Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan Eriko
Kedua nya terdiam membisu, larut dalam alam pikiran mereka masing-masing.
Hari pertama turun sekolah di semester genap ini masih tidak terlalu fokus untuk belajar, hanya bersih bersih di kelas dan lingkungan sekolah. Bahkan sebagian bermain basket dan voly ball. Eriko dan Markus adalah satu tim bola voly putra yang pernah membawa nama sekolah SMA Citra Mahardika ini menjadi juara tiga liga voly antar pelajar SMA se provinsi tahun lalu.
Nama Eriko dan Markus sangat terkenal di seantero penggemar voly.
Semenjak SMP, Eriko dan Markus ini memang satu kelas dan pernah pula memperkuat team voly putra SMP nya dahulu dan mendapat predikat juara tiga pula.
Setiap kedua orang ini tampil, pasti akan menjadi perhatian para gadis gadis.
Namun meskipun demikian, gadis bunga kecantikan sekolah, seperti tidak terpengaruh apa apa, meski berbagai upaya dilakukan untuk mendekati nya, gadis dengan puluhan pengawal pribadi itu seperti sulit tersentuh.
Sekarang tiba tiba gadis bunga kecantikan sekolah itu sangat dekat dengan seorang anak yang justru tidak jelas asal usul nya, bahkan menurut selentingan kabar, bahwa anak SMA favorit yang masuk lewat jalur beasiswa itu, penjual kayu bakar.
Kini yang terbakar justru hati Eriko sendiri. Sebenar nya papah nya Eriko menginginkan putra nya masuk SMA internasional, tetapi karena gadis bunga kecantikan sekolah masuk SMA Citra Mahardika, membuat Riko juga memutuskan masuk ke sekolah yang sama pula.
Semenjak SMP kelas delapan, Eriko menyukai gadis bunga kecantikan sekolah itu, namun gadis itu licin bak belut, liar bak Antelop dan buas seperti Singa.
Usaha Eriko untuk mendekati gadis itu selalu berakhir sia sia, bahkan saat kelas sembilan dulu, dia pernah menyatakan kesukaan nya pada gadis itu, namun tidak mendapatkan tanggapan apa apa, dara itu tetap terbang liar di angkasa.
Kini melihat kedekatan dan keakraban gadis bunga kecantikan sekolah dengan Aqmal, membuat hati Eriko seperti di aduk aduk, sakit, pedih, benci, bahkan dendam juga bercampur baur menjadi satu. Sasaran kebencian nya, tentu saja pada Aqmal yang dia anggap tidak tahu diri itu.
Sesekali, gadis bunga kecantikan sekolah itu menonton anak anak latihan voly, atau sekedar lewat saja, di saat itulah Eriko seperti pasang aksi habis habisan. Seperti pagi ini, Lisa, Yurike, dan Joice berjalan kearah perpustakaan melewati lapangan voly.
Agak jauh di depan mereka, nampak Aqmal dan Eman yang juga berniat pergi ke perpustakaan lewat tempat itu.
Melihat Aqmal lewat tidak jauh dari tempat itu, perasaan benci di hati Eriko membuncah, apa lagi agak jauh di belakang nya terlihat gadis bunga kecantikan sekolah dengan kedua besti nya berjalan menyusul Aqmal.
"Smes Rik!" teriak Markus memberikan umpan bola melambung.
Eriko yang melihat ada kesempatan, dengan seulas senyum licik nya, dia melompat keatas.
"Buk!" ....
Bola melesat kearah Aqmal dengan kecepatan tinggi, membuat Lisa dan kedua besti nya terperanjat kaget. Untuk beberapa saat, Lisa tak bisa berkata kata, wajah nya pucat pasi.
Persepsi jiwa Aqmal tiba tiba berdentang, seperti sebuah lonceng peringatan, dia tahu ada bola yang melesat kearah nya dengan kecepatan tinggi dari smes an Eriko.
Tanpa berpaling, Aqmal mengibaskan tangan nya kebelakang.
"Buk!" ....
Nampak kibasan tangan Aqmal tidak terlalu kuat, bahkan cendrung biasa saja, namun epek nya sangat luar biasa, bola itu melesat kembali kearah Eriko dengan dua kali kecepatan semula.
Eriko yang sempat terpana, nyaris menjadi sasaran bola itu.
Eriko harus tunggang langgang menghindarkan diri dari sasaran bola voly itu.
Merah padam wajah Eriko menatap kearah Aqmal yang berjalan tanpa menoleh, seolah tidak terjadi apa apa.
"Hei budak bangsat hina, kau kira kau siapa heh?, sini masuk lah ke lapangan, dan kita bertanding, siapa yang paling jago di lapangan!" bentak Eriko.
Aqmal berpaling menatap kearah Eriko, dan bermaksud untuk melayani tantangan dari pemuda itu. Namun sebelum dia melangkah, Lisa menghadang di depan nya dengan tatapan mata yang tajam.
"Mau kemana kau!" tanya Lisa berkacak pinggang di depan nya.
"Mau kemana kau Mal?, melayani orang gila itu?, teruskan pekerjaan mu, tidak ada waktu untuk melayani nya!" kata Lisa beringas.
Aqmal tertunduk, memutar tubuh nya ke arah perpustakaan. Namun belum lagi dia melangkah, suara ejekan dari Eriko terdengar memprovokasi hati Aqmal.
"Hei!, pecundang hina, kau hanya bisa berlindung dibalik ketek para wanita, he he he he, dasar banci, pulang dan netek sama ibu mu sana!" teriak Eriko sambil tertawa di ikuti oleh teman teman nya Markus dan Jecko.
Kini justru Lisa yang berbalik dan melangkah kearah Eriko, namun tiba-tiba tangan nya di cekal oleh Aqmal.
Lisa menoleh kearah belakang, sesaat tatapan matanya kembali teduh saat beradu pandang dengan Aqmal.
Aqmal menarik tangan Lisa kebelakang, lalu dia berjalan kearah Eriko.
"Kau berani melawan ku pecundang?" tanya Eriko pongah.
"Kenapa tidak?" jawab Aqmal singkat.
"Kau boleh membentuk team mu, kita bertanding dengan taruhan, jika aku menang, kau harus keluar dari sekolah ini hai murid beasiswa miskin!" teriak Eriko membuat anak anak lain menatap kearah Aqmal.
"Aku bersama mu Mal!" Eman maju kesamping Aqmal.
"Aku akan bersama mu kawan!" seorang siswa dari beasiswa juga, bernama Samsul, maju kesamping Aqmal.
Melihat itu, dari arah para penonton, maju tiga orang pemuda ikut team Aqmal.
"Nah kalian pas sekali, sama sama pecundang, sama sama siswa beasiswa miskin, kalau team ku yang menang, maka kalian harus angkat kaki dari sekolah ini" kata Eriko jumawa karena sudah pasti team nya yang menang, bukankah team nya ini juara tiga liga voly antar pelajar SLTA, mana mungkin siswa beasiswa miskin mampu menandingi nya.
"Kau jahat sekali Erik, itu sama saja kau mengeluarkan mereka dari sekolah ini, sedangkan kau tidak punya wewenang apa apa di sekolah ini!" bentak Lisa murka.
"Heh dengar!, aku tidak pernah memaksa mereka, mereka yang mau, tetapi baiklah, aku akan membatalkan pertandingan ini asal pemuda itu mau bersujud di kaki ku, lalu menjilat sepatu ku kini sampai bersih!" jawab Eriko tertawa sinis.
"Kau memang biadab Erik!" umpat Lisa murka.
"Sudahlah kak!, biarkan saja, saya akan memenuhi tantangan nya" Aqmal memegang tangan Lisa erat saat gadis itu bermaksud melabrak Eriko, "nah Itu bila kami kalah, lalu bagai mana jika kami yang menang?" tanya Aqmal lantang.
Mendengar itu, Eriko tertawa terbahak bahak diikuti lima orang team nya.
"He he he he, khayalan kalian lumayan besar, tetapi baiklah biar imbang, aku akan membayar kalian dua puluh lima juta perorang jika kalian menang!" kata Eriko.
"Meskipun itu tidak adil, tetapi tak mengapa, bagai mana kami yakin kau tidak mangkir jika kami menang?" tanya Aqmal.
Tiba-tiba Lisa ikut nimbrung bicara, "aku yang akan memegang uang Eriko, jika kalian menang, akan aku berikan langsung!, bagai mana?" tanya Lisa.
Eriko menatap kearah gadis bunga kecantikan sekolah itu dengan heran, mengapa gadis itu ikut campur. Tetapi tidak ada jalan lain, kecuali menyetujui nya.
"Baiklah, berapa kode rekening mu, biar ku transfer!" kata Eriko.
Setelah Eriko mentransfer uang nya ke rekening Lisa, persiapan pun segera dilakukan.
Lisa memegang tangan Aqmal, mantap kearah pemuda cukup lama, "kau yakin mal?" tanya nya.
"Bukankah saya tidak punya pilihan kak, saya memilih keluar dari sekolah ini dari pada harus bersujud di kaki pemuda gila itu!" jawab Aqmal.
"Berjuanglah Mal, aku mendukung mu, disekolah ini atau di manapun, tidak masalah bagi ku!" ucap Lisa dengan arti yang sangat dalam.
Dua team kini sudah saling berhadapan hadapan antara team Aqmal melawan wakil sekolah SMA Citra Mahardika yang pernah mendapat gelar juara tiga liga voly antar pelajar SMA itu.
Bola pertama, team Aqmal yang memberikan bola, disambut oleh Eriko dan di umpan kan kepada Jecko, dan Jecko memberikan umpan lambung kearah Eriko.
Eriko melompat tinggi, dan
"Buk!" ....
Dengan kekuatan penuh, Eriko memukul bola kearah team Aqmal.
Seorang pemain tidak sempat menghindarkan diri, dan tumbang dengan wajah merah terkena bola smes an dari Eriko, poin untuk team Eriko.
Aqmal berjalan kearah pemuda itu, "kau tak apa apa?" tanya nya khawatir.
Tetapi pemuda itu bangkit berdiri meski dengan wajah yang merah terkena bola, "tenang saja, aku tidak apa apa kok!" jawab nya.
Kini giliran team Eriko yang memberikan bola nya kearah team Aqmal.
Bola melesat kearah Aqmal, dengan tenang, Aqmal menerima dan memberikan bola itu kepada Eman. Eman yang memang sejak SMP dahulu sudah satu team dengan Aqmal, tahu apa yang di kehendaki oleh sahabat nya itu, sebuah umpan lambung dia berikan untuk Aqmal. Aqmal melompat tinggi, bahkan lebih tinggi dari tinggi badan nya sendiri, mungkin setinggi dua meter dari tanah.
"Buk!" ....
Laksana lesatan sebuah peluru meriam, bola itu melesat kearah team Eriko.
...****************...