Menurut Kalian apa itu Cinta? apakah kasih sayang antara manusia? atau suatu perasaan yang sangat besar sehingga tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata?.
Tapi menurut "Dia" Cinta itu suatu perasaan yang berjalan searah dengan Logika, karena tidak semua cinta harus di tunjukan dengan kata-kata, tetapi dengan Menatap teduh Matanya, Memegang tangannya dan bertindak sesuai dengan makna cinta sesungguh nya yang berjalan ke arah yang benar dan Realistis, karena menurutnya Jika kamu mencinta kekasih mu maka "jagalah dia seperti harta berharga, lindungi dia bukan merusaknya".
maka di Novel akan menceritakan bagaimana "Dia" akan membuktikan apa itu cinta versi dirinya, yang di kemas dalam diam penuh plot twist.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNFLWR17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata
"Bagas, lo sehat? Atau gila? Datang-datang kayak pengemis?"
Ucap Dewi yang sangat tidak suka jika makanannya Alena diambil begitu saja.
"Tenang aja, gue sehat kok. Nanti gue ganti deh, kebetulan gue nggak bawa duit nih."
Ternyata siswa itu bernama Bagas, anomali sekolah ini. Kenapa dibilang anomali? Percayalah, tingkahnya lebih aneh dari Jevan. Memiliki wajah kalem tapi jiwa berandalan, sangat saling bertabrakan antara wajah dan jiwanya.
"Ya tapi kan enggak boleh gitu dong?"
Ucap Dewi lagi yang mulai tidak suka dengan Bagas.
"Ya elah, pelit banget. Duduk dulu napa, gue laper banget ini."
Setelah mengucapkan kata itu, dia langsung menarik kursi di samping Kenzo dan langsung menyuapkan nasi goreng.
"Lah, seafood? Jadi nggak nafsu makan. Nih gue balikin."
Bagas yang merasakan bahwa nasi goreng yang dimakannya merupakan olahan seafood langsung menyodorkan kembali piring ke arah Alena, karena Bagas sangat tidak menyukai olahan seafood, menurutnya mau di buat apapun tetap tercium bau amis,
Dewi dan Alena yang mendengarnya kaget. Dewi pun mengambil nasi gorengnya Alena dan langsung memakan sesuap. Benar saja, saat dimakan ternyata ini nasi gorengan dengan olahan seafood.
"Eh iya, kok bisa nasi goreng lo seafood? Perasaan tadi ayam. Kenzo, lo benar kan pesannya ayam? Soalnya gue punya benar kok seafood."
Dewi langsung melihat ke arah Kenzo, yang sedang mengerutkan keningnya karena menurut dia, enggak salah kasih pesanan.
"Udah, yang penting gue nggak makan. Untung Bagas datang, kalo nggak? Bisa masuk UKS lagi dan lebih parahnya ke rumah sakit."
Kenzo yang mendengar perkataan Alena langsung semakin bersalah. Dia langsung mengambil nasi gorengnya Alena dan menukarkan dengan nasi rendangnya.
"Nih makan. Tenang, gue belum makan itu makanan, jadi bukan bekas."
Kenzo langsung memakan nasi goreng milik Alena, dan benar saja lidahnya juga merasakan beberapa potongan seafood di nasi goreng ini.
"Oke, lanjut makan aja, habis ini langsung pulang."
Ucap Alena, dan langsung melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
"Btw, Bagas, terima kasih. Untung lo datang, kalo enggak? Alena bisa sakit." Perkataan Dewi yang hanya disambut oleh senyum tipisnya Bagas.
Jika kalian bingung kok Alena bilang habis dari kantin langsung pulang?
Soalnya sekolahnya hanya mengadakan lomba olahraga dan hari ini voli, makanya mereka bisa langsung pulang jika lomba yang diikuti selesai.
"Gue balik dulu. Mau nyari lawan dulu, enggak bisa kalo gue nggak mukul seseorang. Gatal tangan gue nanti."
Bagas langsung beranjak dari tempat duduk, tetapi tangannya memegang gelas es teh milik Dewi, dan membawanya. Setelah habis dia langsung menaruhnya di meja lain yang dilewatinya.
"Bangsat, minuman gue diambil lagi. Kesialan 2x berturut-turut!" Aura membunuh keluar begitu saja, setelah es tehnya dibawa kabur oleh Bagas.
"Udah, biarin. Nanti beli lagi."
Ucap Alena yang hanya menggelengkan kepalanya.
Beberapa menit kemudian, mereka pun selesai dengan kegiatan makannya.
"Oke, pulang yuk."
Dewi langsung membereskan piring makannya, dan mulai berdiri dari tempat duduk, sambil menunggu Alena yang juga membereskan piringnya.
"Yuk, gue juga mau beres-beres di rumah."
Akhirnya mereka bertiga langsung berjalan keluar. Tenang, mereka sudah bayar kok.
Saat keluar dari gedung sekolah dan sampai di parkiran, Alena mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.
"Kenapa? Di jemput? Atau mau gue antar?"
Tanya Dewi.
"Enggak usah, terima kasih udah nawarin. Gue dijemput."
Ucap Alena yang langsung menaruh ponselnya di saku blazernya.
"Oh oke, kalo gitu gue duluan ya. Terus Kenzo, lo gimana?"
Dewi heran soalnya Kenzo hanya diam di tempat, tanpa melangkah sedikit pun dari tempatnya.
Tapi sayang, nggak direspons, karena dia juga sibuk melihat sesuatu di ponselnya.
Dewi yang nggak direspons hanya mendengus saja, dan langsung pergi dari sana, tidak lupa melambaikan tangan ke arah Alena.
Setelah Dewi pergi, akhirnya Kenzo melihat ke arah Alena dan langsung menggenggam tangannya Alena dan membawanya ke arah mobilnya. Tapi Alena langsung melepaskan genggaman itu, karena takut dilihat orang.
Dan mereka berdua langsung masuk ke mobil, setelah meninggalkan area sekolah.
Sedangkan selama di perjalanan tidak ada percakapan antara mereka berdua, hanya suara musik yang diputar oleh Kenzo.
Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Alena.
"Terima kasih ya," ucap Alena yang langsung turun dari mobil.
Sedangkan Kenzo hanya tersenyum, dan menjalankan mobilnya.
Alena yang melihat itu langsung berjalan masuk ke dalam rumah, dengan wajah yang suram.
Tepat di depan pintu masuk, Alena berhenti sejenak dan menatap sebentar ke arah kakinya. Hanya beberapa detik, ia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
Terlihat sunyi dan tenang, berbeda dengan di malam hari ketika kedua orang tuanya pulang kerja.
Alena melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Setelah sampai, Alena langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur sambil menutup mata.
Saat sedang menikmati ketenangan ini, tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk dari saku blazer.
Saat Alena melihat siapa yang menelpon, ternyata pacarnya.
"Halo? Kenapa, Ay?" Tanya Alena ke pacarnya.
"Enggak apa-apa, cuman kangen aja."
"Hahaha, kangen ya? Perasaan tadi ketemu."
Alena tertawa ketika mendengar perkataan pacarnya.
"Emangnya kamu enggak kangen gitu ke aku? Kalo enggak, parah sih kamu ini."
"Iya-iya, aku kangen juga kok," jawab Alena dengan senyum.
"Hahahaha. Btw, jadi kan hari ini? Kamu pindah ke apartemen? Aku udah booking kamar yang di sebelah kamar aku, jadi enggak ada bantahan cari ke tempat lain, oke?"
"Tapi kan, agak jauh dari sekolah. apartemen kamu," ucap lesu Alena, padahal niatnya nyari yang dekat sama sekolahnya.
"Tenang, nanti pakai mobil aku aja, beres kan? Kalo enggak, kita bareng aja, gimana? Kalo aku sih maunya bareng kamu."
"Kalo aku pakai mobil kamu, nanti kamu gimana?"
Yakali Alena mau pergi bareng pacarnya ke sekolah, bisa gawat sih.
"Ya tinggal aku pakai mobil satunya lagi, Ay. Nanti kamu pake yang di rumahku, kalo aku pake yang sekarang aku pake."
"Iyain aja deh ke donatur."
"Nah, masalah beres. Btw, Ay, kamu nggak apa-apa kan di kantin tadi? Maaf yaa, karena aku kamu hampir makan nasi goreng itu."
Ucap lesu pacarnya Alena, yang merasa bersalah.
"It's okay, untung ada Bagas, kalo enggak bisa drop aku," ucap Alena yang tidak mau membuat pacarnya ini merasa bersalah, padahal kan bukan
"Tapi tetap saja, Ay."
Ha, Alena sangat ingin melihat wajah pacarnya ini, pasti sangat menggemaskan.
"Hmm, oke aku juga salah enggak hati-hati juga. Btw, Ay, aku off dulu ya, mau beres-beres. Nanti kalo selesai aku hubungin kamu lagi buat dijemput, hehehe."
"Oke, Ay, aku juga mau ke rumah ambil mobil dulu, habis itu baru ke rumah kamu."
"Oke, hati-hati ya, Ay."
"Iya, kamu matiin aja sambungannya."
Tidak ada balasan karena Alena langsung mematikan panggilan suara tersebut, dan langsung bergegas mengganti pakaian rumahnya dan langsung mulai beres-beres barang yang akan dibawa ke apartemennya.
Hampir 2 jam lebih, akhirnya sudah selesai.
"Buset, gue capek banget," Alena langsung merebahkan badannya ke lantai guna mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan.
Ting~
Suara notifikasi masuk.
-Ay🌻❤️
•Aku udah sampai di depan rumah kamu.
Alena yang melihat pesan tersebut, langsung bangun dan buru-buru ke depan rumah, tanpa merapihkan rambutnya yang 11-12 seperti rambut singa.
Saat sampai, Alena langsung membuka pintu, dan terlihat seorang cowok tampan dengan senyum teduhnya. Alena yang melihat itu rasanya ingin meleleh.
Percayalah, walaupun hampir setiap hari melihat senyuman itu dari pacarnya, tapi Alena masih saja tidak kuat.
"Hai, Ay. Kenapa ngelamun, hmm?"
Tanya cowok itu.
"Ha? Apa?"
Kan mulai lagi Alena dengan sifat linglung nya
"Hahaha, enggak apa-apa. Yuk makan. Kebetulan aku bawa makanan, titipan dari mama."
Kata pacarnya Alena yang gemas lihat tingkahnya Alena. Dan pacarnya Alena melangkah masuk ke dalam, tidak lupa mengusap pelan kepalanya Alena, yang semakin Alena ingin menelan daun pintu yang di depannya ini.
•maaf ya, agak kurang, soalnya ini karya pertama saya🥺 saya juga agak sibuk sama kerjaan.
🌻🌻🌻