Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.
“Zalfa, aku sangat memahami kondisimu. Aku mengerti apa yang kau rasakan. Ini tidak mudah dan memang sangat berat untukmu. Tapi kita nggak bisa memastikan apa yang akan terjadi. Sebelum benih di rahimmu benar-benar tumbuh, menikahlah! Jangan sampai terlambat, nggak akan ada gunanya kamu menikah di saat benih itu telah menjadi bayi. Pikirkan itu, Zalfa! Ini demi kebaikanmu, juga kebaikan bayimu, jika saja Allah menghendaki bayi itu benar-benar ada.”
Zalfa menunduk, ia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah. Menutup wajahnya sambil terisak. Ya Rabb, kenapa sesulit ini?
“Minimal ini hanya untuk Sembilan bulan ke depan, jika memang kau tidak menginginkan untuk selama-lamanya.”
“Nggak pernah terpikir olehku menikah hanya untuk kurun waktu yang ditentukan, Mas. Pernikhan bukanlah main-main. Aku hanya akan menikah demi Allah. Demi rosul. Demi ibadahku.”
“Tapi yang kuminta ini juga demi dirimu, juga demi Allah. Lakukanlah karena Allah. Kita jaga sesuatu yang mungkin saja Allah titipkan di rahimmu.” Ismail mengatakan kalimat itu dengan wajah tertunduk. Tak tega menatap wajah adiknya.
“Semoga Arkhan akan bersedia menikahimu. Meski dalam hal ini, Arkhan dianggap korban karena kamulah yang memasuki kamarnya, tapi setidaknya kita berharap dia adalah pria bertanggung jawab.” Ismail menghela nafas.
Zalfa masih diam. Tak tahu harus mengatakan apa. Isi kepalanya teras penuh dijejal berbagai masalah yang sulit ditentukan.
“Tapi aku belum bertemu Faisal. Aku bahkan belum tahu apa pendapatnya mengenai ini,” ucap Zalfa akhirnya.
“Jangan lagi memikirkan Faisal. Bu Fatima tidak merestuimu, dia telah membatalkan pernikahanmu. Lagi pula, dirimu bukan lagi seperti yang dulu.”
Zalfa menunduk lemah. Ya benar, dia tidak lagi seperti dulu, yang suci dan masih perawan. Kini dia telah ternoda, apa lagi yang bisa ia persembahkan untuk Faisal? Kalaupun Faisal bersedia menikahinya, ia akan tetap merasa tidak pantas hidup bersama Faisal. Bahkan akan ada banyak penentangan, terutama dari Bu Fatima.
“Kita kembali ke vila. Ambil semua barang dan segera kembali ke Jakarta! Nggak ada gunanya lagi kita di sini!” Ismail melangkah keluar kamar.
“Ayo, kita pulang!” Atifa merangkul Zalfa keluar kamar.
Zalfa tidak tahu harus mengambil keputusan seperti apa. Saat ini ia hanya ingin menenangkan diri. Pikirannya terlalu keruh. Dan mungkin Ismail lebih bijak dalam menentukan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang menimpanya.
Dengan menaiki mobil milik Faisal yang sudah diperbaiki, Zalfa, Ismail dan Atifa meninggalkan rumah sakit. Sepanjang perjalnaan, Zalfa membuang pandangannya ke luar jendela. Atifa dan Ismail yang duduk di depan, terlihat saling diam. Masing-masing memikirkan banyak hal. Tentang Zalfa.
Ismail menghentikan mobilnya saat melihat lampu merah. Sederet mobil berhenti di depannya. Ismail mengernyit saat kepalanya menoleh dan mendapati sebuah pemandangan yang membuat dadanya naik turun menahan emosi. Ia melihat sebuah mobil yang baru saja berehnti di sisi mobilnya, tampak sosok pria di dalam mobil itu, tak lain Arkhan. Di sisi Arkhan ada Reza. Entah kenapa dada Ismail terasa panas setiap kali menatap Arkhan. Ia marah sekali pada pria yang tega merenggut kesucian adiknya. Bertahun-tahun Ismail membesarkan Zalfa, merawat dan menjaganya dengan penuh kasih sayang, begitu besar justru dirusak oleh pria asing. Meski dalam hal itu Arkhan dianggap korban karena Zalfa-lah yang mendatangi kamar Arkhan, tapi kejadian kotor itu tak akan terjadi seandainya Arkhan tidak menyentuh Zalfa.
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu