Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Di kediaman Bagaskara, kini kedua orang tua dan Marcel sedang duduk di ruang keluarga. Berbincang hangat seperti yang setiap hari mereka lakukan. Namun suasana tidak se ramai dan se cerah biasanya karena tidak ada Gisella di antara mereka. Kita semua tahu jika Gisella selalu berhasil membuat rumah menjadi lebih ramai dan ceria. Marcel bertanya kepada mama Sinta kenapa adiknya itu belum pulang padahal waktu makan malam sudah lewat. Meskipun Gisella berada di keluarga Mahendra namun ternyata tetap membuat sang kakak merasa khawatir.
"Tapi pa, papa yakin mau menjodohkan Gisel dengan Revan. Apa papa sudah tahu sifat - sifat Revan terlepas karena dia anak sahabat papa."tanya Marcel.
"Entahlah, tapi papa merasa kalau Revan adalah anak yang baik dan bisa menjaga adik kamu. Kita tidak tahu apa mereka akan selalu diam atau akan bertindak secepatnya. Tapi yang pasti papa sangat yakin dengan Revan."
"Tapi kalau Revan nggak bisa menjaga dan melindungi Gisella gimana pa? Revan itu juga masih kecil. Seumuran dengan Gisella bagaimana cara Revan melindungi Gisella pa?"
"Bagaimana Revan menjaga Gisella?"
Pertanyaan itu terus mengganggu pikiran Marcel. Kalau memang di pikir - pikir bagaimana bisa papa Rizal menyerahkan Gisella kepada Revan yang notabene masih sama - sama sekolah dan sama - sama kelas dua. Bagaimana cara melindungi dan menjaga sang adik. Bagaimana cara agar Gisella selalu aman berada di bawah lindungan Revan dan nama besar keluarga Mahendra.
Tak lama terdengar suara motor memasuki halaman. Mereka yakin jika itu adalah Revan dan Gisella. Dan benar saja tak lama Gisella masuk dengan Revan berjalan di belakangnya.
"Selamat malam semuanya, Gisella pulang."seru gadis cantik tersebut. Mama Sinta menyambut Gisella dengan pelukkan hangat.
"Anak mama kayanya seneng banget dari rumah calon suami."ujarnya seraya menggoda calon pengantin tersebut.
"Apa sih ma,, kan tadi juga bunda udah telepon kalau aku makan malam di sana."rajuk Gisella.
"Selamat malam ma, pa, kak Marcel maaf pulangnya kemaleman soalnya tadi bunda ajak ngobrol terus sampe lupa waktu."kata Revan sopan seraya mencium punggung tangan calon mertuanya dan calon kakak iparnya itu.
"Iya nggak papa kok Van,tadi bunda Diana juga sudah telepon mama. Ayo duduk dulu, Sebentar ya mama ambilkan minum dulu buat kamu."
"Iya ma, makasih."
Mama Sinta pergi ke dapur sedangkan Revan dan Gisella di sofa. "Van, papa mau bicara sebentar sama kamu bisa?"tanya papa Rizal dengan wajah serius. Gisella dapat melihat kegelisahan dan kekhawatiran di wajah papa nya. "Ada apa pa? Kok kayanya serius banget sih?"tanyanya penasaran.
"Nggak ada apa - apa kok sayang, papa hanya ingin bicara soal masa depan kalian nanti setelah menikah."bohong papa Rizal. Ia tidak ingin Gisella merasa terancam dan ketakutan.
"Iya bisa kok pa,"jawab Revan mantap.
"Kita bicara di ruangan kerja papa aja ya. Marcel kamu ikut juga ya.."sambung papanya.
"Lah kenapa kak Marcel ikut juga?"
"Nggak papa udah anak kecil diem aja."sahut Marcel lalu mereka beranjak dari duduknya menuju ruang kerja papa Rizal. Mereka duduk di sofa yang berada di dalam ruangan itu.
"Papa sudah dengar cerita kamu dari ayah kamu. Dan di saat yang bersamaan juga Marcel mengalami kejanggalan saat akan menjemput Gisella pulang hingga akhirnya ia telat. Seperti ada mobil yang sengaja menghambat perjalanan Marcel. Papa minta sama kamu tolong lebih ekstra lagi menjaga Gisella selama dia di sekolah. Hanya kamu yang bisa papa andalkan selama di sekolah."pinta papa Rizal. Terlihat papa Rizal begitu menyayangi putrinya itu. Tidak ingin hal buruk terjadi kepada putri kesayangannya.
"Iya pa, aku akan berusaha menjaga Gisel dan melindunginya semampu aku."jawab Revan.
"Gue percaya sama elo. Kalau papa yakin elo bisa jaga Gisella maka gue juga akan kasih kepercayaan penuh sama elo. Tolong jangan pernah kecewain gue."timpal Marcel.
"Iya kak, gue akan berusaha yang terbaik buat Gisella." Jawab Revan tegas.
"Tapi pa, sebenarnya siapa yang mengincar Gisella? Apa dia pesaing bisnis papa atau ada hal lain?"tanya nya penuh kehati - hatian. Papa Rizal menghela napas berat, ia melirik ke arah Marcel mencoba meminta pendapat. Marcel yang paham langsung menganggukkan kepalanya toh sebentar lagi mereka akan menikah dan meminta Revan melindungi adik kesayangannya itu.
"Sebenernya ada seorang pemuda yang menginginkan Gisella. Pemuda itu adalah masa lalu Gisella namanya Kevin.Dulu dia adalah tetangga kita waktu masih tinggal di rumah lama. Ia seumuran dengan Marcel.Dulu mereka sering main bersama di taman atau hanya sekedar di halaman rumah. Mereka selalu bermain berdua dan tampak biasa saja. Namun saat ada satu anak lagi yang ingin ikut bermain dia malah memukul dia hingga anak itu babak belur. Alasannya hanya dia yang boleh bermain dengan Gisella. Dia bilang kalau Gisella itu pacarnya dan akan selalu jadi pacarnya. Saat itu Gisella merasa tidak nyaman. Ia bilang sama Kevin kalau dia tidak boleh nakal sama anak lain dan bilang kalau semua itu teman. Kevin tidak terima dan dia marah, dia bilang kalau hanya dia yang boleh dekat dengan Gisel. Setelah kejadian itu Gisella mencoba menjaga jarak dari Kevin. Tapi anak itu selalu punya cara untuk mendekati Gisella. Hingga saat umur 10 tahun Kevin nekat mendekati Gisella dan mencoba mengancamnya kalau ia tidak mau dekat dengannya lagi dia akan bunuh Gisella.
Kamu bisa bayangkan Van, anak umur 10 tahun sudah berani mengancam akan anak lain.Marcel memukuli anak itu hingga babak belur saat ia mencoba mencelakai Gisella kecil. Saat itu Gisella menjadi trauma dan takut untuk keluar rumah hingga akhirnya kita pindah dan Kevin juga di bawa keluarga nya ke luar negeri. Tapi papa dengar dia pulang ke indonsia 3 bulan yang lalu dan kembali mencari - cari Gisella. Dia itu nekat Van, dia sangat terobsesi dengan Gisella dan berniat untuk menikahinya."terang papa Rizal dengan mata berkaca - kaca. Teringat Gisella saat kecil sempat takut hingga pernah pergi ke psikolog.
Revan tampak menahan napas, ia tahu orang seperti itu akan melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Ia yakin Gisella benar - benar membutuhkan perlindungan dan jangan sampai gadis itu tahu karena itu akan mengingatkan traumanya lagi.
"Aku nggak nyangka kalau ada orang psikopat seperti itu pa, tapi aku janji akan selalu menjaga Gisella. Aku tidak akan kasih celah untuk orang itu mendekati dan merusak mental Gisella lagi."
"Terima kasih ya nak, terima kasih sudah mau menjaga putri papa dan maaf kami memaksa kalian menikah di saat usia kalian masih sangat muda." Ucap papa Rizal tulus.
"Gue juga akan bantu elo buat menjaga Gisella dari jauh, mungkin saat ini elo yang lebih banyak waktu karena kalian satu sekolah."sambung Marcel lagi. Kini ia merasa yakin kalau Revan bisa menjaga adiknya dari pemuda psikopat seperti Kevin.
"Iya kak, elo tenang aja. Gue nggak akan kasih celah untuk orang itu mendekati Gisella.
***
Sedangkan di ruang keluarga Gisella tampak bingung kenapa mereka lama sekali berada di dalam ruang kerja papanya.
"Ma, papa lagi ngomongin apa sih sama Revan kok lama banget." Tanya nya penasaran.
"Mama juga nggak tahu sayang, udah lah itu kan urusan laki - laki."terang mama Sinta.
"Tapi ma..aku penasaran sama obrolan mereka. Kan tadi papa bilang mau bahas masa depan setelah aku nikah sama Revan kok kak Marcel juga ikut masuk. Apa ada yang kalian sembunyiin dari Gisella?"