NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Selena & sera

“Capek, sayang?” tanya Selena pada Lala. Saat ini mereka memilih duduk berteduh di bawah pohon cemara, beristirahat sejenak setelah cukup lama menemani gadis kecil itu bermain.

“Capek, Mami… tapi bahagia juga,” jawab Lala jujur. Wajahnya tampak lelah, namun binar di matanya belum juga padam.

“Baiklah, istirahat dulu ya. Minum dulu,” ujar Selena sembari menyodorkan botol air. Lala langsung meneguknya tanpa ragu.

Javas sibuk dengan kameranya. Beberapa kali pria itu mengabadikan pemandangan hangat di hadapannya, dan lebih sering lagi, memotret dua orang yang kini duduk bersebelahan itu.

“Nanti pulangnya kita makan dulu, ya,” ucapnya santai.

Selena dan Lala mengangguk bersamaan.

Saat obrolan kecil mereka mengalir ringan, tiba-tiba—

“Javas!!”

Suara itu terdengar cukup keras, memecah suasana.

Javas menoleh. Alisnya sedikit berkerut saat melihat sosok yang berdiri beberapa langkah dari mereka.

“Sera?”

Wanita itu melangkah mendekat, sorot matanya tajam. “Kenapa? Kaget ya aku ada di sini?”

“Enggak,” jawab Javas datar. “Emang kamu siapa sampai aku harus kaget?”

Nada suaranya santai, tapi jelas terselip rasa tidak nyaman.

Sera tertawa kecil, tawa yang terdengar getir. Pandangannya lalu beralih ke Lala, kemudian berhenti lebih lama pada Selena.

“Jadi mereka, Jav?” ucapnya lirih tapi menekan. “Jadi mereka orang-orang yang bikin kamu sampai begini? Yang bikin kamu rela pergi dari rumah… demi mereka?”

Tangannya terangkat, menunjuk Selena dan Lala bergantian.

“Mbak Selena,” lanjutnya dengan suara yang kini terdengar memaksa, “apa hubungan kamu sama Javas, Mbak?”

Selena terdiam. Ia menatap Sera, lalu Javas, bergantian. Dari cara wanita di depannya itu bicara, jelas dia dan Javas saling mengenal, dan dari sorot matanya, Selena bisa menangkap sesuatu yang mirip… cemburu.

"Sebentar, kalian saling kenal?" tanya Javas. Bukan hanya Sera dan Selena yang bertanya-tanya, Javas pun lebih terkejut. tidak menyangka saja kalau Sera tau Selena.

“Sera… kamu?” ucap Selena lirih. Suaranya tercekat di tenggorokan.

Interaksi singkat itu tak luput dari perhatian Javas. Ia menangkap jelas kontras di hadapannya—Sera yang tampak membara oleh cemburu, dan Selena yang terlihat benar-benar terkejut dengan kemunculan wanita itu.

“Sudah lama nggak ketemu,” ujar Sera sinis. “Dan sepertinya kerjaan Mbak Selena sekarang merayu cowok lain, ya? Pantas saja ditinggal cerai sama Kak Aiden. Emang dasarnya mbak binal!”

“SERA!!”

Javas langsung berdiri. Wajahnya memerah menahan amarah, sorot matanya menggelap, menusuk Sera tanpa ampun.

“Kenapa kamu yang marah?” Sera tertawa kecil, penuh ejekan. “Aku cuma ngomong kenyataan, Javas. Kamu harus tahu, dia itu nggak baik. Dia pembawa sial, nggak pernah bersyukur, dia—”

“CUKUP!!”

Teriakan Selena memotong kalimat itu. Matanya berkaca-kaca, dadanya naik turun menahan emosi. Tanpa berkata apa pun lagi, ia berbalik dan pergi begitu saja, meninggalkan Javas, Sera, dan bahkan Lala di tempat itu.

“Sel, tunggu!”

Javas refleks meraih tangan Lala, mengambil tas Selena yang masih tertinggal. Ia menyusul dengan langkah tergesa, namun sosok Selena sudah tak terlihat di mana pun.

Sementara itu, Sera yang masih diliputi amarah ikut beranjak pergi. Langkahnya mengarah ke toilet umum di area playground, firasatnya kuat mengatakan bahwa Selena ada di sana.

...----------------...

Cukup lama Selena berdiri mematung di depan kaca wastafel. Tatapannya kosong, seolah menembus pantulan dirinya sendiri. Saat akhirnya melangkah keluar, mata wanita itu merah dan basah, bekas tangis yang tak sempat ia sembunyikan.

Pembawa sial.

Kata itu sudah melekat padanya sejak lima tahun lalu. Sejak hari ketika kedua orang tuanya, kakak, dan kakak iparnya pergi untuk selamanya dalam sebuah kecelakaan tragis. Kecelakaan yang terjadi hanya karena satu alasan sederhana, mereka ingin merayakan hari wisudanya.

Hari yang seharusnya menjadi kebanggaan.

Hari yang justru berubah menjadi awal dari segala kehilangan.

Dipertemukan kembali dengan orang-orang yang mengingatkannya pada luka itu bukan perkara mudah. Terlebih ayah Sera yang notabene adalah kakak tiri dari ibunya Selena, yang sejak kejadian tersebut seolah mencoret namanya dari silsilah keluarga. Sejak hari itu, Selena bukan lagi siapa-siapa bagi mereka.

Kepergian orang-orang terdekatnya secara bersamaan melahirkan satu kesimpulan yang kejam. Semua ini adalah salah Selena.

Seolah-olah ia pembawa petaka.

Seolah-olah keberadaannya adalah kesalahan.

Kalau saja ia tidak wisuda hari itu. Kalau saja tidak ada acara makan kecil-kecilan. Kalau saja mereka tidak keluar rumah.

Mungkin mereka masih ada sampai sekarang.

Dan pikiran itulah yang paling sering membunuhnya, perlahan, tanpa ampun.

...----------------...

“Berhenti sebentar!”

Tangan Selena ditarik kasar oleh seseorang. Tubuhnya terseret ke sebuah lorong sempit, jauh dari lalu lalang orang-orang. Belum sempat ia bereaksi, punggungnya sudah tertekan ke dinding.

“Kenapa, Mbak? Kenapa harus Javas?” Sera mengurung ruang geraknya, suaranya bergetar menahan amarah.

“Kenapa kamu lagi-lagi menghancurkan hidup orang lain, Mbak? Kenapa?” pekik Sera, napasnya memburu.

“Sera…” suara Selena tertahan.

“Kamu bukan cuma penghancur, tapi juga perampas kebahagiaan orang lain!” lanjut Sera tanpa memberi celah. “Kamu pasti tahu kan kalau Javas sudah dijodohkan sama aku. Kamu pasti tahu!”

Deg.

Jantung Selena seolah dihantam benda keras. Napasnya tercekat, dadanya terasa sesak.

“Javas dijodohkan sama kamu?” tanyanya lirih, nyaris tak bersuara, memastikan apa yang baru saja ia dengar.

“Iya,” jawab Sera cepat. “Aku mengenal Javas jauh lebih lama daripada kamu, Mbak. Orang tua kami bahkan sudah merencanakan perjodohan ini sejak lama. Tapi kenapa, lagi-lagi kamu yang menghancurkannya?”

Sera menatap Selena dengan kebencian yang tak lagi disembunyikan.

“Kamu tidak pantas untuk dia. Javas terlalu baik untuk orang seperti kamu. Untuk wanita pembawa sial.” Suaranya meninggi, bergetar oleh emosi. “Kamu tidak merasa bersalah kalau nanti Javas ikut celaka karena dekat dengan kamu? Apa belum cukup paman dan bibi, Mbak Laila, dan Mas Devon jadi korban kesialan kamu? Cukup mereka saja, Mbak. Cukup!”

“Sera, berhenti,” suara Selena bergetar, namun tegas. “Kamu pikir aku nyaman berada di posisi ini? Kamu pikir aku tidak merasa kehilangan mereka? Kamu pikir cuma kalian yang kehilangan?”

Matanya berkaca-kaca, dadanya naik turun menahan luapan yang sudah terlalu lama ia pendam.

“Kamu mau Javas? Ambil. Aku juga tidak punya hubungan apa-apa sama dia,” tukas Selena datar.

Mendengar itu, Sera tertawa getir. Suaranya penuh ejekan.

“Iya, memang seharusnya begitu. Kalau kamu tahu malu, harusnya dari awal tidak dekat-dekat sama dia.”

Tatapan Sera merendah, menyapu Selena tanpa empati.

“Kamu tidak layak masuk ke keluarga Javas, Mbak. Dia terlalu tinggi untuk dicapai orang sepertimu. Kalian tidak setara, sama sekali.”

Selena tak lagi menjawab. Bibirnya terkatup rapat, bukan karena tak punya kata, tapi karena lelah. Terlalu lelah untuk berdebat, terlalu lelah untuk membela diri.

Tenaganya terkuras habis oleh drama hari ini. Niatnya hanya ingin bernapas sebentar, mencari jeda dari rutinitas dan pekerjaan yang menumpuk. Namun yang ia dapat justru pertemuan dengan orang yang selama ini paling ia hindari, orang yang selalu mengingatkannya pada luka lama yang belum benar-benar sembuh.

Sera berlalu dari sana, meninggalkan Selena yang berdiri dengan perasaan campur aduk. Rasa bersalah, sedih, dan luka berbaur tanpa bisa ia pilah satu per satu.

Selena menatap punggung Sera hingga hilang dari Pandangannya. kemudian dia ikut melangkah pergi, gontai, tak tentu arah. Pandangannya lurus ke depan, kosong, seolah tubuhnya berjalan tanpa benar-benar hadir.

“Sel…”

“Mami…”

Ia berhenti. Dua suara itu menggema bersamaan di telinganya. Selena menoleh. Tak ada lagi senyum lembut seperti tadi. Mood-nya hancur, remuk oleh kehadiran Sera dan kalimat-kalimat kejam yang masih terngiang jelas di kepalanya.

“Kamu oke?” tanya Javas cemas.

Selena tak langsung menjawab. Pandangannya terangkat, menatap Javas lebih lama dari biasanya. Ada sesuatu di matanya yang redup, lelah, dan tertutup rapat.

“Pulang,” ujarnya singkat.

Tanpa menunggu respons, Selena berbalik dan melangkah lebih dulu, meninggalkan Javas dan Lala yang hanya bisa saling pandang, penuh tanya, lalu mengekor dari belakang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
Tulisan_nic
Hey,udah ada 💗 aja itu
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: love pink lekuk2 kata Javas🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!