NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Di hari pernikahannya, Farhan Bashir Akhtar dipermalukan oleh calon istrinya yang kabur tanpa penjelasan. Sejak saat itu, Farhan menutup rapat pintu hatinya dan menganggap cinta sebagai luka yang menyakitkan. Ia tumbuh menjadi CEO arogan yang dingin pada setiap perempuan.

Hingga sang ayah menjodohkannya dengan Kinara Hasya Dzafina—gadis sederhana yang tumbuh dalam lingkungan pesantren. Pertemuan mereka bagai dua dunia yang bertolak belakang. Farhan menolak terikat pada cinta, sementara Kinara hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya.

Dalam pernikahan tanpa rasa cinta itu, mampukah Kinara mencairkan hati sang CEO yang membeku? Atau justru keduanya akan tenggelam dalam luka masa lalu yang belum terobati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Farhan keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang belum pernah benar-benar ia kenakan sebelumnya. Baju koko berwarna putih bersih membalut tubuhnya dengan rapi. Sarung yang ia kenakan terlihat pas, sederhana dan membuat postur tubuhnya terlihat lebih tegap. Sebuah peci hitam menutupi rambutnya yang masih sedikit basah.

Farhan terlihat berbeda.

Bukan hanya karena penampilannya, tapi karena aura yang menyelubunginya. Tenang, bersih dan penuh aura positif, Seolah ia baru saja meninggalkan beban berat di balik pintu kamar mandi itu.

Kinara tertegun. Dadanya terasa menghangat, lalu bergetar pelan. Ada rasa kagum yang muncul begitu saja, tanpa ia undang. Matanya menelusuri wajah Farhan—wajah yang selama ini sering dipenuhi amarah dan aura dingin, kini terlihat lebih meneduhkan dan lebih manusiawi.

MasyaAllah.

Kinara tidak sadar bahwa ia menatap Farhan terlalu lama. Sementara Farhan, begitu matanya menangkap sosok Kinara yang berdiri dengan mukena putihnya, dadanya langsung terasa berdebar keras. Ia bisa merasakan detak jantungnya sendiri di telinganya. Ia tahu Kinara sedang melihatnya. Ia tahu tatapan itu bukan tatapan biasa.

Tapi Farhan berusaha bersikap tenang.

Ia berdehem kecil, lalu melangkah mendekat ke arah sajadah yang sudah disiapkan Kinara. Setiap langkah terasa berat dan ringan sekaligus. Berat oleh rasa gugupnya dan ringan oleh niat yang akhirnya ia izinkan tumbuh di dalam hatinya.

Farhan berdiri di atas sajadah. Tangannya sedikit gemetar saat ia merapikan sarungnya. Ia mengatur napas, menariknya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Di belakangnya, Kinara berdiri dengan kepala tertunduk. Tangannya sudah terlipat di dada. Tapi sebelum sholat dimulai, ia sempat menyeka air mata yang keluar di sudut matanya.

Air mata itu jatuh diam-diam. Bukan karena sedih. Tapi karena rasa bahagia yang terlalu besar untuk ditahan. Untuk pertama kalinya, Kinara berdiri di belakang suaminya sebagai makmum.

Tak lama kemudian, Farhan pun memimpin sholat subuh.

“Allahu Akbar.”

Suara itu terdengar sedikit bergetar, sungguh-sungguh dan menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya. Kinara langsung menundukkan kepalanya lebih dalam. Air matanya jatuh ke sajadah dan membasahi kain itu tanpa suara. Dadanya terasa sesak, tapi penuh. Setiap bacaan yang Farhan lantunkan terdengar seperti pengakuan.

Sholat subuh itu berlangsung dalam keheningan yang khusyuk. Tidak terburu-buru, tapi penuh penyerahan diri. Farhan membaca setiap bacaan sholat dengan hati yang terbuka. Dan Kinara mengikuti setiap gerakan sholat yang dipimpin oleh suaminya dengan khidmat. Di setiap rukuk dan sujudnya, air matanya terus mengalir. Ia menempelkan keningnya ke sajadah, bibirnya bergetar melafalkan doa yang tak putus-putus ia panjatkan sejak awal pernikahannya.

Ketika Farhan mengucapkan salam, suasana terasa begitu sunyi, tapi damai. Seolah dunia berhenti sejenak untuk memberi mereka ruang. Farhan tidak langsung bangkit. Ia tetap duduk di atas sajadahnya. Tangannya terangkat, matanya terpejam.

“Ya Allah... Maafkan aku, Ya Allah. Aku terlalu lama menjauh darimu. Aku terlalu sombong sampai lupa siapa yang menciptakanku. Aku lalai. Aku keras kepala. Aku mengabaikan-Mu saat aku tenggelam dalam lukaku sendiri. Ya Allah, aku capek hidup seperti ini. Kalau Engkau masih berkenan memberiku kesempatan, Ya Allah, berilah aku kesempatan. Kesempatan untuk berubah. Kesempatan untuk menjadi hamba-Mu yang lebih baik. Bimbing aku walaupun aku sering tersesat. Jangan tinggalkan aku meski aku sering lupa pada-Mu. Dan jaga istriku, Ya Allah. Dia terlalu baik untuk orang sepertiku. Jangan biarkan aku menyakitinya. Ajari aku bagaimana caranya mencintai dengan benar. Dengan cara-Mu.”

Kinara tidak mampu lagi menahan air matanya. Tangisnya pecah dalam diam. Bahunya naik turun, tubuhnya bergetar oleh rasa syukur yang begitu besar.

Farhan terus berdoa. Kata demi kata keluar dari hatinya, tanpa ia saring, tanpa ia sembunyikan. Setiap permintaan terasa seperti pengakuan dosa dan harapan yang ia pendam terlalu lama.

Dan di belakangnya, Kinara bersujud dalam diam, menangis tanpa henti. Bukan karena sakit, tapi karena untuk pertama kalinya, doa-doanya terasa benar-benar didengar oleh sang pencipta.

Setelah doa panjang itu terucap, Farhan masih duduk diam di atas sajadah. Tangannya perlahan turun ke pangkuan. Napasnya ia tarik dalam-dalam, lalu dihembuskan perlahan, seolah ia baru saja menyelesaikan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Dadanya terasa lebih ringan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia tidak merasa kosong.

Farhan membuka matanya. Pandangannya sempat lurus ke depan, lalu tanpa sadar bergeser ke belakang. Ke arah Kinara yang masih menangis sementara bahunya bergetar pelan oleh tangis yang belum sepenuhnya reda. Pemandangan itu membuat Farhan terdiam.

Ada sesuatu yang mencubit hatinya pelan, tapi dalam. Ia baru benar-benar menyadari kalau perempuan yang berdiri di belakangnya sejak tadi bukan hanya sekadar istrinya. Ia adalah seseorang yang dikirim tuhan sebagai pendamping hidupnya tanpa pernah meminta imbalan apa pun.

“Kinara…” panggil Farhan dengan lirih.

Kinara terkejut. Ia segera mengangkat wajahnya dan bangkit dari sajadahnya. Matanya sembab, pipinya basah oleh air mata yang belum sempat ia usap. Ia menatap Farhan dengan sedikit gugup, seolah takut telah melakukan sesuatu yang salah.

“Iya, Mas?” jawabnya pelan.

Farhan menoleh sepenuhnya ke arah Kinara. Tatapan mereka bertemu. Ada keheningan singkat yang terasa berbeda dari keheningan-keheningan sebelumnya. Bukan canggung yang dingin, tapi hening yang penuh perasaan.

Tanpa berkata apa pun lagi, Kinara melangkah mendekat. Langkahnya pelan, penuh kehati-hatian. Hatinya berdebar, tapi bukan karena takut melainkan karena rasa haru yang terus menggenang. Begitu ia sampai di hadapan Farhan, ia langsung menunduk dan meraih tangan suaminya dengan kedua tangannya.

Lalu, dengan penuh kebaktian, Kinara mencium punggung tangan Farhan. Ia menempelkannya cukup lama, seolah ingin menumpahkan seluruh rasa syukur, hormat, dan cintanya dalam satu gerakan sederhana itu. Bibirnya sedikit bergetar, begitu pula tangannya.

Farhan tertegun. Tubuhnya terasa kaku untuk sejenak. Ini pertama kalinya ada seseorang yang memperlakukannya seperti itu dengan tulus, tanpa takut dan jarak. Dadanya terasa menghangat, lalu berdenyut aneh. Ada rasa asing yang menyelinap masuk, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Perlahan, Farhan mengangkat tangannya yang lain dan dengan sedikit ragu, ia mengusap kepala Kinara dengan lembut.

Sentuhan itu terasa canggung. Gerakannya tidak sempurna. Tangannya sempat berhenti di udara sepersekian detik sebelum akhirnya benar-benar menyentuh kepala Kinara yang tertutup mukena. Tapi justru di situlah letak kejujurannya. Kinara menutup matanya saat telapak tangan Farhan menyentuh kepalanya. Dadanya terasa penuh. Sentuhan sederhana itu terasa seperti doa yang dijawab.

“Terima kasih, Kinara. Aku belum tahu caranya jadi suami yang baik. Tapi… aku mau belajar agar bisa menjadi suami yang baik untukmu.”ujar Farhan pelan dan hampir berbisik.

1
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Membina rumah tangga yang berselimut ketenangan dan keberkahan ialah dambaan setiap keluarga.
Untuk mencapainya, Allah subhanahu wata'ala telah memberi pedoman dalam Al-Qur'an, dan Rasulullah SAW telah menjadi tauladan untuk meraih keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bahwasannya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah berarti menciptakan rumah tangga yang tenang (sakinah), penuh cinta (mawaddah), dan kasih sayang (warahmah) dengan landasan kuat pada keimanan dan ketaqwaan,
dapat tercapai jika suami istri saling memenuhi peran dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya...😊
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Masyaallah Tabarakallah.
Aku ikut terharu membaca Bab22 ini, hati jadi ikut bergetar...👍/Whimper//Cry/
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️: pelan pelan berproses jadi lebih baik🤭
total 3 replies
Agunk Setyawan
kabunya calon istri Farhan alasanya apa ya thor
Agunk Setyawan: ow,, ok lanjutkan thor
total 3 replies
Putri_a_s
jangan dulu ya, karena suami kamu masih belum siap secara mental dan fisik.
Putri_a_s
gimana Farhan, istri kamu memang terbaik kan buat kamu?😄
Putri_a_s
nah gitu dong minta maaf🤭
Putri_a_s
apa yang kamu rasakan itu wajar Farhan, Pepet aja Kinara sampai hati kamu siap menerimanya.
Putri_a_s
tenang kok bang, Kinara nggak bakal kemana mana.
Putri_a_s
nggak usah takut ataupun menutup pintu hati kamu untuk menerima perasaan itu, Farhan.
Putri_a_s
buka telinga kamu baik baik Farhan, sekarang kamu bisa menilai sendiri, Kinara itu wanita yang seperti apa.
Putri_a_s
akhirnya kamu bisa merasakan hal itu Farhan, istri kamu memang baik banget dan nggak ada tandingannya di dunia ini.
Yuni Avita
mimpi buruk Farhan
Yuni Avita
dengerin tuh Farhan, Kinara aja doain kamu supaya bisa berubah. masa kamu nggak bisa jadi imam sholat buat dia?!
Yuni Avita
gemes banget lihat Farhan 😄
Yuni Avita
malah kesel sendiri kan lu Farhan 🤣
Yuni Avita
jangan ingkari ucapan kamu lho Farhan, kamu kan udah nolak buat sentuh Kinara malam ini🤣🤣🤣
Yuni Avita
suami dingin sedang terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri 🤣🤣🤣
Yuni Avita
seharusnya dengan cobaan itu, kamu bisa bangkit dan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, Farhan.
Yuni Avita
jangan salahkan tuhan kl hidup kamu berantakan. Farhan. mungkin kamu sudah terlalu jauh darinya sehingga tuhan pun mengujimu dengan cobaan seperti itu.
Yuni Avita
sama tuhan aja kamu nggak percaya, ya pantas aja kamu diuji dengan cobaan seperti itu Farhan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!