Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.
Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.
Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.
Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.
Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Malam yang panjang akhirnya berganti pagi. Saat matahari masih malu-malu menampakkan diri, Xander dan sebagian pasukannya sudah berada di pinggiran tebing yang terletak di belakang pulau bersama Evan Krest, Bernard, Darren dan Kelly, sedang sebagian pasukannya yang lain berada di hutan yang berada tidak terlalu jauh dari tempat pertemuan.
Deburan ombak yang menabrak karang dan bebatuan terdengar berkali-kali, disusul suara burung camar dan perahu yang berlayar di pelabuhan dan laut. Matahari yang akan terbit menjadi pemandangan yang indah.
Xander melihat sepasang sepatu, satu setel pakaian seperti penduduk lokal, dan sebuah kotak yang berada di sebuah meja kecil.
"Sesuai dengan janjiku, hari ini adalah hari pertama pelatihanmu, Alexander," ujar Evan Krest, "tapi sebelum itu aku akan menjelaskan beberapa detail pelatihan yang akan kau jalani."
Xander mengepalkan tangan sesaat, mengangguk.
"Kau akan menjalani pelatihan selama lima bulan. Selama pelatihan tersebut, kau tidak diizinkan untuk kembali ke rumahmu dengan alasan apa pun. Kau hanya diizinkan untuk mengurus keperluanmu saat malam hari, itupun dengan waktu yang sangat terbatas. Kau harus mematuhi semua arahanku dan juga Bernard selama masa berlatih. Selain itu, para pengawalmu tidak diperkenankan ikut campur dalam pelatihanmu, kecuali jika aku dan Bernard merasa jika keadaan darurat dan membutuhkan bantuan mereka. Apa kau mengerti sampai sejauh ini, Alexander?”
"Aku mengerti, Tuan." Xander meyakini diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Waktu lima bulan bisa berlangsung sebentar maupun lama tergantung bagaimana menjalani hari-harinya. Xander harus memastikan jika dirinya benar-benar mampu melewati semua ini.
Semua ini aku lakukan untuk orang-orang yang aku sayangi, batin Xander.
"Sebelum aku meneruskannya, aku ingin tahu kegiatanmu, Alexander?"
"Aku memiliki dua kegiatan utama. Pertama, berlatih di bawah arahan para pengawal terbaikku, dan kedua menjalani aktivitas yang berhubungan dengan urusan kantor. Jika terdapat sebuah misi penting, aku akan turun langsung seperti yang aku lakukan kemarin."
"Aku mengerti. Fokusmu terbagi-bagi sehingga latihanmu menjadi kurang optimal. Aku tidak menyalahkanmu tentang hal itu ataupun menyalahkan siapa pun yang sudah melatihmu." Evan Krest menoleh ke arah laut sesaat. "Selama berlatih di bawah arahanku, kau harus fokus dengan masa pelatihanmu. Untuk itulah, aku membatasimu dari dunia luar, termasuk dari keluargamu sendiri.”
"Sebelum memulai pelatihan, hal utama yang harus dilakukan adalah memetakan kelebihan dan kekurangan. Kita akan mulai dengan kelebihanmu, Alexander. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kau memiliki kecerdasan dan pembawaan yang tenang selama dalam pertarungan. Kedua hal itu adalah dua hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berada dalam medan peperangan, bagaimanapun bentuk medan dan peperangannya."
Evan Krest menyentuh bahu Lima dengan tongkatnya, menepuk-nepuk beberapa kali.
"Kelemahanmu terletak pada fisik dan kemampuan bertarungmu yang masih dibawah standar. Meski kau memiliki fisik yang bagus, tapi pada kenyataannya kau belum mengoptimalkan potensi itu dengan sebaik mungkin. Jika diibaratkan, kau seperti anak kecil yang baru bisa berlari, sedang para pengawalmu seperti sosok yang sudah siap menghadapi situasi hidup dan mati. Kau tampaknya menyia-nyiakan masa kecil dan masa remajamu. Apa yang sudah kau lakukan selama masa itu, Alexander?"
"Masa kecilku dihabiskan di panti asuhan. Saat usiaku menginjak remaja dan dewasa, aku melakukan pekerjaan untuk menghidupi diriku sendiri. Sekitar 8 bulan lalu, aku baru bertemu dengan ayahku dan mengikuti pelatihan intens."
"Aku mengerti sekarang. Penilaianku ternyata tidak salah."
Evan Krest menatap Govin dan Miguel bergantian. "Hanya dalam beberapa kali melihat, aku bisa menilai jika pria bernama Govin dan Miguel dan juga beberapa pengawalmu berada di level yang sangat berbeda denganmu. Mereka sudah menjalani pelatihan keras sejak mereka kecil, terlepas pelatihan yang terstruktur maupun pelatihan yang diberikan kehidupan jalanan. Jika kau membandingkan dirimu dengan mereka ataupun dengan pengawalmu yang sudah mengikuti pelatihan sejak lama, kau hanya akan merasa rendah diri dan menganggap dirimu tidak akan bisa menjadi kuat. Perbedaaanmu dengan mereka terbentang jauh."
"Perbedaan levelmu dengan Govin dan Miguel seperti tanah pohon tinggi di atas bukit itu." Evan Krest menunjuk pohon yang dimaksud.
Xander mengepalkan tangan semakin erat.
"Waktu lima bulan tidak akan membuatmu berada di level yang sama dengan mereka, tapi setidaknya kau bisa mengurangi perbedaan levelmu dengan mereka. Memaksakan diri juga tidak akan membuatmu bisa langsung mengimbangi mereka. Seperti yang pepatah katakan, tidak semua bunga dan pohon akan mekar dan tumbuh di saat yang bersamaan. Semua hal di dunia ini memiliki cara sendiri untuk berkembang. Hal yang harus kau lakukan adalah mengalahkan dirimu di hari kemarin. Dengan kata lain, kau harus bertambah kuat setiap hari."
Evan Krest menatap mata Xander lekat-lekat. "Kau sepertinya sudah mengerti."
"Jika tadi aku sudah berbicara mengenai kelebihan dan kekurangan dirimu, sekarang aku akan berbicara mengenai kelebihan di luar dirimu. Alexander, kau memiliki uang dan kekuasaan dalam genggamanmu. Selain itu, kau memiliki pasukan yang terampil dalam berbagai keahlian dan pasukan yang patuh dan percaya padamu, begitupun denganmu yang percaya pada mereka. Dari kelebihan itu, terdapat celah kekurangan yang kau miliki. Kau terlalu mengandalkan mereka untuk mencapai tujuanmu. Jika kau kehilangan uang dan pasukanmu, kau akan sangat kesulitan untuk mencapai tujuanmu. Itulah kelemahan terbesarmu sekarang."
Xander membenarkan semua ucapan Evan Krest. Di saat yang sama, ia harus mengakui kembali jika pria itu sosok yang sangat luar biasa karena bisa menilainya dalam waktu sesingkat ini.
"Pelatihan ini akan berfokus untuk mengatasi kelemahanmu. Kau akan ditempatkan pada berbagai kesulitan yang harus kau hadapi sendirian tanpa teknologi apa pun. Kau harus menganggap dirimu berada dalam situasi kehilangan uang, kekuasaan, dan orang-orang kepercayaanmu. Kau siap?"
"Aku siap, Tuan."
"Lucuti pakaianmu dan lepaskan semua teknologi canggih dari tubuhmu, kecuali satu alat pelacak." Evan Krest berjalan ke pinggiran tebing, menatap matahari yang akan terbit. "Mulai sekarang kau akan hidup seperti kau sudah kehilangan semuanya."
Xander berjalan ke dalam hutan, melepas pakaian dan menggantinya dengan pakaian baru yang nyatanya hanya berupa celana jin yang robek di bagian lutut, tanpa alas kaki maupun baju. Meski bingung, Xander tidak melakukan protes apa pun. Alat pelacak yang digunakannya hanya berupa gelang kecil.
Xander merasa menjadi orang berbeda, lebih tepatnya kembali menjadi seorang pria yang tidak memiliki apapun seperti dahulu. Seharusnya ini tidak akan sulit untuknya.
"Darren, berikan benda itu pada Alexander." Evan Krest berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari laut.
Darren memberikan sepasang sepatu pada Xander. Saat akan menangkapnya, Xander terkejut karena sepatu itu nyatanya cukup berat.
Darren memberikan sebuah rompi tanpa lengan, memakaikannya pada tubuh Xander, lalu memberikan sebuah kaus tipis pada Xander.
Xander berusaha tegak karena rompi yang digunakannya cukup berat.
"Sepasang sepatu itu memiliki berat 10 kilogram, dengan masing-masing berat lima kilogram. Rompi itu juga memiliki berat sekitar sepuluh kilogram. Mulai sekarang kau akan menggunakan sepatu dan rompi itu dalam berbagai kesempatan, kecuali saat sedang tidur. Beratnya akan terus ditambah setiap seminggu sekali. Kau akan menjalani tugas setiap hari dan kemajuanmu akan terus dipantau," jelas Evan Krest seraya kembali menghadap Xander, "jika dalam satu bulan kau tidak berkembang, kau akan langsung kuusir dari pulau ini."
Xander bersiap untuk berbagai kemungkinan.
Evan Krest menunjuk atas bukit. "Tugas pertamamu sekarang adalah mengambil bahan makanan dari pantai ke atas bukit dalam waktu setengah jam. Waktumu dimulai dari sekarang.”
#✌️✌️✌️
cepat² di up nya min
#makan2