Wont Let You Go

 Selena memandangi taman di belakang rumah orang tuanya. Ada kelegaan di wajahnya saat mendengar berita bahwa Jonathan telah menandatangani surat perceraian mereka. Meskipun harus ia akui jika ada bagian dari hatinya yang sedih karena harus berpisah dengan Jonathan.

" Terima kasih ma... Karena mama dan papa sudah bersedia membantuku. Entah bagaimana aku harus berterimakasih kepada kalian berdua. Maafkan aku jika selama aku menjadi istri Jonathan, aku tidak bisa memberikan yang terbaik dariku " ucap Selena penuh nada sesal.

" Tidak, sayang jangan katakan itu. Kau pernah menjadi bagian keluarga kami. Dan sampai kapanpun kau akan selalu menjadi bagian dari kami. Kami menyayangimu, Selen. Kau akan selalu menjadi putri kami " sahut Nyonya Maria saat menghubungi Selena.

 " Maafkan Jonathan, meskipun mama tahu apa yang dilakukannya itu salah dan tidak dapat dibenarkan. Tapi sebagai ibunya, mama merasa sangat bersalah karena tidak bisa mendidik Jonathan menjadi pria yang baik... "

 " Tidak, jangan menyalahkan diri ma. Mama sudah menjadi ibu yang baik. Tidak hanya untuk Jonathan tapi juga untukku. Apa yang terjadi diantara aku dan Jonathan mungkin sudah takdir Tuhan " Selena menyela ucapan mantan ibu mertuanya itu.

Terdengar helaan nafas dari Nyonya Maria.

 " Kau memang wanita yang baik, sayang. Mama benar-benar merutuki kebodohannya " geram Nyonya Maria.

 " Aku bukan wanita sempurna ma... Aku juga memiliki kekurangan. Dan Jonathan sepertinya mendapatkannya dari wanita itu " ucap Selena lirih.

 Untuk sesaat tak ada yang bersuara diantara mereka. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

 " Ma... Tolong, jangan biarkan Sherly merasakan apa yang aku rasakan. Biarkan Jonathan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Terlepas dari kesepakatan yang sudah mereka lakukan sebelumnya " pinta Selena.

 " Hem... Baiklah sayang. Mama dan papa akan membuat Jonathan bertanggung jawab. Ya... Meskipun kami belum bisa menerima apa yang mereka berdua lakukan " sahut Nyonya Maria.

 " Terima kasih ma... Aku yakin jika Sherly sebenarnya adalah wanita yang baik " ucap Selena tulus.

 Sambungan telpon pun akhirnya berakhir.

 Kau memang wanita yang baik, Selen. Kau masih bisa memikirkan masa depan wanita yang bahkan telah merusak pernikahanmu. Beruntungnya pria yang nanti akan memilikimu.

 Kau memang bodoh, Jonathan !

Tak hentinya Nyonya Maria merutuki kebodohan yang dilakukan oleh sang anak.

  Suara percakapan dari arah dalam rumah menarik perhatian Selena. Ia pun mulai melangkahkan kaki meninggalkan taman.

 Suara sang ibu juga suara seseorang yang terdengar familiar tertangkap oleh indra pendengarnya.

 Dia tidak akan berani datang kan ?

Aku sudah memperingatkannya untuk tidak menemuiku dulu

 Selena bergegas menuju arah datangnya suara. Dan ia tercengang saat melihat sang ibu dan Leandro berbincang dengan akrab.

 " Selen, sayang ! Kemarilah, ibu ingin mengenalkanmu kepada seseorang " seru Nyonya Rosi sambil melambaikan tangan kepada Selena.

 Selena berjalan mendekat, matanya mengunci keberadaan Leandro yang mengarahkan senyum ke arahnya.

 Apa yang kau lakukan disini ?

 Seolah tatapan Selena berbicara hal itu kepada Leandro.

 Hanya berjuang untuk mendapatkanmu

 Seolah Leandro menjawab tatapan Selena itu dengan seringaian manis bibirnya.

 " Sayang, perkenalkan dia ini adalah ... "

 " Namaku Leandro White. Senang bertemu dengan anda Nona Selena " sambung Leandro sambil mengulurkan tangannya.

Mau tak mau, Selena pun balas mengulurkan tangannya hingga mereka berjabatan tangan.

" Senang sekali bisa bertemu denganmu. Ternyata kau lebih cantik dari yang diceritakan oleh ibumu " ucap Leandro tanpa meluruhkan senyumannya, bahkan ia sempat mengedipkan sebelah matanya kepada Selena.

Selena hampir tersedak mendengar ucapan Leandro. Sejak kapan Leandro mengenal ibunya ? Bahkan dengan tidak canggung memanggil ibunya dengan sebutan tante.

Nyonya Rosi yang mengerti jika sang anak merasa penasaran, akhirnya angkat bicara.

" Leandro ini merupakan donatur di yayasan milik keluarga kita. Sudah sejak satu tahun yang lalu dia aktif membantu. Kebetulan juga hari ini, dia datang ke panti asuhan dan akhirnya ibu mengundangnya untuk makan siang di rumah " jelas Nyonya Rosi.

" Jadi begitu rupanya ? " Selena memicingkan matanya ke arah Leandro yang hanya tersenyum simpul.

" Tapi... Mengapa kau tidak kaget saat melihatnya ? Apa kalian pernah bertemu sebelumnya ? " selidik Nyonya Rosi menatap Selena.

" Emm... Itu, sebenarnya... "

" Sebenarnya saya dan Selena itu adalah rekan bisnis tante. Kami baru saja menjalin kerja sama " Leandro mengambil alih jawaban yang akan diberikan oleh Selena.

" Benarkah ? Ya Tuhan... Tante tidak menyangka kalau kalian sudah saling mengenal sebelumnya ? Sebenarnya sedikit terkejut, tapi tante senang mendengarnya " sahut Nyonya Rosi sambil tersenyum.

" Ya, saya juga senang mengetahui jika Selena adalah putri tante. Sepertinya ini adalah takdir Tuhan yang mempertemukan saya dengan calon pasangan saya dan keluarganya " seloroh Leandro tak bisa menyembunyikan rasa tertariknya pada Selena.

Nyonya Rosi terkekeh mendengar apa yang diucapkan oleh Leandro. Ia bisa menangkap perasaan Leandro kepada Selena.

" Kau tertarik pada putriku ? " tanya Nyonya Rosi.

" Tentu saja, tante. Sejak pertama bertemu dengannya, aku sudah menaruh hati padanya " jujur Leandro. Itu adalah kenyataan karena memang dirinya sudah tertarik kepada Selena sejak mereka bertemu pertama kali.

" Benarkah ? Kalau begitu kau harus bersabar jika ingin mendapatkan putriku. Tunggu sampai statusnya menjadi single, setelah itu kau bisa bergerak untuk mendapatkannya " ucap Nyonya Rosi sambil melirik ke arah Selena yang hanya bisa menghela nafasnya.

" Tentu saja, aku akan menunggunya Tante. Aku cukup bersabar untuk bisa bersama dengan putrimu ini " sahut Leandro.

Astaga... Manis sekali mulutnya. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu

Selena bergumam dalam hati. Sementara Leandro hanya melirik wanita pujaannya itu

Senyuman tipis terbentuk di wajah Leandro dan itu tak disadari baik Selena maupun ibunya.

Aku sudah menyiapkan banyak strategi untuk mendapatkanmu Elen. Dan ini adalah strategi gerilya yang aku gunakan untuk mendapatkan restu dari ibumu.

" Duduklah dulu, nak ! Tante akan menyiapkan makan siang untuk kita " seru Nyonya Rosi kepada Leandro.

" Aku akan membantu ibu " ucap Selena lalu mulai berjalan mengikuti langkah sang ibu.

" Tidak perlu, sayang. Kau temani saja Leandro. Ibu yakin kalian berdua akan cocok " tolak Nyonya Rosi lalu berjalan menuju pantry meninggalkan Selena dalam kebingungan.

Selena kembali menghela nafasnya, ia melirik ke arah Leandro yang duduk dengan santai di sofa sambil menatap ke arahnya. Senyuman terus terpasang di wajah tampannya.

" Apa maksudmu dengan hal ini ? Kau pikir aku akan percaya jika pertemuanmu dengan ibuku adalah suatu kebetulan ? " cecar Selena sambil melipat tangan di depan dada. Tatapannya terhunus kepada Leandro yang duduk di depannya.

Leandro berpindah tempat. Ia kini duduk tepat di sebelah Selena lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Selena.

" Ap... Apa yang kau lakukan ? Berhenti Andro ! Jangan gila ka... ! "

Cup !

Sayangnya Leandro seolah tak peduli, ia bahkan sudah mendaratkan sebuah ciuman pada bibir Selena.

" Aku rindu padamu, baby ! Tak sanggup berpisah lagi darimu " ucap Leandro saat tautan bibirnya terlepas dari bibir lembut Selena.