NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa lalu 21

Butuh waktu dua hari untuk Teresa bisa berbaikan dengan Prince. Puncaknya adalah hari ini, saat Teresa menyusulnya pergi ke perpustakaan. Di balik rak buku yang ada di sudut ruangan ini, Prince luluh saat Teresa memeluknya dari belakang. Prince mengusap tangan Teresa dengan lembut, dia bertahan sedikit lama dengan posisinya saat ini, membiarkan Teresa memeluknya lebih lama.

“Maafkan aku Prince, aku janji akan lebih menjaga diriku. Aku tidak akan terlibat perkelahian lagi,” ucapnya.

“Aku juga minta maaf, karena semuanya gara-gara aku,” ucap Prince dengan nada merasa bersalah.

“Aku mencintaimu Prince,” ucap Teresa mengencangkan pelukannya.

“Aku juga,” balas Prince singkat.

Mereka saling menjauh untuk melepaskan pelukan, kemudian mereka saling menatap satu sama lain, saling melemparkan senyuman hangat penuh cinta. Saling menggengam tangan, mengusapnya lembut penuh kehangatan.

“Kau adalah cinta pertamaku, cintaku yang murni saat usiaku 18 tahun,” ucap Prince lirih sembari mengusap wajah kekasihnya.

“Kudengar, cinta di usia ini akan sulit di lupakan, apa itu benar adanya?” Tanya Prince masih menatapnya penuh cinta.

“Benar. Kurasa kisah indah ini mustahil untuk di lupakan,” balas Teresa dengan senyuman indahnya.

Mata mereka saling menatap satu sama lain penuh dengan kilauan kebahagiaan. Mereka hanya memikirkan kebahagiaan yang sudah mereka bayangkan sebelum masa itu terjadi. Mereka terlalu optimis dengan masa depan yang indah. Sampai mereka melupakan fakta bahwa kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana manusia.

“Mau pulang bersama?” Tanya Prince.

“Naik sepeda?” Tanya Teresa, dan di balas anggukan oleh Prince.

“Ayo sekarang!” Ucap Teresa antusias.

Mereka bersepeda bersama mengelilingi seluruh jalanan sekolah, mereka menikmati waktu sore hari dengan di temani daun-daun yang gugur berjatuhan mengenai wajah mereka. Canda tawa bahagia menemani perjalanan mereka, membuat kenangan manis di masa sekolah yang indah. Kenangan yang sangat manis, sampai terasa mustahil untuk di lupakan di masa depan nanti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bulan dan musim berganti…

Hubungan Teresa dan Prince terjalin sampai masa-masa akhir sekolah. Mereka bahkan selalu belajar bersama setiap ujian akan datang. Mereka saling menyemangati satu sama lain demi keberhasilan mereka untuk masuk ke Star university. Mengingat ujian masuk perguruan tinggi akan di adakan sebentar lagi, membuat Prince dan Teresa semakin giat dalam belajar.

Buku kedokteran sudah berserakan di meja, semua buku itu terlihat sangat tebal dan memusingkan. Sementara di sofa, banyak juga buku tentang hukum dan sistem hukum yang juga sama tebalnya. Sepasang kekasih ini sudah fokus belajar sejak satu jam yang lalu.

Mereka selalu belajar bersama di apartemen Prince yang sudah resmi di tempati olehnya sejak satu minggu yang lalu. Dia sudah benar-benar menetap di apartemen ini. Membuat mereka lebih leluasa menggunakan tempat ini untuk belajar bersama.

“Prince?” Tanya Teresa menatap kearah kekasihnya.

“Hm?” Prince menjawabnya singkat.

“Apa kau yakin aku bisa masuk ke Star university?” Tanyanya, membuat Prince reflek menoleh kearahnya.

“Tentu saja! Kau sudah banyak belajar selama ini, kau pasti bisa masuk dengan mudah,” ujar Prince.

“Aku berbeda denganmu Prince. Aku tidak sepintar dirimu!” Ucap Teresa dengan wajahnya yang sedih.

Prince menutup buku tebalnya, dia bangkit dari duduknya untuk menghampiri Teresa yang selalu tidak percaya diri. Dia duduk di sampingnya dan mengusap puncak kepalanya lembut, lalu Prince memeluknya erat.

“Aku yakin kau pasti bisa masuk ke Star university bersamaku nanti,” ucap Prince mengusap punggung Teresa berusaha menenangkannya.

“Ujian masuk Star university akan di laksanakan satu minggu lagi, kuharap kau bisa jaga kesehatanmu Teresa,” ucapnya lagi, membuat Teresa mengangguk.

“Dan aku harus pulang sekarang Prince, karena jam sudah menunjukan pukul 7 malam,” ucap Teresa sembari melepaskan pelukannya.

“Aku akan mengantarmu,” tapi ucapan Prince langsung di tolak oleh Teresa.

“Tidak! Aku akan naik taksi,” ucap Teresa dengan senyum tipis diwajahnya.

“Tapi aku tidak ingin berpisah denganmu,” ucap Prince dengan nada sedih.

“Hampir setiap hari kita bertemu, apa kau tidak pernah bosan padaku Prince?” Ucap Teresa terkekeh.

“Aku tidak pernah bosan pada gadis secantik dirimu,” jawab Prince sembari mencium pipi Teresa singkat.

“Ishh kau selalu berlebihan memuji kecantikanku! Padahal yang jelas-jelas mempunyai daya tarik yang kuat adalah dirimu sendiri! Apa kau melupakan gadis-gadis yang mengejarmu di sekolah?” Cerocos Teresa terlihat sangat menggemaskan.

“Bahkan saat mengomel, kau tetap cantik,” ucap Prince menatap wajah Teresa dalam.

Teresa tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah. Walaupun mereka sudah lama bersama, tapi rasa malu itu masih tetap ada jika Prince bersikap manis atau mengatakan sesuatu yang membuat wajahnya memerah. Debaran di dadanya masih ada sampai detik ini.

“Aku pulang sekarang!” Ucap Teresa bangkit dari duduknya.

Sementara Prince menyandarkan tubuhnya pada dinding sembari memperhatikan Teresa mengemasi barang-barangnya. Entah kenapa, malam ini Prince merasa sangat berat melepaskan Teresa untuk pergi dari apartemennya. Karena rasa cintanya semakin lama justru semakin dalam, semakin takut kehilangan.

“Apa sudah memanggil taksi?” Tanya Prince.

“Sudah!” Balas Teresa.

“Tunggu!” Ucap Prince sembari menahan tangan Teresa untuk membuka pintu.

“Ada apa?” Tanya Teresa kebingungan.

“Bolehkah aku menciummu lagi? Seperti saat terakhir kali, saat ayahku melihatnya,” ucap Prince lirih sembari menatap bibir kekasihnya.

Teresa tidak menjawabnya, dia melangkah mundur saat Prince semakin mendekatinya. Punggungnya sampai membentur dinding saat dia terpojok. Entah kenapa rasa takut seperti terakhir kali sudah tidak Teresa rasakan. Justru sekarang, Teresa malah menginginkannya.

‘Cup!

Prince terdiam membeku saat Teresa mencium bibirnya terlebih dahulu. Ciuman singkat itu sebagai pertanda bahwa Teresa juga menginginkannya. Tanpa pikir panjang, Prince menyentuh wajah kekasihnya dan menciumnya lama. Detik demi detik berlalu, dan mereka masih bersatu dalam ciuman yang semakin tak terkendali. Sampai ponsel Teresa berbunyi, seolah meminta mereka untuk berhenti.

“Cukup!”

“Kita tidak bisa melakukan hal yang lebih dari ini!” Ucap Teresa dan pergi membuka pintu.

Prince masih terdiam membeku setelah kepergian Teresa. Dia seperti merasakan kekosongan di hatinya, merasa kehilangan sentuhan itu. Dan yang paling membuatnya terasa berat adalah, dia semakin tidak ingin Teresa pergi. Prince memejamkan matanya, mencoba menenangkan dirinya sendiri yang hampir melewati batas.

Pada saat yang sama, di tempat yang berbeda. Teresa mengendalikan nafasnya yang tak beraturan. Karena dia baru pertama kali membalas ciuman semacam itu, dan entah kenapa jantungnya sampai berdegup lebih kencang dari biasanya. Teresa selalu memegangi bibirnya yang masih merasakan sentuhan itu. Entah kenapa Teresa justru tersenyum bahagia.

“Aku sungguh semakin menyukaimu Prince,” ucapnya lirih.

Teresa membuka kaca mobilnya, dia menghirup udara segar di malam hari yang mengenai wajahnya. Senyuman lebar selalu menemani perjalanan pulangnya malam ini. Matanya beralih menatap bintang-bintang di langit, keindahan itu semakin membuatnya merasa bahagia. Supir taksi yang melihatnya sampai tidak bisa menahan senyumannya, karena senyuman kebahagiaan Teresa bisa membuat orang lain juga merasakan hal yang sama.

Sampai taksi yang dia naiki sampai di komplek perumahan elit, senyumannya langsung memudar bahkan menghilang saat melihat halaman rumahnya sudah ramai dengan mobil. Tangan Teresa sampai gemetar ketakutan saat menyadari bahwa, ayah dan ibunya sudah kembali ke rumah.

“Ayah Tao, dan ibu Diana telah kembali ke rumah.”

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!