Selma, pewaris utama keluarga konglomerat terpandang, dikhianati di malam pengantinnya. Dengan mata kepalanya sendiri, Selma menyaksikan suami yang dia cintai malah beradu kasih di atas ranjang bersama saudari tirinya.
Hati Selma semakin pedih mengetahui ibu tiri dan kedua mertuanya juga hanya memanfaatkannya selama ini. Semua aset keluarganya direnggut sepihak.
"Kalian semua jahat, kalian tega melakukan ini..."
Di tengah laut yang disertai badai dan hujan deras, Selma dibuang oleh suami dan adik tirinya, lalu tenggelam.
Namun, sebelum air menguasai penuh paru-parunya, seorang perempuan sekecil tinkerbell bercahaya biru muncul di hadapannya dengan suara mekanis yang bergema di kepala Selma.
[Ding! Sistem Waktu Eri Aktif. Apakah Anda ingin menerima kontrak kembali ke masa lalu dan membalas dendam?]
IYA!
Begitu Selma membuka mata, dia terbangun di tubuhnya saat berusia 16 tahun. Di kesempatan keduanya ini, Selma berjanji akan menghancurkan semua orang yang mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Misi Baru di Sekolah
Setelah mengikuti sesi absensi, morning briefing bersama wali kelas homeroom A1 dan pelajaran matematika, para siswa kini keluar dari kelas utama mereka menuju ke sesi pembelajaran selanjutnya.
Selma berjalan bersama Julio dan Debora menuju Computer Science Lab. Dulu, dia tidak ada curiganya Debora selalu berada di antara mereka, karena masih menaruh kepercayaan. Tapi, sekarang Selma mengerti kalau Debora terus menempel karena memang sudah punya hubungan spesial dengan Julio di belakang Selma.
"Well, rencana aku memang mau bikin kalian bareng supaya aku nggak jadi tunangan sama Julio." Selma membatin sembari matanya menatap lurus ke depan.
Dia kemudian mempererat rangkulan tangannya pada Julio. "Baby, pasangan project kamu siapa? Aku cek semalem pasangan project aku si ketos cupu, padahal aku maunya sama kamu."
"Mr. Rafi memang tentuin secara acak, baby. Aku bareng Debora," jawab Julio.
Selma spontan menoleh pada Debora. "Nahhhh, kebetulan, Deb, kata kamu kan tipe cowok kamu kayak si ketos itu, kenapa kita nggak tukeran aja, entar aku yang ngomong sama Mr. Rafi deh."
Debora menahan napas sekilas. "Padahal aku cuma alesan aja soal tipe cowok, si Selma ini beneran sepercaya itu yah sama aku."
Gadis berambut panjang lurus itu kemudian tersenyum. "Bisa aja, Sel, cuma project yang aku kerjain bareng Julio udah berjalan 50% dan udah dicek sama Mr. Rafi."
"Iya, baby, kalau tiba-tiba swap pasangan project, yang ada entar kita diomelin karena nggak konsisten dan dikasih E sama Mr. Rafi."
Selma menekuk wajahnya cemberut. Pura-pura sedih. "Tapi, aku mau sama kamu, baby."
"Iya, baby, aku juga mau, kan kita tetep bareng, projectnya juga cuma sementara," kata Julio.
Selma mengembuskan napas panjang. "Iyaaa, deh, nggak usah swap." Selma kemudian tersenyum pada Debora. "Lagian pasangan project kamu Debora, jadi aku nggak perlu khawatirin apa-apa."
"Walaupun bukan sama Debora juga, kamu nggak usah ovt, baby, aku udah bilang sama kamu, aku cintanya sama kamu, kita juga sebentar lagi tunangan."
Selma menarik sudut bibirnya membentuk senyuman manis. "Iyaaa, baby, aku percaya sama kamu."
Begitu masuk di lab, Mr. Rafi guru computer science sudah berdiri di depan mengarahkan para siswa.
"Oke, anak-anak, silakan duduk bersama pasangan project kalian masing-masing dan kita mulai kelasnya," kata Mr. Rafi. Pria itu kemudian memusatkan pandangan pada Selma. "Welcome back, Selma. Hmm… what a beautiful red hair, harusnya kamu menunjukkan warna rambut asli dari dulu."
"Terima kasih, Mr. Rafi. Dulu aku nggak pede dan takut dikatain penyihir. Tapi, sekarang aku mau jadi diri aku sendiri, Mister."
"Bagus, seharusnya memang jadi diri sendiri… oke, kamu sudah cek pasangan project kamu, kan?"
"Sudah kok, Mister."
"Well then, silakan duduk."
"Baik, Mr. Rafi."
Gadis itu menoleh pada tengah ruangan yang penuh deretan komputer mewah. Lalu, mata Selma tertuju pada cowok berkacamata yang duduk di barisan tengah, depan layar monitor. Seragamnya terlihat disetrika sempurna, dasi lurus dan rambut hitamnya tertata rapi. Tidak heran dia ketua OSIS. Kyrann. Cowok cupu yang tidak pernah ada di radar kehidupan Selma sebelumnya.
Dia mulai melangkah dengan bantuan tongkatnya, rambutnya yang berkilau merah tembaga jatuh di sisi bahu, berayun seiring dengan langkahnya.
Seperti biasa, Eri si makhluk hologram mungil melayang di dekatnya.
"Kita pasangan project," kata Selma begitu duduk di sebelah Kyrann, setelah menyenderkan tongkat bantunya di sisi meja.
"Iya, tau," sahut Kyrann datar.
"So, kamu udah ada rancangan project belom? Atau udah jadi?"
Kyrann menoleh pada Selma. "Jadi di mimpi kamu."
"Kamu nggak ngerjain sama sekali?"
"Nggak, kan bukan solo project, tapi pair project, so dikerjainnya berdua bukan sendirian."
"Ya, maksud aku mungkin kamu udah ada bayangan gitu kita bakalan buat apa."
"Nggak ada."
"Yaudah, entar kalau semua kelas selesai kita meeting."
"Aku ada meeting OSIS dulu."
Selma mengembuskan napas kasar. "Okayyy, setelah kamu meeting OSIS deh, aku emang mau nyelesain ketinggalan aku juga kok."
"Hm."
Sembari kelas computer science berlangsung, tiba-tiba suara mekanis menggema di kepala Selma.
[DING]
[Misi baru terdeteksi]
Jemarinya terangkat menyentuh pelipis. Kyrann spontan menoleh.
"Kamu nggak papa?" tanya si ketos dengan nada rendah.
Selma melirik lalu menggeleng pelan, "nggak papa."
Sebentar…
Suara itu…
Selma jadi teringat dengan cowok ganteng yang menolongnya di rumah sakit. Kenapa suara Kyrann mirip dengan cowok itu? Ketika mengucapkan 'kamu nggak papa?'
Tapi, Selma tidak memikirkannya lebih jauh, gadis kemudian memusatkan perhatian pada panel hologram transparan berwarna biru yang mengambang di udara bersama Eri.
[Temukan tiga bukti perselingkuhan pacar dan sahabat host di lingkungan Mirelle International High School]
[Target: Julio Kalendra Arsana]
[Terget: Debora Savira]
[Durasi 8 Jam waktu nyata]
[Sanksi Hukuman khusus dari Eri]
[Hadiah EXP booster 3X]
[Hadiah semua kemampuan naik jadi level 3]
Seketika mata Selma berbinar. Dia menatap Eri dengan senyuman cerah. "EXP booster bisa bikin level aku cepet naik kan?"
Eri mendarat ke atas monitor Selma. "Benar, Selma, dengan EXP booster kamu bisa cepat menaikkan level."
"Sering-sering ngasih hadiah EXP booster deh." Selma senyam-senyum.
Di sebelahnya, Kyrann heran, beberapa menit yang lalu wajah gadis itu menekuk kesakitan, sekarang berbinar seperti anak kecil diberi permen. Tak sadar, Kyrann mengangkat sudut bibirnya tipis sehingga terbentuk senyum samar yang nyaris tak terlihat di wajahnya.
***
Begitu jam istirahat tiba, Selma memulai misinya untuk menemukan bukti perselingkuhan Julio dan Debora.
"Eri, aktifkan fitur baca pikiran."
[DING]
[Fitur baca pikiran diaktifkan]
[Durasi penggunaan 3 jam]
"Ke kafetaria yuk, Sel?" tanya Debora, berdiri di dekat meja Selma.
"Duluan aja, Deb, aku punya banyak ketinggalan, jadi harus aku selesain, aku juga bawa bekal dari rumah kok, madam Teresa yang buatin." Selma beranjak dari kursi dibantu Debora.
"Ohhh, oke deh," jawab Debora, menyerahkan tongkat bentuk Selma pada siang pemilik.
"Hmmm, bagus deh, jadi aku bisa makan bareng sama Julio di rooftop."
Itu suara pikiran Debora yang didengar Selma.
"Gotcha, Debora!" sorak gadis itu dalam hati.
Selma kemudian menoleh pada Julio. "Baby kamu nemenin aku ke perpus nggak? Aku mau ngerjain ketinggalan."
"Sorry, baby, aku harus ke gimnasium buat latihan basket," kata Julio.
"Mumpung kamu sibuk sama ketinggalan kamu, aku mau nikmatin waktu berdua dulu sama Debora, maaf yah, Selma. Sekarang, Debora lagi menggoda banget dan bikin aku h*rny. Coba aja kamu bisa muasin aku kayak dia, mungkin aku bakalan pertimbangin tetep luangin waktu buat kamu."
Selma terdiam.