NovelToon NovelToon
Terjebak Menikah Karena Wasiat

Terjebak Menikah Karena Wasiat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenaJenaira

Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persiapan Kerja Khalisa

Di gedung yang menjulang tinggi, Edward menerima sebuah pesan singkat dan membukanya.

"Khalisa," gumamnya kemudian menarik ujung bibirnya hingga membuat senyuman kecil.

Tok tok tok!

Suara pintu ruang kerja Edward berbunyi.

"Maaf tuan, pak Handoko ingin bertemu anda." Ucap sekertaris Fian.

"Ada urusan apa?" Tanya Edward singkat.

"Beliau ingin meluruskan hubungan anda dengan anaknya tuan. Beliau sudah berada di lobi," Jawab sekertaris Fian.

"Baiklah suruh dia kesini." Titah Edward yang membuat sekertarisnya menunduk faham dan meninggalkan ruangan itu.

Setelah lima menit berlalu, terdengar suara ketukan pintu ruang kerjanya kembali dan terlihat sosok laki laki paruh baya yang berdiri kemudian berjalan mendekati Edward.

"Ada apa paman?" Tanya Edward yang masih menaruh rasa sopan kepadanya.

"Aku sudah mendengar kabar pernikahanmu. Apa kau mau bermain api dengan anakku?" Ucap pak Handoko dengan kasar.

"Maaf Paman, saya dengan Riana sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi." Ucap Edward yang masih sopan.

"Ciih! Aku tau kamu sudah meniduri anakku!" Ucap kasar Handoko.

"Maaf Paman, aku tidak pernah tidur dengan siapapun selain istriku." Jawab Edward yang masih sopan.

"Aku tau Edward, istrimu itu hanya gadis kampung. Dia tidak layak untuk menjadi istrimu." Hina Handoko dengan menyeringai.

"Maaf paman, kalau paman datang kesini untuk menghina istri saya lebih baik paman keluar saja dari ruangan saya." Ucap Edward yang mulai tegas.

Sekertaris Fian yang berdiri dibelakang Edward pun turut geram dengan perkataan Handoko. Namun, ia diberi kode oleh Edward agar tetap tenang.

"Aku akan menarik semua investasiku di perusahaanmu Jika kau tak menceraikan istri kampungmu itu!" Ancam Handoko.

"Silahkan Paman!" Tutur Edward.

"Fian, berikan rekaman itu kepada manusia ini." Ucap Edward kepada sekertarisnya.

Sekertaris Fian pun berjalan menuju lemari buku yang didalamnya terdapat buku buku yang berjajar rapi. Ia mengambil sebuah flashdisk dan memberikannya kepada Handoko.

"Didalam flashdisk itu, ada banyak sekali kejahatan yang paman lakukan. Didalam flashdisk itu juga ada foto anak anda tidur dengan laki laki selain saya." Ucap Edward santai.

"Ini bisa saja karena manipulasimu kan!" Tuduh Handoko.

"Sudah selesai bicaranya? Silahkan anda keluar dari ruangan saya, sebelum saya mengusir anda." Ucap Edward marah.

"Satu hal lagi yang perlu anda ingat, silahkan saja jika anda mau menarik investasi anda, anda akan tau akibatnya!" Tantang Edward dengan sedikit menegang.

"Fian! Bawa orang ini pergi!" Titah Edward kepada Sekertaris Fian.

"Tidak perlu!! Saya bisa keluar sendiri! Ingat kamu Edward! Saya tidak akan tinggal diam!" Ancam Handoko kemudian keluar dengan rasa marahnya.

Setelah kepergian Handoko, Edward mencoba untuk menenangkan kembali perasaannya.

"Fian, cari tau perusahaan tempat istriku melamar kerja. Sepertinya dia akan mulai menaruh lamarannya mulai besok." Ucap Edward.

"Baik tuan." Ucap sekertaris Fian dengan menundukkan kepala. Ia pun keluar dari ruangan Edward dan memasuki ruangannya sendiri.

Sementara edward memantau apa saja yang dilakukan istrinya dirumahnya. Dia telah memasang cctv dan penyadap suara di beberapa titik dirumahnya. Selain itu dia juga meminta pak Yahya melaporkan apa saja yang terjadi di rumahnya ketika dia sedang bekerja. Apalagi Edward tau bahwa ibunya tak menyukai Khalisa, istrinya.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Ia pun keluar dari ruangannya dan menuju ruangan sekertarisnya itu.

"Fian, kamu bisa pulang. Aku akan membawa mobilku sendiri." Ucap Edward kepada sekertarisnya.

"Tapi tuan? Hari ini cuaca sedang tidak bagus." Cegah Fian.

"Tidak. Biarkan aku membawa mobilku sendiri."  Desak Edward yang kemudian melangkah mengambil kunci mobilnya yang tergantung rapi di ruangan sekertarisnya itu.

Edward pun keluar dengan sedikit terburu- buru. Beberapa karyawan yang berpas-pasan dengannya memberikan tanda hormat. Ia pun duduk di kursi kemudi dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Seorang patwal yang tiba tiba berada di belakangnya sedang menghalau beberapa mobil didepannya untuk menepi terlebih dahulu. Edward pun hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia merasa heran dengan perilaku sekertarisnya itu.

Edward pun melajukan mobilnya hingga mobil itu memasuki sebuah mall besar miliknya. Sebelum itu, beberapa satpam yang mengetahui bahwa itu adalah mobil milik Edward memberi hormat kepadanya.

Setelah memarkirkan mobilnya di halaman pintu utama mall tersebut, ia melempar kunci mobilnya kepada satpam yang memang sudah mengerti kebiasaan Edward. Sebelum ia masuk kedalam mall itu, ia menghampiri seorang patwal yang berhenti persis di depannya. Entah mengapa patwal itu tau bahwa ia akan melakukan mobilnya ke mall miliknya.

"Kalau sampai nanti pulang saya melihatmu lagi, atau melihat anggotamu yang lain, kucopot kau dari posisimu saat ini!" Ancam Edward yang kemudian pergi meninggalkannya.

Sontak sang patwal pun takut mendengar ancaman Edward. Ia pun melaporkan hal tersebut kepada sekertaris Fian.

Edward mulai berjalan sendirian menuju toko tas terkenal dengan harga mahalnya. Banyak yang mengenal siapa Edward. Semua mata tertuju kepada Edward. Bahkan ada yang berani mencari perhatiannya dengan berpura pura jatuh didepannya. Namun karena Edward adalah sosok yang dingin, ia tak memperdulikannya. Ia hanya fokus berjalan menuju toko tas mahal itu.

Saat memasuki toko itu, para pelayan pun menyambutnya berjejer dengan rapi. Mengarahkannya untuk duduk diatas kursi yang memang mereka siapkan sewaktu waktu Edward datang mengunjungi toko itu.

"Saya akan memilih tas itu sendiri. Tinggalkan saya disini atau saya akan memecat kalian semua!" Ancam Edward yang membuat beberapa pelayan itu pergi.

Manager toko yang mengetahui kedatangan Edward pun mendekatinya. Namun Edward pun melontarkan kalimat yang sama kepada manager toko tersebut.

Edward pun melihat lihat tas yang cocok untuk dipilihnya. Ia pun tertuju kepada tas berwarna biru muda dengan model selempang.

"Sepertinya ini cocok!" Ucap Edward bermonolog.

Edward pun memanggil manager toko itu dan menyuruhnya untuk membungkus tas yang ia pilih. Dia pun memberikan kartu hitam bergambar naga kepadanya.

Setelah Edward membeli tas itu, ia pergi ke toko baju untuk membeli beberapa setelan kerja yang cocok.

Ia  mengulang kata kata yang ia lontarkan kepada pelayan dan manager toko tas kepada pelayan dan manager toko baju tersebut. Tidak ada yang berani membantahnya.

Edward mulai memilih beberapa setelan dan baju yang cocok menurutnya..

"Kamu? Sini!" Ucap Edward dengan menunjuk salah satu pelayan toko tersebut.

"Ambilkan aku kemeja yang seperti itu dan bawakan beberapa warna yang sesuai dengan ukurannya." Ucap Edward kepada pelayan itu.

"Baik tuan." Jawab manager toko tersebut.

Setelah dirasa cukup, ia lagi lagi memberikan kartu hitam bergambar naga tersebut kepada manager toko.

Edward pun membawa tas belanjaan itu sendiri dengan tangannya. Seorang mata mata yang dikirim oleh sekertarisnya pun kaget melihat tingkah Edward dan tak lupa melaporkannya kepada sekertaris Fian.

"Apa? Tuan Edward membawa belanjaannya sendiri?" Teriak sekertaris Fian kaget.

"Iya bos. Saya akan mengirimkan beberapa foto." Ucap mata mata itu.

Namun saat sang mata mata itu sedang memainkan ponselnya ,tiba tiba Edward berdiri disampingnya. Membuat sang mata mata itu terkejut hingga menjatuhkan ponselnya. Edward pun mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa yang menyuruhnya untuk memata matainya.

"Temui aku di rumah! Dan bawakan beberapa sepatu yang sesuai dengan ukuran istriku jika kau tak ingin melihatku membawa barang belanjaanku sendiri!" Seru Edward pada panggilan yang terhubung dengan sekertaris Fian.

1
Kutipan Halu
alhamdulillah akirnya sah. udah bisa di apain yaa ward🤭🤭
ig: kekeutami2829
perlu khal, habis ijab kabul di cium dulu keningnya 😄
ig: kekeutami2829
ngadi lo ed
ig: kekeutami2829
wah pertanda ini mah
ig: kekeutami2829
tor monitor ketua
anggota mau lapor ketua
si edwar lagi salting ketua
khalisa mau di bawa ke mertua🤣🤣
Xlyzy
Ed kata kata mu dengan tidak sadar atau tidak kamu sudah merendahkan Lisa SE akan akan khalisa itu wanita yang bisa di gunakan sesuka hati
Xlyzy
cowok emang gitu Lis pret
Bulanbintang
Halah, bilang aja itu tulus dari hati terdalam. Pake kedok sandiwara segala./Smug/
Bulanbintang
Gelut aja gelut🤣🤣
Bulanbintang
Sikapmu juga diubah dong,
Shin Himawari
seenggak nya Edward memihak khalisa yaaa yok bisa yook bucinnya ✨️🤭
Shin Himawari
ciye ciye gapapa bentar lagu halal istri cantiknya🤭
Afriyeni Official
Oalah, wasiatnya bikin pala cenat cenut 😅
Afriyeni Official
🤧 kasih nafas dulu Napa pak, mendesak banget kayaknya
Afriyeni Official
si pengacara nggak sabaran mau bahas warisan😅
Avalee
Apa ga trauma si cewek wkkk, kesan pertama yg diinget cuma : COWOK MUNTAH 🗿🤣🤣🤣🤣
Avalee
Tapi jadinya skrg kenyataan kek, hheee 🤭
Nuri_cha
pasti hatinya Edward langsung joget dangdut dipanggil, MAASSS
Nuri_cha
suami sholat subuh emang auranya awur2an ya
Nuri_cha
Ahh... kalian ini knp siiih. padahal mah sama2 serius menjalankan pernikahan. knp harus gengsi siiih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!