NovelToon NovelToon
Hati Yang Berani

Hati Yang Berani

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Tamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: kirput10i

seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya

* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁

semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duel

Bab 24

Di tempatku semua prajurit saling membantu untuk menahan Arga dan yang lainnya agar tidak bisa memasuki pemukiman. Tapi entah kenapa pasukan yang dipimpin Arga semakin banyak entah dari mana datangnya. Tapi walau begitu kami tidak pantang menyerah dan mencoba sekeras mungkin.

Aku dan Yamato sudah memberi pesan kepada Raka untuk mengirim bantuan secepat mungkin karena kondisi di sini sudah sangat buruk, banyak dari perwira yang mati dan terluka. Kenapa perang ini lebih sulit dari pada dulu? Apa karena perang ini ditimbulkan karena iri dengki dari sahabat sendiri atau karena kudeta seperti dulu?

Walaupun kami kekurangan peralatan dan senjata, kami tetap mencoba menghentikan mereka. Karena aku mengingat pesan guruku " jika kau adalah kesatria yang pemberani maka berjuanglah sampai mati ".

Kata-kata yang penuh motivasi.

Tapi Yamato sudah mulai kelelahan, karena dia yang harus bertanggung jawab dan melindungi semuanya. Dan dia yang kebanyakan menangkis semua serangan dari musuh. Aku juga mulai kelelahan karena serangan mereka yang bertubi-tubi dan tidak ada habisnya.

" Kenapa Yamato? Sudah lelah? Hahahaha " ejek Arga pada Yamato.

" Capek ga capek harus tetap kuat! " Jawab Yamato.

" Ugh.."

Aku yang melihat Yamato tentu tidak tega, jadi aku menyuruhnya mundur untuk membiarkanku melawannya sendiri.

" Mat, lu mundur dulu...biar gua yang hadapin dia..." Ucapku dengan mendorongnya kebelakang.

" Hah! Kau mau menantangku? "

" Bukan hanya menantang, tapi mengajakmu bertarung denganku! " Jawabku dengan lantang.

" Hah! Baik! " Jawabnya

Kami maju bersama-sama dan mengayunkan senjata bersama-sama. Senjata kami berdua tertahan karena bertabrakan. Suara tabrakan itu membuat kami berusaha menjatuhkan salah satu dari kami. Dia memang kuat tapi aku lebih kuat, kami mendorong senjata kami dan hasilnya kami terdorong kebelakang. Lalu kami saling berwanti-wanti dan berjalan menghadap. Agar kalau dia menyerang duluan aku bisa menangkisnya.

" Hei Faisal! Kurasa kau memang punya nyali yah untuk menantangku bertarung denganmu! " Kata Arga.

" Buat apa saya takut sama kamu! Kamu bukanlah apa-apa selain penghianat! " jawabku dengan nada bentak.

" Errrr.....kau memang MENYEBALKAN! " Ucap Arga dengan maju kearahku.

Dia mengayunkan senjatanya Padaku tapi aku berhasil menahannya lagi dan berkata padanya. " Yah! Saya memang menyebalkan! Saya dulu waktu sekolah sering bikin guru BK saya marah ".

" Pantas saja kau berani dengan orang tertinggi seperti aku! " Jawabnya dengan menjauh karena tertangkis olehku.

" Iya bang kau orang tertinggi, kayaknya tinggimu 160 cm " jawabku dengan ejekan.

Dia kelihatannya lebih marah dari sebelumnya ternyata mengejek orang itu menyenangkan tapi aku tidak akan pernah mengejek guru BK ku dulu. Kami berduel bersama dimulai dari tangkisan, pukulan, dorong-dorongan, dan ejek-ejekan. Bahkan melawan dia lebih menyenangkan dari pada melawan musuh-musuhku yang aku kalahkan sebelumnya.

Semua pasukanku berhasil menahan mereka agar tidak pergi ke arah pemukiman warga dan kelihatannya Arga juga sudah mulai kelelahan untuk menghadapi kami karena pasukannya sudah mulai berkurang.

" Gimana rasanya?! " Tanyaku dengan berdiri di samping Yamato.

" Hah! Kau mungkin bisa membuatku jatuh! Tapi kau belum melihat semuanya! " Jawab Arga dengan tengkurap.

" Apa maksudmu? " Tanya Yamato.

Lalu Arga terlihat mengambil walkie talkie yang ada di kantung celananya.

" Apa yang ingin kau lakukan?! " Tanyaku dengan sedikit maju kearahnya.

Tapi aku ditahan oleh Yamato agar tidak melangkah kearahnya. Dan benar dia menggunakan walkienya untuk memanggil pasukan udaranya.

Pasukan udaranya datang dari arah belakangnya satu persatu, dan mereka menembakkan misil ke arah kami.

" Oh tidak apa yang harus kita lakukan?! " Tanya pak Haris dengan panik.

" Dimana mereka...?! " Gumamku pada Yamato.

" Mereka belum sampai..." Jawab Yamato.

" Ayo dong Raka.....cepetan...." Gumamku

Lalu Arga berdiri didepan kami dan berkata

" hah! Apakah kalian terkejut? "

" Kita? Takut? Tidak mungkin! " Bentakku

" Yamato tolong tahan pesawat-pesawat itu sementara gua bakal hadapin dia! " Ucapku pada Yamato.

" Siaaaap! " jawab Yamato.

Kami berdua berpisah untuk menghadapi mereka semua. Yamato mengomandoi tim penembak dan meriam. Aku akan mengahadapi si penghianat ini, kali ini aku tidak akan bercanda tapi akan serius. Dia telah membuat kerusuhan dan juga telah membunuh sahabatku Amir, jadi aku akan melakukan seperti dia memperlakukan Amir.

Semoga saja Irma bisa menerima kenyataan kalau sepupu kesayangannya telah tiada. Dia mengorbankan dirinya untukku agar aku bisa tetap hidup dan dia juga mengorbankan dirinya untuk negeri ini, aku harus bisa membayar pengorbanannya dengan mengalahkan si penghianat ini.

Tidak harus membunuhnya tapi aku ingin setidaknya dia minta maaf di kuburan Amir nanti. Baik fokus pada Arga. Aku berlari dan ingin memukulnya dengan palu kesayanganku, aku hanya mengincar kepala dan ingin menancapkan kepalanya di tanah dan satu lagi aku ingin sekali palu ini mendarat ke kepalanya dan menembus tulang-tulangnya.

Dia juga maju membawa pedang dan kelihatannya dia ingin menebas ku. Aku ingin melihat apakah pedangnya bisa menebas ku seperti tebasan pedang Amir. Aku dan dia kembali berduel, dia selalu mengayunkan pedangnya kesegala arah tapi tebasannya sangat jelek karena satu goresan pun tidak mengenai tubuhku.

" HAH! Hanya segitu saja kemampuanmu? "

" LEMAH! "

" Hisssss....!!! " kesal Arga

" Kau memang tidak jera ya sudah di hantam berkali-kali! " Ucap Arga

" Ouhh...apakah tuan sudah marah? " Godaku padanya.

" Jangan marahan Arga nanti jerawat di mukanya merah loh... haha..." Ejekku padanya.

" Kau memang ingin dihajar! " Geram Arga yang menuju kearahku.

" Ayo maju! " Tantangku padanya

Kami berdua berduel hingga bonyok satu sama lain walaupun aku banyak luka tapi luka ini tidak sesakit seperti aku kehilangan amir dan kehilangan satu mataku. Melihat Arga membunuh Amir seperti aku melihat ayahku menembakiku sungguh kenangan yang pahit. Tapi apapun itu setelah aku mendapatkan Irma aku harus menjelaskan pada Irma kalau Amir tidak bisa pergi kepernikahan kita berdua nanti.

Kami bertarung tanpa henti sampai seragamku menjadi rusak dan sobek bahkan paluku sampai penyok dibuatnya. Tapi dari hasil pertempuran itu aku berhasil membuatnya mundur ke pasukannya lagi. Dia kembali ke pasukannya lagi untuk bisa kabur menggunakan helikopter, dan yang pasti Yamato pun mengetahuinya jadi dia berusaha agar Arga tidak kabur.

Aku pun mengejarnya karena pertempuran kami belum selesai dan Yamato juga mengikutiku. Kami menemukannya yang mencoba memasuki helikopternya dan Yamato memanggilnya agar tidak menjadi pengecut.

" ARGA! Mau kemana KAU?! " Teriak Yamato yang melihat Arga memasuki helikopter.

Helikopter sudah terlihat melayang dari tanah dan Arga pun keluar di dekat pintu tapi tidak turun.

" Tidak perlu bertanya aku mau kemana....menyerang kalian dari atas akan lebih mudah dibanding berduel dengan temanmu itu! " Jawab Arga yang menutup pintu helikopter.

" Faisal! Ayo ke meriam! " Kata Yamato dengan menarik tenganku.

Aku hanya mengangguk dan mengikutinya menuju meriam. Kami ke meriam untuk menembak helikopternya agar dia tidak bisa kabur, aku tahu dia ingin kabur tapi tidak mau mengaku dia memang pengecut seperti anak muda sekarang yang sok keren.

Kami sudah sampai di kelompok meriam dan kami bersiap untuk menembaknya. Yamato yang akan mengomandoi tembakan agar tepat sasaran.

" Baik semua tunggu aba-aba saya! "

Tapi Yamato menepuk pundakku dan berbisik. " Sal bantuin lihat arah terbangnya biar ga meleset. " Aku hanya menjawab " ya "

Aku pun mencoba meramal gerakan halikopternya dan helikopternya akan pergi ke arah barat. Aku pun memberitahu Yamato.

" Mat! Helikopternya bakal pergi kearah barat! "

" Baik. Semuanya ikuti aba-aba saya kita akan menembak hingga posisinya pas dengan hadapan meriam. "

Semua prajurit bersiap di tempat masing-masing dan mulai mengisi meriam dengan peluru. Semua meriam siap ditembakkan, kita tidak akan membiarkannya kabur sebelum membayar perbuatannya.

" Baik semua siap? " Tanya Yamato kepada semua orang.

" YA! " Jawab semua prajurit

" BAIK! "

" 5..."

" 4..."

" 3..."

Di hitungan ketiga semakin tegang karena khawatir kalau peluru meriam tidak mengenai helikopter.

" 2..." Fokus

" 1.."

" SEKARANG!!! "

" BOM! " Suara peluru meriam

Aku yakin seharusnya peluru itu mengenai helikopternya. Dan ternyata berhasil walau hanya mengenai ekor balingnya dan itu membuat helikopternya terbang tidak stabil. Helikopter itu terbang kearah kami dan menjatungkan semacam bom. Kami menghindar secepat mungkin agar tidak terkena bom itu tapi bom itu sangat besar dan pari ledaknnya juga sangat besar.

" Oh tidak menghitung dari ketinggiannya bom itu akan jatuh dalam 20 detik! " Ucap salah satu perwira.

" APA?! " Ucap Yamato.

" Kita harus gimana mat? " Tanyaku pada Yamato.

Yamato hanya menghembuskan nafas dan berkata. " Hufh....kita harus coba meledakkannya di udara..."

" Keknya telat deh mat soalnya bom nya udah mau mendekat?!?! " Ucapku dengan panik.

" Keknya kita semua bakal nyusul Amir juga....." Ucap Yamato dengan pasrah.

Bom sudah mendekat ke tanah dan semua prajurit hanya melihat ke atas dan tidak kabur karena tugas kami adalah menjaga perbatasan pemukiman sampai mati. Tapi belum sampai di tanah bom itu sudah meledak di udara dan kami tidak tahu karena apa.

" Apa? Bagaimana bom itu meledak dengan sendirinya? " Tanya salah satu perwira.

Lalu aku mendengar suara helikopter dan pesawat tempur dari arah belakang kami, aku pun menengok kebelakang dan tidak menyangka ada banyak pesawat tempur dan helikopter datang membawa bantuan.

" Bantuan telah tiba! " Ucap Yamato

Lalu aku melihat salah satu jet tempur nomor F128K di tumpangi oleh Raka, Irma, dan kolonel sander. Aku sangat senang Irma baik-baik saja dan juga Raka dan kolonel sander, mereka berada di pesawat itu dan menembakkan misil ke arah pesawat tempur musuh.

" FIFI! " Ucap Yamato dengan semangat.

" Haaah.....?? Fifi?? " Tanya seluruh perwira dengan keheranan

" Eheheh...itu julukan pesawat marsekal tidak perlu heran..." Jawabku pada mereka selagi Yamato masih menyebut nama Fifi.

" Nama yang aneh....."

Tiba-tiba Yamato menghadap ke arah kita dengan cepat dan melotot karena mengejek nama Fifi, lalu aku berusaha menenangkanya agar tidak naik darah.

" Tenang mat....mereka cuma bercanda soalnya agak unik kalo lu bisa namain pesawat jet. " Jelasku padanya.

" Hmmm....."

1
Laviee Bloom
R.I.P Amir
Laviee Bloom
gk ad kata yg bisa ngejelasin seberapa sukany aku ama novel inihh >< ♡♡

dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
Laviee Bloom
Kasian Raka ditampar mulu XD
Laviee Bloom
tmn editor mu nihh

baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!
Susilawati Abdullah
bagus cerita nya/Smile/
nasha jak
jendral? versi jendral perang China tempo Doeloe apa indo skrng kir?...
Mama Ica
mantaaaaaaap kirput/Rose//Rose//Rose//Rose//Heart//Heart//Heart//Heart/
nasha jak
seru juga /Grin/
nasha jak
cerita nya bagus, tokoh2 nya di buat lebih bnyak lagi spya bnyak karakter yg muncul. mngkin ada bagus nya menyebutkan nama tempat sekalian utk promosi pariwisata. nama2 permainan2 dll...selamat semoga semakin berkembang ceritanya. mantaap
Mama Ica
bagus ceritanya..ga sabar pengen baca kisah selanjutnya
nasha jak: iya penasaran
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!