Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
🌸🌸🌸
Kini, waktu sudah menunjukkan saatnya makan siang. Aurel yang kini sudah merasa sangat lapar, sudah tak bisa untuk menahannya lebih lama lagi. Dan akhirnya mereka pun berhenti di depan sebuah warung nasi pinggir jalan. Mereka berdua pun makan di warung nasi itu. Aurel makan dengan sangat lahap bahkan ia sudah menghabiskan tiga porsi nasi ukuran jumbo. Annin menelan salivanya dengan bersusah payah, melihat selera makan Aurel yang tak seperti biasanya. Annin bertanya-tanya, apakah setiap perempuan yang hamil nafsu makannya akan meningkat seperti Aurel.
Selasai makan, kakak beradik itu pun mulai melanjutkan perjalanan menuju apartemen dokter Diana. Karena lokasi mereka sekarang sudah dekat dengan apartemen. Jadi mereka berduan memilih melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Setelah 5 menit berjalan kaki. kini, mereka pun sampai di depan sebuah apartemen yang tinggi menjulang. Dan mereka pun memasuki apartemen dan menuju lantai 7 tempat dokter Diana tinggal.
"Kakak, biar Aurel yang pencet belnya," pinta Aurel bersemangat.
"Iya baiklah, " jawab Annin menggelengkan kepalanya.
Tak lama setelah Aurel memencet bel, pintu pun terbuka dan tampakalah seorang wanita paruhbaya menyambut Annin dan Aurel dengan senyuman ramahnya.
Karena tidak punya anak perempuan, membuat dokter Diana mengangap Annin dan Aurel sebagai anaknya sendiri. Dan ia pun menyuruh Annin dan Aurel untuk memanggilnya dengan panggilan Ibu.
"Ibu Diana, Aurel kangen," ucap Aurel menghamburkan tubuhnya kepelukan wanita paruhbaya yang masih tampak cantik itu.
"Iya sayang, Ibu juga kangen Aurel, bagaimana keadaan kamu dan kandungan kamu, sayang ?" Tanya dokter Diana.
"Aurel dan kandungan baik-baii aja, buk. Aurel makannya banyak sekarang," jawab Aurel polos.
"Dokter, apa kabar? " Tanya Annin yang kini memeluk dokter Diana. berbeda dengan Aurel, Annin masih terbiasa memanggil dokter Diana dengan panggilan Dokter.
"Baik kok sayang. Kamu baik juga kan?" Tanya dokter Diana pada Annin.
"Baik kok dok," jawab Annin.
"Panggil Ibu saja, sayang. Ini bukan di rumah sakit," ujar dokter Diana.
"Baik, Bu." jawab Annin pada akhirnya.
"Ayo kita masuk dulu. Kita ngobrol-ngobrolnya di dalam saja," ujar dokter Diana mempersilahkan Annin dan juga Aurel untuk masuk ke apartemennya yang cukup luas.
"Kalian berdua, duduk dulu ya. Ibu bikin minuman dulu"
"Aurel jus kosong saja ya, bu." Pinta Aurel.
"Hah!" Saut Annin dan dokter Diana bersamaan.mereka berdua bingung tentang apa yang dimaksud Aurel dengan jus kosong.
"Maksud aurel itu, es kosong bu. Biar lebih keren aja jadi namanya jus kosong, hehehe,"jawab Aurel nyengir kuda.
"Kamu ini ada-ada saja, ya sudah tunggu sebentar ya, ibu bikinin dulu," ucap dokter Diana melangkahkan kakinya menuju dapur.
Tak lama kemudian dokter Diana datang dengan membawa tiga gelas minuman dan juga beberapa cemilan.
"Makasih bu," ucap Annin dan Aurel bersamaan.
"Kak, Aurel lapar!" Bisik Aurel tapi terdengar oleh dokter Diana.
"Tapi kamu baru saja sudah makan 10 menit yang lalu," sanggah Annin merasa tidak enak.
"Sudah Annin, kamu kayak dirumah siapa saja. Ibukan juga Ibu kalian. Jadi ini rumah, rumah kalian juga. Aurel nggak usah malu-malu, sana makan gih. Tadi Ibu masak ayam goreng banyak banget, juga ada sup, masih panas lagi," ucap dokter Diana pada Aurel.
"Ibu beneran, ada ayam goreng," jawab Aurel sambil membayangkan paha ayam goreng.
"Tapi bu, Aurel baru saja makan dan itu tiga porsi jumbo lagi," bantah Annin keukeuh.
"Annin sudah, biarkan saja Aurel makan lagi. Namanya juga ibu hamil, jadi wajar kalau lapar terus. Malah bagus kalau Aurel makannya banyak. Banyak ibu-ibu hamil diluaran sana yanh nggak bisa makan bahkan melihat makanan saja sudah mual. Aurel beruntung tidak mengalami hal itu," tutur dokter Diana.
"Iya kak, boleh ya Aurel makan lagi. Ibu saja tidakk melarang." ucap Aurel penuh harap.
Melihat mata polos Aurel yang berbinar, Annin menghembuskan napasnya.
"Yasudah, tapi kamu makan sendiri ya. Kakak mau bicara dulu dengan Ibu Diana," pinta Annin mengizinkan dengan mengelus pelan rambut gelombang Aurel.
"Makasih kak, Muach"
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩