NovelToon NovelToon
Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Sementara Alvino yang datang hendak menjemput Jiwa setelah mengetahui informasi bahwa Jiwa dilabrak oleh ibu dari Dion sore tadi pun langsung bergegas menuju rumah baru Jiwa yang beberapa hari ini dia pantau lewat orang suruhannya itu.

Tapi sayang saat dia tiba Jiwa sudah tidak ada di rumah nya. Alvin pun hanya bisa meluapkan kekecewaannya itu pada kemudi yang ada di hadapannya.

Sementara Jiwa saat ini sudah berada di jet pribadi milik Dion dan masih belum sadarkan diri. Jiwa pun tidak tahu dimana dirinya saat ini, hingga keesokan harinya dia terbangun di samping pria yang kemarin malam akan dia tinggalkan.

"Dion"lirih Jiwa yang kini berurai airmata.

"Ya babe ini aku, dan jangan pernah berfikir untuk pergi dariku."ucap Dion yang langsung membawa Jiwa kedalam dekapannya.

Jiwa pun memeluk erat Dion entah kenapa dirinya juga seakan tak rela jika harus berpisah dengan pria itu.

"Aku hanya tidak ingin membuat kalian berseteru mommy mu sudah memohon padaku dan aku tidak ingin membuat dia marah karena aku tidak menepati janji ku, mulai sekarang tolong menjauh dariku karena aku tidak punya kekuatan apapun untuk bisa menentang takdir."ucap Jiwa.

"Aku adalah kekuatan mu babe sampai aku mati nanti tidak ada satupun orang yang bisa memisahkan kita sekalipun itu adalah takdir."ucap Dion.

Jiwa hanya menatap lekat wajah Dion hingga saat Dion akan menciumnya Jiwa langsung menghindar dari Dion yang kini bertanya-tanya.

"Kenapa babe, apa yang membuat mu berubah seperti ini?"tanya Dion yang kini terlihat sangat kecewa.

"Aku sudah berjanji untuk melepaskan mu. Jadi mulai sekarang tidak ada lagi hubungan intim diantara kita selain status pernikahan, lagipula sudah ada dia tempat mu mencurahkan rasa."ucap Jiwa dengan lembut.

"Peraturan macam apa itu, aku tidak pernah memberikan mu pernikahan status kita menikah secara sah dan aku berhak atas dirimu babe."ucap Dion.

"Dion please mengertilah."ucap Jiwa memohon.

"Aku harus mengerti untuk apalagi Tiara? Aku sudah mengerti bahwa kamu saat ini dalam keadaan tertekan, dan aku tidak akan pernah membiarkan itu berkelanjutan."ucap Dion.

"Dion please."ucap Jiwa yang kini bangkit dan memohon dengan mengatupkan kedua tangannya itu.

"Berhenti melakukan itu babe, aku suamimu dan kamu hanya harus mendengarkan aku, besok pagi kita temui mommy kita akan selesaikan semuanya.

"Tidak Dion aku tidak sanggup melakukan itu aku mohon lepaskan aku dan jangan lagi pedulikan aku."ucap Jiwa yang kini berlutut di hadapan Dion.

"Tiara bangun atau aku akan menceraikan dia sekarang juga dan membuat mu disalahkan oleh seluruh orang di muka bumi ini"ancaman Dion.

"Kamu boleh membuat ku dibenci oleh seisi dunia ini tapi tidak dengan menceraikan dia."ucap Jiwa yang kini justru ditinggal pergi oleh Dion dan pintu kamar resort itu pun dia banting keras.

Sementara Jiwa hanya bisa memejamkan matanya, kemudian dia bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi, Jiwa pun membasuh wajahnya dan menggosok gigi, dia harus segera pergi dari tempat itu bagaimana pun caranya.

Jiwa pun selesai bersih-bersih, dia langsung bersiap untuk pergi dengan membawa tas miliknya, tapi saat dia keluar kamar dia melihat Dion tengah bercumbu mesra dengan istrinya itu.

Jiwa pun memalingkan wajahnya tiba-tiba ingatan di masa lalunya kembali bermunculan wajah Alvino yang dulu juga mengkhianati nya, dan juga rentetan peristiwa tersebut kini membuat jiwa memegang kepalanya yang teramat sangat sakit.

"Ahk.... kenapa sesakit ini tuhan aku tidak kuat lagi kenapa tidak hapus saja semuanya."ucap Jiwa yang kini terjatuh dan tenggelam.

Jiwa tidak berusaha untuk berenang keatas atau pun berusaha untuk bernafas penglihatan nya sudah hampir gelap tapi kemudian seseorang berenang kearahnya dan meraih dirinya yang kini menolak untuk dibawa tapi tenaganya kalah kuat dia pun sudah tidak ingat apa-apa.

Sementara itu di rumah sakit yang tidak jauh dari tempat Dion berbulan madu, pria itu masih menunggu dan enggan untuk pergi saat asisten pribadinya meminta dia untuk berganti pakaian dengan yang ia bawakan. Tapi Dion menolaknya saat pintu UGD belum juga terbuka setelah Jiwa masuk kedalam sana tiga puluh menit yang lalu.

Sementara dokter saat ini baru saja berhasil mengeluarkan air dari paru-paru Jiwa yang kini masih belum sadarkan diri.

Setelah itu seorang perawat menghampiri Dion, dia berkata bahwa Dion sedang ditunggu oleh dokter. yang kini tengah berada di dalam ruangan nya.

Dion pun langsung bergegas masuk dan menghampiri dokter tersebut."Saya suaminya dok."ucap Dion yang kini dipersilahkan untuk duduk di kursi dihadapan nya.

"Begini tuan Dion, saat ini saya tidak bisa memberikan vonis tentang apa yang dialami oleh nyonya Mutiara karena pemeriksaan terhadap nyonya Mutiara masih harus dilakukan dan rumah sakit ini tidak memiliki alat tersebut jadi sebaiknya secepatnya dia dibawa ke rumah sakit yang lebih memadai untuk pemeriksaan lebih lanjut."ucap dokter tersebut yang menemukan adanya masalah dengan kesehatan Jiwa di bagian kepala nya.

"MRI, butuh dilakukan saat ini karena pasien sepertinya bermasalah dengan bagian syaraf di otak belakang nya. Tapi mudah-mudahan itu hanya perkiraan saya saja, apa sebelumnya dia pernah mengalami kecelakaan atau koma?"ucap sang dokter.

"Memangnya kenapa dok?"tanya Dion penasaran.

"Karena biasanya orang tidak sadarkan diri itu hanya akan berlangsung beberapa menit saja setelah dilakukan pertolongan tapi istri anda seakan tak merespon apapun."ucap sang dokter.

"Lalu tindakan apa yang harus diambil, secepatnya yang terpenting sekarang istri saya bisa secepatnya tertolong."ucap Dion.

"Saya menyarankan agar istri anda dibawa kerumah sakit yang lebih memadai."ucap sang dokter.

"Hmm... segera persiapkan semuanya."ucap Dion.

"Baiklah."ucap dokter tersebut.

Dion pun langsung bergegas menghampiri Jiwa yang sampai saat ini masih belum sadarkan diri.

"Aku disini babe tolong jangan hukum aku seperti ini."ucap Dion.

"Tuan nyonya muda menghubungi anda."ucap asisten pribadi Dion.

"Tolong urus wanita itu, aku tidak ingin terjadi apa-apa pada belahan jiwa ku."ucap Dion.

"Baik tuan."ucap Jiwa.

Sementara itu Kasandra terus mencoba menghubungi Dion sampai saat asisten pribadi Dion berkata bahwa saat ini Dion tengah berada di luar kota karena ada urusan penting.

"Tiara tolong jangan menghukum ku seperti ini aku sangat mencintaimu aku tidak ingin kehilangan mu apapun yang terjadi aku ingin kamu tetap berada di sisiku."ucap Dion dengan lembut.

Dion pun langsung bergegas pergi menuju kamar mandi karena dia harus segera berangkat membawa Jiwa ke rumah sakit tujuan.

Jiwa masih belum sadarkan diri di alam bawah sadarnya dia berada di sebuah tempat yang indah lebih mirip seperti taman yang indah dengan berbagai tumbuhan berderet rapi dan disana ada Arjuna dan kedua orang tuanya tersenyum manis dan merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan Jiwa.

...*****...

Sudah satu minggu sejak Dion membawa Jiwa ke rumah sakit miliknya, akhirnya Jiwa pun sadarkan disana tidak ada siapapun dan Jiwa pun perlahan bangkit dan meraih jarum infus ditangan nya, dia melepaskan jarum tersebut tanpa peduli pada tangan nya yang kini berdarah.

Jiwa hanya menekan punggung tangan nya bekas infus tersebut hingga ia berada di sebuah lorong rumah sakit, dia tidak tau tujuan nya akan kemana saat ini bahkan dia tidak tahu sedang berada di rumah sakit mana karena yang ada di sana juga orang asing semua.

Hingga saat seseorang datang menghampiri nya."Nyonya Jiwa mari ikut saya."ucap seseorang yang langsung membawa dia dengan terburu-buru menuju ke luar lewat pintu belakang rumah sakit tersebut. tapi tidak sampai lima langkah kemudian Jiwa dihentikan oleh orang-orang bertubuh kekar yang kini menghajar orang-orang itu hingga saat Dion meraihnya kedalam dekapannya.

"Babe kenapa kamu pergi hmm, aku mencari mu, dan ini kenapa infus nya kamu lepaskan?"ucap Dion yang kini ditatap lekat oleh Jiwa.

"Aku ingin pulang tolong bawa aku pulang kak Juna dan kedua orang tuaku sudah menunggu ku, tapi aku tidak tau mereka menunggu ku dimana?"ucap Jiwa yang kini melirik kesana kemari.

"Babe please jangan bahas tentang itu, mereka sudah tiada"ucap Dion yang kini terlihat sangat khawatir.

"Itu tidak mungkin Dion mereka bilang mereka sedang menunggu ku pulang."ucap Jiwa yang kini bercucuran air mata.

"Babe please jangan seperti ini, aku adalah rumah mu tempat mu berlindung dan aku adalah satu-satunya yang kamu miliki saat ini."ucap Dion.

"Aku ingin pulang Dion aku lelah terus seperti ini aku ingin pulang."ucap Jiwa.

"Kita memang akan pulang babe, tapi tunggu aku pastikan dulu bahwa kamu baik-baik saja."ucap Dion yang kini menggendong Jiwa menuju ruang perawatan yang sempat Jiwa tinggalkan.

Disana dokter sudah menunggu Jiwa dengan beberapa orang asistennya."Nyonya kita akan melakukan pemeriksaan ulang, ya setelah semua dipastikan baik-baik saja anda bisa pulang."ucap dokter tersebut yang mendengar keluh kesah Jiwa saat akan masuk.

Jiwa hanya terdiam saat Dion membaringkan Jiwa di atas hospital bed dengan sangat hati-hati, sementara perawat dan dokter memeriksa kondisi Jiwa dengan sangat lembut.

"Hmm... semua nya sudah baik-baik saja anda bisa pulang sekarang juga."ucap dokter yang kini memeriksa kondisi Jiwa.

Jiwa pun mengangguk pelan, dia bangkit dari hospital bed dengan hati-hati dibantu oleh Dion yang kini hendak menggendong nya. Tapi Jiwa menolak.

"Aku bisa jalan sendiri tolong jangan perlakukan aku seperti orang lumpuh."ucap Jiwa yang kini membuat Dion menatap lekat perubahan sikap Jiwa yang begitu dingin padanya.

"Babe kita sedang berada di Jerman dan untuk beberapa bulan kedepan kita akan tinggal disini karena aku harus mengurus perusahaan ku yang ada disini."ucap Dion.

"Kalian berdua bisa tinggal aku akan pulang, aku masih harus bekerja."ucap Jiwa tanpa ekspresi.

"Kalian siapa babe, hanya ada kita disini please mengertilah."ucap Dion.

"Di, aku sudah mencoba untuk mengerti aku sudah mengijinkan mu untuk menikah dengan nya meskipun sebenarnya tidak perlu izin dariku karena kalian memang sudah berjodoh sejak lama. Lalu apalagi yang harus aku mengerti lagipula saat ini adalah saat kalian sedang berbulan madu."ucap Jiwa.

Tapi Dion malah menatap lekat wajah Jiwa hingga Jiwa tak sanggup lagi melihat itu dia memalingkan wajahnya kearah lain."Apa aku salah jika aku hanya ingin bersamamu Tiara?"tanya Dion.

"Tapi Dion kalau aku terus berada di sisimu aku yang bersalah karena aku telah merusak kebahagiaan mu."ucap Jiwa.

"Sudah berapa kali aku katakan aku adalah suamimu babe panggil aku dengan baik dan benar."ucap Dion.

"Maaf tapi aku tidak bisa."ucap Jiwa yang kini berbalik pergi meninggalkan Dion.

"Babe mau kemana?"ujar Dion yang kini mengejar langkah istrinya itu.

"Ke kedutaan, aku mau pulang aku tidak mau terus bertahan dalam masalah, kamu tidak perlu repot-repot mengantar ku."ucap Jiwa.

Dion langsung meraih lengan Jiwa."Babe please hanya beberapa bulan saja apa itu begitu sulit untuk mu?"ujar Dion.

"Aku tidak bisa, aku tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain hanya karena aku adalah orang pertama yang kamu nikahi aku juga tidak ingin membuat keluarga kalian murka terhadap ku, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia yang akan membela ku. Dan aku yakin kamu juga tidak bisa melakukan hal itu saat nanti mereka menghakimi ku seperti keluarga Alvino dulu, dia sudah membela ku dan berusaha mati-matian mempertahankan ku meskipun pada akhirnya semua itu tidak berlaku sama sekali."ucap Jiwa yang kini membuat Dion mematung di tempatnya.

Dion mematung bukan karena dia seperti yang jiwa katakan bahwa ia tidak bisa membela Jiwa di hadapan keluarganya. Tapi dia mematung karena ternyata Jiwa sudah mengingat semuanya.

"Sejak kapan kamu mengingatnya babe, dan apa kamu masih mencintainya saat ini?"ujar Dion.

"Cinta.... apa harus bertahan dengan cinta yang telah dikhianati, bahkan sekarang pun rasanya hidup ku sudah hancur lebur setelah orang yang aku sangat percaya telah melakukan hal yang sama."ucap Jiwa yang kini membuat Dion gelagapan.

"Babe aku minta maaf."ucap Dion yang kini hendak meraih tangan Jiwa namun Jiwa menghindari nya.

"Aku tidak tau harus bagaimana lagi, tapi untuk kedepannya kita lebih baik berpisah saja."ucap Jiwa lirih.

"Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan mu sampai kapan pun itu tidak peduli kamu mencintai ku atau tidak."ucap Dion pelan tapi penuh penekanan hingga Dion meraih tangan Jiwa dan menarik nya sambil melangkah dengan cepat dan itu membuat Jiwa kesulitan hingga Jiwa hampir terjatuh di lorong rumah sakit tersebut dan Dion pun tersadar dengan kesalahan nya lalu menggendong Jiwa ala bridal style meskipun kemarahan itu masih terlihat dari raut wajah Dion saat ini.

"Dion aku ingin pulang, aku ingin kembali ke rumah ku."ucap Jiwa.

Namun sampai tiba di mobil pria itu tetap saja berekspresi datar dan tidak merespon kata-kata istrinya itu.

"Dion...

"Panggil aku dengan baik aku suamimu bukan teman mu apa kau mengerti?!"bentak Dion yang langsung membuat Jiwa terdiam diam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!