Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Tawaran
"Tidak usah mengatakannya jika kau tidak ingin Tuan. Aku bukan siapa-siapa. Tidak perlu mengatakan apapun, dan jangan bersikap baik padaku, aku tidak ingin salah paham lagi."
Alangkah terkejutnya Azzura saat pergelangan tangan dan tengkuknya di tarik paksa oleh Aaron hingga matanya terbelalak saat merasakan bibir seksi sang suami menempel di bibirnya, Azzura diam membisu, bibirnya terkatup rapat.
"Buka mulut mu Sayang!" bisik Arron di depan bibir Azzura.
Azzura bak kerbau yang di cucuk hidungnya, wanita itu menurut saat mendengar bisikan Aaron, suara khas suaminya itu membuat Azzura seperti terkena mantra sihir. Aaron tersenyum, dia kembali melancarkan aksinya saat Azzura mulai membuka sedikit bibirnya.
Tangan kekar Aaron semakin erat memeluk pinggang Azzura, juga tangan kanannya yang menekan tengkuk Azzura semakin dalam membuat Azzura kebingungan dan kewalahan. Ini mungkin adalah ciuman kedua yang mereka lakukan setelah malam itu, namun meskipun sudah pernah melakukannya, Azzura tidak bisa semahir Aaron, bibir Aaron adalah bibir pertama yang menyentuh bibirnya. Azzura sama sekali tidak memiliki pengalaman apapun.
Kecupan-kecupan manis terdengar di kamar Aaron yang memang sangat luas, 3x lebih luas dari kamar yang Azzura tempati. Pria di depan Azzura ini seperti pemain handal, dia mampu memainkan tempo dengan sangat baik, alur yang manju mundur, dan ritme yang naik turun membuat Azzura hilang akal dalam sekejap.
Azzura bahkan tidak sadar kalau saat ini dia sudah di baringkan di atas ranjang. Aaron yang terbawa suasana juga tidak menyadari apa yang sedang dia lakukan, pada awalnya Aaron menyentuh Azzura karena dia sangat kesal kepada gadis itu, namun setelah kembali meraup bibir ranum sang istri, Aaron malah ketagihan, rasa manis dan kenyal, sensasi hangat dan basah itu membuat Aaron ingin melakukan yang lebih dari ini.
"Tuan!"
Azzura menahan tangan Aaron yang ingin melepaskan kancing-kancing di baju teratasnya. Azzura menatap bola mata Aaron lekat. Aaron menggeleng, dia kembali menunduk hendak mencium bibir Azzura namun tangan Azzura yang lain menahan mulut Aaron.
"Aku sedang datang bulan!"
Blush!
Pipi Aaron memerah bak tomat yang sudah matang, dia baru sadar kalau sekarang posisinya sedang mengukung tubuh Azzura, dres gadis itu tersingkap sampai ke pangkal paha, dan penampilan Azzura ...
Brukkkkk!
Azzura mendorong tubuh Aaron sampai pria itu tidur terlentang, buru-buru Azzura berdiri dan berlari ke arah pintu.
Blam!
Aaron menatap pintu itu dengan tatapan nanar. Dia meraba jantung dan juga bibirnya. "Kenapa di umur ku yang sekarang aku baru merasakan hal seperti ini? Orang-orang mengatakan jika aku impoten karena tidak pernah menyentuh wanita, namun apa yang baru saja aku lakukan? Aku berhasrat ketika menyentuh wanita belia itu? Dan kenapa hanya dia?"
Aaron mengusap wajahnya kasar, hembusan napas itu juga semakin lama semakin panjang. "Kenapa kau hanya bereaksi pada Azzura Bung?" Aaron menatap sesuatu di balik celananya dengan tatapan kesal. "Dan kau hampir menggagahi gadis itu, apakah kau sudah gila!"
Aaron kembali memejamkan mata, namun tak lama setelah itu, dia bangun lalu kembali ke meja kerjanya. Sudut bibirnya tersungging saat melihat salad buah buatan sang istri. Dia mengambil mangkuk keramik itu dan mulai makan, kembali wajahnya memancarkan aura yang berbeda. Aaron seperti seorang remaja di landa asmara. Kejadian yang baru saja terjadi membuat tubuhnya sedikit panas.
"Aku harus menjauhi mu Azzura!" gumam Aaron.
*Kenapa musti di jauhi kalau suka bang*🥺🥺
****
Azzura memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang. Dia ambruk di balik pintu kamar, kejadian yang baru saja terjadi membuat Azzura tidak bisa berpikir jernih. Azzura meraba bibir dan juga jantungnya. Pipi gadis itu bersemu merah. Rasanya ini terlalu gila, sentuhan yang Aaron berikan benar-benar membuatnya tidak bisa menolak meskipun dia tidak tahu alasan Aaron melakukan itu semua. Apa yang harus Azzura lakukan sekarang, dia sudah berniat untuk menghindar dari Aaron tapi semuanya malah jadi seperti ini.
"Apa kau sakit?" tanya Rubby.
Azzura mendengus, dia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati meja rias dan mematut dirinya di depan cermin, Azzura kembali mengoleskan lip tint berwarna merah Cherry di bibirnya.
"Kau tidak perlu tahu Rubby. Aku akan membuat makan siang. Kau tidurlah lagi!"
Rubi mengerilingkan matanya. Dia kembali meringkuk di atas ranjang namun saat Azzura hendak membuka pintu, dia mendengar suara sesuatu, rasanya suara itu sangat tidak asing.
"Eumhhhh Tuan!"
Azzura melotot, dia melirik ke arah Rubby dan alangkah terkejutnya Azzura saat melihat panel tembus pandang yang memperlihatkan sebuah adegan dimana dia dan Aaron sedang bergulat saling mengecup dan sesekali berguling di atas ranjang.
"Yakkkkk! Sistem sialan! Apa yang kau lakukan!"
Azzura melempari panel itu dengan sandal rumah yang dia kenakan. Namun semuanya sia-sia karena panel itu masih terus menyala menampakkan adegan demi adegan panas yang beberapa menit lalu terjadi.
"Rubby matikan itu atau ku bunuh kau sekarang juga!"
****
Azzura menyiapkan makan siang sembari melirik ke arah tangga, dia menunggu Aaron turun karena ini memang sudah waktunya makan siang. Azzura mengerucutkan bibir saat duduk di kursinya. Aaron masih tidak kunjung turun. Azzura mendesah keningnya dia tumpu kan pada meja di depannya.
Tok! Tok! Tok!
Azzura mendongak, bibirnya langsung menyunggingkan senyum saat melihat wajah tampan Aaron di depan matanya. Aaron menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, dia memberikan isyarat kepada Azzura untuk tidak memperlihatkan apapun kepada orang-orang di rumah itu, maksudnya tidak boleh ada yang tahu kalau Aaron memang sudah bisa melihat kembali.
Azzura mengangguk, dia melayani Aaron seperti biasanya, membantu Aaron menggeser kursi dan mengisi piring Aaron dengan lauk pauk. Persis seperti seorang perawat yang sedang melayani pasien nya.
Meskipun Azzura tidak bisa menahan debaran di jantungnya, Azzura berusaha untuk bersikap normal. Benar kata Hugo, Aaron pasti memiliki alasan yang sangat kuat kenapa dia sampai menyembunyikan kondisinya.
"Ara!"
"Hah!"
Azzura mendongak menatap ke arah suaminya.
"Apa kau masih berniat untuk belajar?"
Azzura mengerutkan kening mendengar ucapan Aaron. Belajar, usianya sudah 21 tahun, tapi usia Azzura Aurora baru 19 tahun, pasti karena hal ini Aaron menanyakan hal tersebut.
"Jika kau masih berniat untuk belajar, aku bisa membantu mengurus semuanya. Belajarlah! Jika ada waktu, tetap temani aku seperti ini!"
Azzura menatap Aaron dengan tatapan bingung. Sebenarnya tawaran Aaron ini sangat menggiurkan, tapi apakah dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik, Azzura dulu tidak sempat memiliki ijazah SMA karena dia tidak bisa menembusnya. Tapi tawaran Aaron ini tidak bisa dia abaikan.
"Bagaimana? Apa kau mau?" tanya Aaron lagi.
"Tuan aku ...."
kita tinggal baca dan ngoment😂
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️