NovelToon NovelToon
Bara Dalam Diam Istriku

Bara Dalam Diam Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Selingkuh
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rara Jiwa

Setelah tujuh tahun nikah, Aris itu tetap saja sedingin es. Kinanti cuma bisa senyum, berusaha sabar. Dia cinta banget, dan dia yakin suatu hari nanti, es di hati suaminya itu bakal luntur.

Tapi, bukannya luntur, Aris malah jatuh hati sama cewek lain, cuma gara-gara pandangan pertama.

Kinanti tetap bertahan, mati-matian jaga rumah tangganya. Puncaknya? Pas ulang tahun Putri, anak semata wayang mereka yang baru pulang dari luar negeri, Aris malah bawa Putri buat nemenin cewek barunya itu. Kinanti ditinggal sendirian di rumah kosong.

Saat itulah, harapan Kinanti benar-benar habis.

Melihat anak yang dia besarkan sendiri sebentar lagi bakal jadi anak cewek lain, Kinanti sudah nggak sedih lagi. Dia cuma menyiapkan surat cerai, menyerahkan hak asuh anak, dan pergi dengan kepala tegak. Dia nggak pernah lagi nanyain kabar Aris atau Putri, cuma nunggu proses cerai ini kelar.

Dia menyerah. Kinanti kembali ke dunia bisnis dan, nggak disangka-sangka, dirinya yang dulu diremehin semua orang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Bukan Tipe yang Kau Kira

Saat Dinda merayakan ulang tahun, Aris meminta Dani dan yang lainnya ikut dalam perayaan itu. Kali ini pun, Dani dan yang lainnya juga datang menyaksikan debut pertama Dinda.

Berdasarkan kabar yang beredar, hubungan antara Dinda dan teman teman Aris, seperti Dani, sangatlah dekat.

Saking dekatnya, saat Aris tak ada sekalipun, mereka akan meminta Dinda datang untuk sekadar berkumpul.

Dani dan yang lainnya sudah menganggap Dinda seperti bagian mereka sendiri.

Mungkin karena hal itu, selama dua tahun ini, sikap Dani dan yang lainnya pada Kinanti semakin dingin.

Dulu, Kinanti juga sempat berusaha menjalin hubungan baik dengan mereka. Namun mereka meremehkannya.

Mereka tidak pernah memberinya kesempatan.

Sikap mereka selalu saja dingin terhadapnya.

Di sisi lain, Kinanti masih memiliki harga diri. Karena mereka berlagak begitu, untuk apa dirinya memaksakan.

Namun, dalam situasi tertentu, dia tetap menyapa dengan sopan.

Yah, meski sering diabaikan dan dibenci.

Kali ini, Kinanti tak lagi ada niatan untuk berkata apa apa lagi.

Dia memilih diam dan berjalan melewati pria itu.

Hanya saja, suara Dani kemudian menghentikannya. "Wah, wah, ternyata kamu juga suka dengan dunia balap mobil?" ucap Dani dengan nada dingin.

Kinanti dengan cepat menangkap makna di balik kata kata itu. Pria itu mencurigai dirinya diam diam mengikuti Aris kemari.

"Apa yang mau kamu katakan?" ujar Kinanti dengan nada dingin sembari menoleh ke belakang.

Dani tentu saja tak terpengaruh meski Kinanti mengetahui maksud dari ucapannya barusan. "Yah, aku cuma merasa, orang sepertimu bukan tipe yang suka dengan dunia balap seperti ini. Makanya aku merasa aneh," ucap Dani.

"Orang sepertiku?" Kinanti menatap tajam mata Dani, lalu lanjut berkata, "Pak Dani yang terhormat. Emang kita kenal dekat? Apa Anda benar benar mengenalku? Kalau memang seperti itu, apa bisa Anda jelaskan seperti apa diriku sebenarnya?"

Di mata Dani, Kinanti tampak pendiam, lembut, bahkan sedikit pemalu. Namun menurutnya, itu hanyalah penampilan luar Kinanti saja, sebenarnya dia sangat licik. Jika tidak, Kinanti tidak mungkin akan melakukan hal kotor seperti itu untuk mendapatkan Aris.

Tapi setelah melakukan itu, Kinanti malah berpura pura tidak bersalah dan tetap menolak mengakui jika semua itu adalah rencana liciknya.

Dani hanya menatap Kinanti tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Dia terlalu malas untuk menilai wanita itu.

Lebih tepatnya tidak sudi menilainya.

Namun, ada sesuatu yang berbeda dari cara bicara Kinanti kali ini.

Seolah dia tak lagi ingin bersembunyi di balik topeng itu lagi.

Hanya saja, tidak tersirat seperti itu sepenuhnya.

Tatapan dingin Kinanti kepadanya sangat tajam dan gamblang, tapi juga menyiratkan sebuah ironi. Seakan akan sedang mengejeknya, bagaimana dirinya merasa berhak menilai wanita itu tanpa benar benar mengetahui kebenarannya.

Kinanti tidak peduli dengan apa yang Dani pikirkan tentangnya. Dia mengalihkan pandangannya dan memilih untuk pergi.

Sinta menyewa sebuah rumah untuk Dustin di sekitar sekolah.

Kinanti mengantarnya pulang ke sana. Malam itu, waktu sudah menunjukkan tepat pukul sebelas.

Dustin yang masih dalam masa pertumbuhan pun merasa lapar, meski sudah makan malam sebelumnya.

"Kak, di sana ada tempat makan yang enak. Aku traktir Kakak makan, ya." ucap Dustin.

Kinanti sendiri masih belum makan malam. Dia juga ingin makan yang hangat hangat untuk mengisi perutnya, jadi dia lantas menyetujuinya.

Baru saja dia duduk, perutnya langsung keroncongan.

Dustin tertegun sejenak, lalu tersadar dan berkata, "Kakak... belum makan malam?"

"Ya."

Dustin pun merasa bersalah, lantas lanjut berkata, "Kak, maaf ya, ini salahku."

"Nggak apa apa, Dustin. Tadi belum lapar juga kok," hibur Kinanti.

Dustin menatap Kinanti dalam diam. Senyum lembut yang terpancar di wajah wanita itu membuatnya merasa tidak enak hati.

Dia benar benar merasa kakak iparnya ini adalah orang yang baik.

Sayangnya, Aris tidak menyukainya. Haiss.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!