Seorang gadis desa yang di paksa orang tuanya untuk menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya untuk membayar hutang orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giamor nailha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPBB 21
Tidak lama kemudian Ratih kembali sadar,dia bingung apa yang terjadi pada dirinya,dia terbangun .
"Aduhhh..kepalaku pusing sekali."Ucapnya sembari mencoba duduk.
Di depannya sudah ada seorang pembantu.Dia bingung saat terbangun dia sudah ada di sebuah kamar.
"Kenapa saya ada di sini,apa yang terjadi kepada saya.Kepalaku terasa sakit sekali."ucap Ratih.
"Mbak Ratih tadi pingsan di kamar mas Danu,dan mas Danu memanggil saya untuk membawa mbak ke sini."jawab pembantu itu.
Ratih baru teringat apa yang terjadi padanya.
"Mbak Ratih nggak papa?kenapa mbak Ratih sampai nggak sadarkan diri tadi?"Tanya pembantu itu.
"Enggak saya nggak papa ,mungkin saya hanya kelelahan saja selesai acara kemarin.Terima kasih ya sudah menolong saya."jawab Ratih sembari tersenyum ke pembantu itu.
"Iya mbak..Ya sudah kalau mbak Ratih nggak papa.Mbak Ratih sekarang istirahat saja dan minum obatnya ya mbak supaya cepat pulih kembali "ucap pembantu itu.
"Iya makasih ya."jawab Ratih.
Pembantu itu lantas meninggalkan Ratih.Dia merasa sangat kasihan kepada Ratih.Dia diperlakukan bukan seperti seorang istri ataupun seorang menantu,tetapi diperlakukan layaknya seorang pembantu.
Ratih pun beristirahat kepalanya terasa sakit dan badannya terasa lemas sekali.Namun beberapa saat kemudian bu Riska menghampirinya.
"Sudah sadar kamu?"tanya bu Riska.
Ratih yang sedang berbaring di tempat tidur segera bangun dan terlihat kesulitan untuk bangun.
"Iya bu.Ada apa ya bu?."Sahut Ratih
"Owww ya sudah ,berarti sudah nggak papa kan."Tanya bu Riska lagi.
"Iya bu,tetapi masih sedkit pusing dan badanku terasa lemas sekali bu."Jawab Ratih.
"Alah itu udah nggak papa.Nanti kalau kamu terus_terusan ada di kamar kamu malah tambah sakit lagi.Mendingan sekarang kamu bangun,masih banyak pekerjaan yang belum selesai di luar.Jangan manja deh."oceh Bu Riska.
"Tapi bu badanku lemas sekali,boleh tidak saya beristirahat sebentar."ucap Ratih.
"Kamu tu ya banyak alasan,kan bisa nanti istirahat lagi setelah pekerjaan di rumah ini selesai."Jawabnya.
"Ya sudah bu,iya saya akan kerjakan."ucap Ratih.
"Ya sudah.Hemmm enak saja mau males_malesan."ucap bu Riska sembari menunju ke luar kamar.
Ratih hanya bisa menghela nafas.Dia beranjak bangun dari tempat tidur,berjalan pelan keluar kamar.Dia segera mengerjakan pekerjaan Rumah seperti apa yang Bu Riska katakan.Seorang pembantu yang melihat Ratih ikut membantu mengerjakan pekerjan itu menghampiri Ratih.
"Lohhh mbak Ratih kan masih sakit,kok malah bersih_bersih si.Kenapa nggak istirahat saja?."Ucap pembantu itu.
"Enggak kok saya sudah agak baikan cuman sedikit pusing saja."jawab Ratih.
"Masak sih".ucap pembantu itu sembari memegang kening Ratih.
"Lah ini mah masih demam mbak.Mending mbak Ratih istirahat saja biar saya yang mengerjakan pekerjaan ini."ucap pembantu itu .
"Udah nggak papa,lagian saya jenuh ada di kamar terus nggak ada teman nggak ngapa_ ngapain dari tadi."Jawab Ratih.
Tiba_tiba bu Riska menghampiri mereka berdua.
"Apa_apa an ini.Kalian ini kerja atau apa?Udah selesai pekerjaan kamu.Di di sini saya bayar kamu untuk kerja ya bukan ber gosip di rumah saya,ngerti."ucap bu Riska
Pembantu itu dan Ratih tertunduk takut dengan Bu Riska.