Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tolong aku pah
Esok hari Arinda sudah siap karena hari ini ia akan pergi ke Jogja lalu ke candi Borobudur sesuai keinginan Rasheed
" wahh... Aku bakal keliling Indonesia gratisan nih berkat kamu " Kata Arinda.
Saat ini mereka sedang menuju bandara.
" dan nanti jika kamu ke Dubai, gantian kamu yang traktir aku keliling Dubai " kata Rasheed
" loh aku kan tamu, jadi kamu dong yang fasilitasi aku disana " kata Arinda
" hahahaha... Benar-benar ga mau kalah ya " ucap Rasheed
mereka tiba di bandara dan langsung terbang ke tujuan pertama mereka.
Orang suruhan Marco masih terus melaporkan kegiatan Arinda dan di sebrang sana Marco sangat cemburu.
Satu Minggu kemudian.
Hari ini seharusnya jadwal meeting Arinda dengan perusahaan Marco, Marco sejak pagi sudah sangat bersemangat karena ingin bertemu pujaan hatinya
" semua nya sudah siap Den? " tanya Marco pada Denis asisten nya
" siap bos, ayo " ajak Denis dan mereka berangkat ke tempat meeting
Hati Marco sudah tak sabar untuk bertemu Arinda, ia sangat rindu pada wanita yang sampai saat ini masih bertahan di hatinya sebagai wanita terbaik versi Marco
Tiba di tempat meeting yang di tuju, Marco masuk ke dalam ruangan privat di sebuah resto yang ia tunjuk sebagai tempat meeting kali ini, ia menunggu dengan hati tak sabar.
dan beberapa menit kemudian datang papa Hendro bersama Luna asisten Arinda
" selamat siang Marco " sapa papa Hendro
" siang pah, kenapa papa yang datang? Eh mmm maksud saya kenapa bukan Arinda? " tanya Marco sedikit kecewa
" oh iya maaf saya lupa bilang, Arinda sedang berhalangan jadi sementara ini saya yang handle " Kata papa
Rasa kecewa di hati Marco, ia sudah menanti-nantikan waktu untuk bertamu Arinda namun nyatanya Arinda di gantikan Oleh papa nya
Arinda memang sudah hampir lebih dari satu Minggu tak pulang karena menemani Rasheed berkeliling Indonesia bersama seorang asisten rumah tangga yang mereka bawa untuk membantu keperluan mereka selama liburan.
Marco seperti tak bersemangat, sebenarnya ingin sekali dia menanyakan keberadaan Arinda pada papa Hendro namun ia tak enak hati.
" sebenarnya kemana Arinda, apa dia masih sama pria itu " batin Marco
setelah selesai meeting Marco memilih pulang ke rumah orang tua nya karena mood nya sudah rusak dan tak bersemangat lagi untuk ke kantor
Tiba di rumah orang tua nya hampir pukul 3 sore
" sore mah " sapa Marco
" Marco... tumben kamu kesini " ujar mama yang sedang ngobrol santai bersama Melinda dan moreno di ruang keluarga
" gimana sih anak nya pulang malah di bilang tumben " gerutu Marco
" hihihi... Maksud mama biasanya kan kamu cuma datang kesini kalau mama yang minta kalau mama ga telepon mana pernah " kata mama
" papa mama mah? " Marco mengalihkan pembicaraan
" papa ada di ruang kerja " kata mama
Tak lama pak Hartawan turun dan bergabung bersama anak dan istrinya
" kenapa cari papa? " tanya papa yang baru saja duduk di samping mama
" ga apa-apa " jawab Marco wajahnya kusut seperti tak bersemangat
" pah, mah, tolong lamarin Arinda buat jadi istri Marco lagi dong " ujar Marco merengek seperti anak kecil
semua yang mendengar ucapan Marco merasa heran, tidak seperti biasanya seorang Marco yang tegas dan kukuh kini terlihat melow
" kok minta bantuan papa? Emangnya Arinda ga mau sama kamu? " tanya papa
" ya... Mungkin dengan bantuan papa bisa lebih mudah " kata Marco
" Co... Dulu papa sudah menjodohkan kalian, tapi ternyata kamu mengecewakan nya, dan sekarang papa sudah ga punya muka untuk bicara dengan Hendro, kamu lah yang harus berusaha mendapatkan maaf dari Arinda " kata papa
" tapi sulit pah... Apalagi sekarang dia lagi dekat dengan pria lain, aku ga akan rela kalau sampai Arinda menikah dengan orang lain " kata Marco
" iya bener tuh, bini gue bilang mereka lagi liburan keliling Indonesia bang " ujar Moreno
" Lo serius??? " tanya Marco tatapan nya tajam kepada Moreno
" sabar-sabar, kok jadi kaya gue tersangkanya " ujar Moreno
" Mel .. Kamu tau pria itu siapa? " tanya Marco
" kata Arinda dia teman kuliah nya saat di luar negeri dan dia seorang dokter "
" namanya Rasheed, dia sengaja datang dari Dubai untuk menemui Arinda, dan mungkin sekarang mereka sedang jalan-jalan berkeliling Indonesia " kata Melinda
sontak hati Marco bagai di bakar api menyala, rasanya ia tak rela Arinda dekat dengan pria lain apalagi sampai liburan berdua keliling negeri
" kamu tau sekarang mereka dimana? " tanya Marco
Melinda menggeleng
semakin frustasi lah Marco membayangkan dua orang liburan bersama pasti yang terjadi seperti orang honeymoon
" terakhir Arinda hubungi aku, mereka lagi di lombok dan akan pindah ke Bali " kata Melinda
Lombok dan Bali kedua destinasi tujuan para pasangan yang sedang di mabuk cinta, rasanya Marco ingin langsung menyusul mereka .
" pah... Dengar itu pah, Arinda liburan sama pria lain, papa ga kasihan lihat aku, pah... Tolong bilang sama papa Hendro agar membujuk Arinda untuk kembali sama aku " ujar Marco seperti anak kecil rasa takut kehilangan nya membuat ia tak malu bersikap seperti itu di depan adik dan adik iparnya
Moreno yang melihat tingkah kakaknya hanya bisa senyum-senyum sendiri, rasa cinta memang kadang membuat orang hilang rasa malu dan akal sehat
" makanya bang, mendingan Lo ikutin cara gue, di hamilin dulu Arinda nya pasti dia ga bisa nolak " kata Moreno
" plakkk " remot tv melayang ke kepala Moreno
" dasar bocah gemblung " omel mama Desy
Melinda hanya bisa tertawa melihat suaminya mengelus jidat yang sedikit merah karena lemparan mertua nya
" nanti papa coba tanya sama Hendro siapa pria itu, kalau memang cuma teman dan ga ada hubungan apapun papa akan coba bicara soal niat kamu yang ingin rujuk dengan Arinda, tapi kalau ternyata pria itu memang kekasih Arinda papa ga bisa berbuat apa-apa, semua ini karena kesalahan kamu, papa ga berani berbuat banyak, Arinda berhak memilih pria yang menurutnya bisa membahagiakan hidupnya " ujar papa
Marco merasa sangat menyesal atas kejadian yang membuatnya kehilangan Arinda, semua kebodohan masa lalu benar-benar merenggut kebahagian nya.