NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Api Cemburu

Suasana kantor Jonathan Group terasa asing bagi Adelia. Ia berjalan pelan melewati deretan meja karyawan, merasakan tatapan tajam beberapa pasang mata yang menancap di punggungnya.

"Tu liat Delia dateng, denger-denger mau kerja lagi. Nggak punya malu dia."

"Pasti sekarang mau ngegoda Bos Reno. Kasian Bos Reyhan punya istri murahan."

"Iya tuh! Ngeselin sok cantik banget."

Bisik-bisik kecil terdengar, namun langsung hilang saat Reno muncul dari ruangannya.

"Del, sini sebentar," ucap Reno dengan nada tenang namun tegas.

Adelia mengangguk singkat, mengikuti langkah mantan kekasihnya yang kini menjadi bagian penting perusahaan. Setibanya di dalam ruangan, Reno membukakan pintu, lalu menutupnya pelan.

"Kamu nggak usah dengarkan gosip karyawan-karyawan itu. Kalau ada yang berani kurang ajar, kasih tahu aku langsung," kata Reno sambil menyandarkan tubuhnya di meja.

Adelia menatap Reno dengan mata teduh. "Aku nggak masalah dengan mereka. Lagi pula, aku sudah terbiasa jadi bahan omongan."

Wajah Reno mengeras. "Seharusnya Reyhan ada di sini buat ngejaga kamu, bukan malah sibuk sama urusan di luar negeri."

"Reno…" suara Adelia sedikit bergetar. "Tolong jangan bahas Reyhan. Dia tetap suamiku, apa pun keadaannya."

Reno mendesah panjang, lalu memutar kursi dan duduk menghadap jendela kaca besar. "Aku tahu. Tapi kalau kamu butuh teman bicara, aku ada. Jangan terlalu banyak menahan diri, Del. Kamu bukan perempuan sekuat itu."

Adelia tersenyum tipis, walau hatinya terasa sesak. "Makasih. Tapi sekarang aku hanya ingin bekerja dengan tenang."

Reno bangkit dari kursinya, berjalan mendekat. Ia menatap Adelia dengan pandangan yang sulit dibaca.

"Del … aaku nggak bisa pura-pura nggak peduli. Kamu mantan pacarku. Sekarang kamu sendirian, sementara Reyhan—"

"Reno!" sela Adelia dengan cepat. Ucapan Reno terhenti di udara.

"Kamu jangan membuatku terlihat seperti istri yang menyedihkan. Aku masih percaya Reyhan akan kembali."

Hening beberapa detik. Reno menarik napas panjang, lalu tersenyum samar. "Baiklah. Tapi aku tetap akan jaga kamu. Ini bukan soal Reyhan, ini soal rasa hormatku ke masa lalu kita."

Adelia menunduk pelan. "Aku pamit kembali ke meja kerjaku."

Begitu Adelia keluar, Reno menatap punggungnya dari jauh. Di matanya tersimpan gelombang emosi yang tertahan—campuran penyesalan dan rasa yang belum sepenuhnya padam.

"Del, kalau saja dulu kita nggak putus, mungkin aku yang ada di sisimu sekarang. Tidak seperti Karin—yang hanya bisa menyulitkan keluargaku," bisiknya pelan.

Di sore hari, Reno melihat Adelia memijat-mijat perutnya saat duduk sendirian di pantry. Ia mendekat tanpa suara, lalu berkata.

"Del," panggilnya pelan.

Adelia tersentak, cepat-cepat menarik tangannya dari perut. "Reno! Ada apa? Kamu bikin kaget."

Reno menyipitkan mata, memperhatikan gerak-geriknya dengan teliti. "Aku nggak salah lihat kan? Kamu tadi megangin perutmu lagi."

Adelia menghela napas dalam-dalam, mencoba menghindari tatapannya. "Sudahlah, Reno. Jangan tanya apa-apa lagi. Itu bukan urusanmu."

"Tapi aku nggak bisa berhenti kepikiran, Del." Reno maju satu langkah, suaranya meninggi sedikit. "Bukannya kamu sempat hamil? Sekarang kenapa—"

"Reno!" Adelia bangkit dari kursinya, matanya berkilat. "Berapa kali harus kukatakan, jangan ikut campur! Kamu bukan siapa-siapa lagi untukku!"

Reno menatapnya dengan rahang mengeras. "Mungkin aku bukan siapa-siapa lagi di hidupmu, tapi aku pernah jadi orang yang paling kamu percaya. Aku masih peduli, Del … aku nggak sanggup lihat kamu menanggung semua ini sendirian."

Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi, akhirnya lolos. Suara Adelia pecah ketika ia bersuara lagi.

"Anakku … udah nggak ada, Ren."

Kata-kata itu menghantam Reno seperti palu godam. Ia membeku di tempat, matanya membesar, napasnya tercekat. "Apa maksudmu?" bisiknya lirih.

Adelia memeluk perutnya sendiri yang rata, tubuhnya bergetar. "Bayi itu … dia pergi bahkan sebelum sempat aku peluk. Dia yang selama ini jadi alasanku bertahan, sekarang dia nggak ada lagi."

"Del," Reno maju dan mencoba meraih tangannya, tapi Adelia mundur satu langkah, menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.

"Jangan, Reno. Aku nggak butuh rasa iba dari siapa pun. Cukup! Aku udah cukup hancur."

"Ini bukan soal iba, nggak!" Reno menggenggam kedua pundaknya dengan tegas, suaranya serak.

"Ini karena aku nggak tahan lihat kamu seperti ini. Kamu terus pura-pura kuat, padahal aku tahu kamu rapuh. Kamu selalu menyimpan semuanya sendiri, Del!"

Adelia menangis makin kencang, akhirnya membiarkan Reno menariknya ke dalam pelukan.

"Lepas, Reno…" bisiknya lemah.

"Tolong sekali ini aja, Del. Biarkan aku ada buatmu, seperti dulu," ucap Reno, suaranya nyaris pecah.

Adelia diam dalam pelukan itu selama beberapa detik, lalu melepaskan diri dengan cepat. "Kita nggak bisa kembali ke masa lalu, Reno. Aku masih istri Reyhan, apa pun yang terjadi."

"Reyhan yang bahkan nggak ada di sisimu saat kamu kehilangan bayimu?!" potong Reno dengan nada penuh amarah dan kepedihan.

Adelia terdiam, hanya air matanya yang terus menetes tanpa henti. Ia menghapus pipinya dengan kasar. "Aku harus kembali bekerja. Jangan pernah bahas ini lagi."

Reno hanya bisa berdiri terpaku, kedua tangannya mengepal. Ia tahu Adelia berusaha terlihat tegar, tapi di balik mata sembab itu, Reno melihat seorang perempuan yang sedang runtuh perlahan.

'Reyhan, kalau kau terus diam dan membiarkan dia seperti ini. Aku nggak yakin aku sanggup menahan diri lebih lama,' batin Reno dengan tatapan yang mulai berubah lebih tajam.

Tanpa Reno duga, di sudut kantor, salah satu karyawan diam-diam memotret momen Reno memeluk Adelia. Gambar itu dikirim ke seseorang yang berada jauh di Singapura.

'Em, ini foto terbaru dari kantor. Bos Reyhan harus lihat ini.'

Di lain tempat, Singapura.

Emma tersenyum puas saat melihat foto itu di ponselnya. "Bagus. Sebentar lagi Reyhan akan melihat siapa Adelia yang sebenarnya."

"Rey," suara Emma lirih.

Reyhan mendongak dari gelas wine yang hanya ia sentuh tanpa diminum. "Apa lagi, Em?" tanyanya datar.

Emma menarik napas panjang, lalu menyerahkan ponsel ke arahnya. "Lihat ini. Foto yang tadi sore dikirim temanku dari kantor kita."

Reyhan mengambil ponsel itu dengan satu tangan. Saat matanya menangkap gambar di layar, napasnya tercekat.

Di foto itu terlihat Reno memeluk Adelia dengan erat. Wajah Adelia memang sembab, tapi pose itu terlihat seperti pelukan hangat yang hanya dimiliki oleh sepasang kekasih.

Cengkraman Reyhan pada ponsel mengeras,kuku jarinya memutih. Rahangnya menegang, dan dadanya bergemuruh hebat.

Emma pura-pura prihatin. "Kamu lihat sendiri, kan? Aku udah bilang dari dulu. Adelia nggak pantas buat kamu."

Reyhan diam, tapi pandangan matanya menusuk tajam ke layar ponsel. Seperti ada badai yang terperangkap di dalam dadanya dan rasa cemburu yang membara.

"Dia bilang akan setia, tapi lihat apa yang dia lakukan saat kamu jauh. Dipeluk oleh adikmu sendiri di kantor yang bahkan pernah jadi kekasihnya." Emma melanjutkan provokasinya, sedikit menekan tangan Reyhan dengan lembut.

Reyhan akhirnya meletakkan ponsel itu di meja dengan kasar hingga bunyinya nyaring. "Cukup, Em," ucapnya dengan nada dalam namun dingin.

Emma terkejut tapi tersenyum samar, karena ia tahu Reyhan sudah mulai goyah. "Aku hanya nggak mau kamu terus-terusan dibohongi. Kamu layak mendapatkan perempuan yang lebih baik. Yang nggak menusukmu dari belakang."

Reyhan menatap keluar jendela, mencoba menenangkan gejolak di dadanya. Tapi bayangan Adelia dalam pelukan adiknya sendiri terus terngiang di kepalanya.

'Adelia, apa semua yang kau tunjukkan padaku selama ini hanya topeng?' batinnya bergejolak. 'Apa mungkin kamu masih menaruh rasa kepada Reno?'

"Rey?" Emma memanggilnya lagi dengan nada lembut.

Reyhan menarik napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. "Aku butuh waktu sendiri. Jangan ganggu aku dulu."

"Rey, aku—"

"Tolong, Emma." Suaranya tegas, membuat Emma tak berani membantah.

Reyhan lalu melangkah keluar dari restoran dengan langkah besar, meninggalkan Emma yang tersenyum miring sambil meraih kembali ponselnya.

"Pelan-pelan, Rey,sebentar lagi kamu akan sepenuhnya menjadi milikku. Hanya untukku."

1
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NurAzizah504
hayo, Del. tanggungjawab tuh /Facepalm/
NurAzizah504
ya ampun /Sob/
NurAzizah504
wah, ada juga ya kasus begini. hubungan hambar lah istilahnya
NurAzizah504
ini bukan lagi ditusuk. tp ditikam berkali2
Adinda
cerai Saja del suami kamu gak perduli sama kamu,kamu keguguran saja dia tidak tau karena asyik dengan jalangnya
Adinda
cerai saja adelia untuk apa sama suamimu tukang selingkuh
Cindy
lanjut kak
Adinda
cerai aja del tinggalin reyhan buat apa bertahan kalau dia bersama dengan jalangnya terus
Adinda
pergi adelia tinggalin reyhan buat apa bertahan sama pria yang tidak bisa lepas dari masalalu
Cindy
lanjut kak
Adinda
lebih baik adel tinggalin reyhan dan cerai tak usah punya urusan sama keluarga itu lagi
Cindy
next
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!