saleh mengucapkan salam pada semua yang ada disitu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, " ujar mereka serempak. Dan hanya pak Karim saja yang tidak menjawab salam itu.
Mak said:Astaghfirullah pak Karim.. kok kalah sama Dedemit sih, Dedemit aja jawab salam nya Kyai Saleh masa kamu enggak 🤧.
"Wahai manusia, ada apa kamu berani datang ke tempat kami, ?" ujar salah satu sosok ya itu ki Maung. Karna di antara sosok dan para mahluk disana, ki Maung lah yang lebih mendominasi bisa di bilang dia bos nya wkwkwkwkwkwk.
"Maaf jika saya telah mengusik kalian, namun saya datang kesini hanya untuk menjemput orang itu, " ujar Kyai Saleh sambil menunjuk ke arah pak Karim.
"Mengapa kamu ingin menjemput dia. !??
Dia itu adalah manusia terkutuk yang berani mengusik tempat tinggal kami, dan sedikit demi sedikit kami akan menyiksanya sampai dia merasa ingin mati. " Ujar ki Maung, dia terlihat menyorot melotot ke arah Kyai Saleh.
"Jika aki berkenan, tolonglah berikan dia satu kesempatan untuk berubah. Aki juga pasti tau kalau Tuhan itu maha pengampun maka dari itu kita pun sebagai ciptaannya harus memberi ampunan pada seseorang yang membuat kesalahan, " ujar Kyai Saleh.
"Tak semudah itu untuk memaafkan orang yang kurang ajar kepada kami, " ujar ki Maung.
"Saya mohon ki, berikan dia kesempatan untuk berubah, " Ujar Kyai Saleh. Kyai Saleh ingin pak Karim di beri kesempatan agar dia bisa memperbaiki apa yang dia perbuat dan agar dia juga bisa memutuskan untuk tidak melanjutkan pembangunan di kampung legok.
"Kesempatan!! Kesempatan seperti apa manusia, apakah kau tau aku sudah cukup memberikan mereka kesempatan namun mereka tak mau mengambil kesempatan itu, ?" ujar ki Maung lagi.
BERSMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..