Nirmala tak pernah menyangka jika kesuciannya akan di rampas paksa begitu saja. Sejak kejadian itu dia membenci sosok lelaki tak di kenalnya yang sudah menodainya. Namun siapa sangka, lelaki itu ternyata atasan yang baru di kantornya. Dia Alvin Sanjaya Kusuma, yang merupakan satu-satunya penerus perusahaan Sanjaya Group.
Akankah Alvin bertanggung jawab dengan perbuatannya? Atau dia akan pergi begitu saja? Sedangkan dia sangat mencintai mantan kekasihnya yang bernama Cantika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.24
Sudah beberapa kali Cantika datang ke apartemen yang di tinggali oleh Nirmala. Namun setiap dia datang kesana, tidak ada yang membukakan pintu. Jadi Cantika memilih berhenti untuk datang lagi. Namun bukan Cantika namanya jika dia diam begitu saja. Dia menyuruh orang suruhannya untuk memantau apartemen itu dan melaporkan kepadanya. Dia sangat penasaran siapa yang di sembunyikan oleh suaminya di dalam apartemen itu.
Tring
Terdengar notif pesan masuk dari ponsel milik Cantika. Dia langsung mengecek pesan masuk itu. Ternyata orang suruhannya yang mengirimkan pesan. Kedua mata Cantika terbelalak saat melihat beberapa foto yang di kirimkan oleh orang suruhannya. Terlihat jelas jika itu foto Nirmala.
''Ternyata selama ini Mas Alvin menyembunyikan pelayan rendahan itu di apartemen. Sialan!'' Cantika mengepalkan tangannya.
Cklek
Cantika melihat pintu kamarnya terbuka. Ternyata suaminya yang baru pulang. Kali ini Cantika tidak akan bicara bahwa dia sudah tahu suaminya menyembunyikan Nirmala di partemennya. Dia memilih pura-pura tidak tahu saja. Setidaknya dia harus menahan amarahnya untuk hari ini. Biar besok dia akan langsung bertindak.
Cantika menyambut kedatangan suaminya dengan senyum mengembang.
''Mas, kamu sudah pulang?'' Cantika mendekati suaminya.
''Iya,'' hanya itu yang terucap dari mulut Alvin.
Cantika memegsng tangan suaminya, sehingga suaminya menghentikan langkahnya. Lalu dia mengusap dada bidang suaminya dari balik pakaian yang di kenakan.
''Mas, selama ini aku jarang disentuh, bagaimana jika malam ini kita ... '' Cantika sengaja menghentikan perkataannya. Dia mengedipkan sebelah matanya kepada suaminya.
Alvin hanya tersenyum kecut. Mungkin istrinya berpikir jika dengan menggodanya seperti itu, dia akan luluh. Namun salah, sekali kecewa tetap kecewa. Bahkan untuk menyentuh pun dia tidak mau.
''Maaf, aku lelah sekali,'' Alvin menjauhkan tangan istrinya dari tubuhnya. Lalu dia pergi mendekati lemari untuk mengambil pakaian ganti.
Cantika mencoba untuk sedikit bersabar. Dia tidak akan marah walaupun suaminya menolaknya. Tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu protes kalau suaminya menolaknya. Dia akan menyiapkan tenaganya untuk besok saja.
........
Alvin sudah berangkat ke kantor. Saat ini dia sudah di dalam perjalanan. Kebetulan dia baru berangkat beberapa menit yang lalu. Alvin menghentikan mobillnya di pinggir jalan. Dia mengecek dokumen yang ada di tasnya. Ternyata ada satu dokumen yang tertinggal di rumah. Alvin memutuskan untuk putar balik, karena dia harus mengambil dokumen yang tertinggal itu.
Saat baru memasuki gerbang perumahan, tak sengaja dia berpapasan dengan mobil istrinya. Saat dia menoleh, ternyata benar yang membawa mobil itu sopir istrinya.
'Mau kemana Canti jam segini pergi? Kenapa tadi tidak minta antar saja. Aneh sekali dia pergi diam-diam seperti itu. Lebih baik aku ikuti saja,' batin Alvin.
Alvin tak jadi pulang, namun dia memutuskan untuk mengikuti kemana istrinya pergi.
Setelah cukup lama mengikuti, Alvin melihat mobil yang di naiki oleh istrinya memasuki area apartemennya. Alvin menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia menerka-nerka apa yang akan dilakukan oleh istrinya di apartemennya. Pasti istrinya akan menemui Nirmala dan bisa saja berbuat macam-macam. Alvin kembali mengemudikan mobilnya dan memarkirkannya di parkiran depan apartemen.
Alvin mengejar istrinya, hingga saat istrinya memasuki lift. Dengan sengaja Alvin menahan pintu lift dengan tangannya, sehingga pintu lift itu tidak jadi tertutup. Alvin memasuki lift, lalu dia berdiri di samping istrinya. Alvin melihat ekspresi wajah istrinya yang terlihat terkejut.
''Mas Alvin, ngapain ada disini?''
''Harusnya aku yang bertanya sepert itu sama kamu. Kenapa kamu berada disini?'' tanya Alvin.
Alvin menarik tangan istrinya sehingga keduanya keluar dari lift.
''Mau mengusir wanita tidak tahu diri itu,'' ucapnya.
''Itu tidak akan terjadi, Canti.''
''Sudah dari kapan Mas Alvin menyembunyikan pelayan itu?''
''Jadi kamu sudah tahu jika yang berada di apartemen itu Nirmala?''
''Memangnya apa sih yang tidak aku tahu, lagian hanya hal sekecil itu saja. Kalau sampai Mas Alvin masih menampungnya di apartemen itu dan masih berhubungan dengannya, aku akan melaporkannya ke papah. Biar nanti Papah yang urus pelayan rendahan itu.''
Alvin tampak berpikir, jika saja istrinya sampai menyuruh ayahnya bertindak, takutnya jika mereka berbuat jahat kepada Nirmala. Alvin tidak ingin jika itu terjadi.
''Baiklah, aku akan menyuruh Nirmala untuk pergi dari apartemenku,'' ucap Alvin.
''Bagus,'' Cantika terlihat begitu senang.
Kini keduanya pergi ke apartemen yang di tinggali oleh Nirmala.
Alvin langsung saja memasukan pasword apartemennya. Keduanya melangkah masuk ke dalam.
Nirmala terkejut melihat Alvin yang datang bersama dengan Cantika.
''Mala, sebaiknya kamu segera berkemas. Maaf ya jika saya mengusirmu mendadak,'' ucap Alvin. Sebenarnya dia tidak tega harus mengatakan itu kepada Nirmala. Namun dia tidak mau jika nanti Cantika yang mengusirnya secara kasar.
''Maaf, saya sudah merepotkan. Memang sebaiknya jika saya pergi dari sini,'' ucap Nirmala, sambil beranjak dari duduknya. Nirmala pergi ke kamar untuk mengemasi pakaian miliknya.
Alvin mengambil ponsel miliknya, lalu dia mengetik sebuah pesan. Dia mengirim pesan itu kepada Nirmala. Tentu itu tanpa sepengetahuan Cantika. Alvin sengaja mengirimkan pesan sebuah alamat rumah kepada Nirmala. Dia menyuruh Nirmala untuk tinggal di alamat rumah itu.