NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terjadi di depan mata

Lagi-lagi kegiatan belajar mengajar di Lavente terpaksa dihentikan karena insiden yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Tewasnya Patricia sedikit banyak mampu mempengaruhi mental siswa siswi di sekolah elite itu.

Keluarga Patricia bahkan sampai menuntut pihak sekolah karena dianggap lalai dan abai dalam menjaga keselamatan para siswanya di dalam lingkup sekolah.

Meninggalnya Patricia karena tertimpa papan ring basket tentu tidak pernah mereka duga. Apalagi kejadian ini terjadi di Lavente sekolah berbasis internasional, kenapa sampai mengabaikan kerusakan fasilitas olahraga yang justru berakibat fatal hingga mengakibatkan korban jiwa seperti ini?

Yang paling terpukul diantara ratusan orang di Lavente bukanlah pihak sekolah atau keluarga Patricia namun Megan Alexa. Dia membaca semua yang akan terjadi pada diri Patricia tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Langkah kaki Megan terhenti di sebuah kelas yang hari ini ditutup rapat. Ruang kelas Patricia. Mereka semua berkabung atas kematian Patricia yang begitu tragis, oleh karena itu sekolah diliburkan. Ruang kelas dikunci. Ditutup sementara dari kegiatan belajar mengajar.

"Hei.. Bukankah kau Megan?" Suara seorang gadis menyapa Megan yang pucat pasi berjalan seperti mayat hidup di koridor kelas seorang diri.

Megan menoleh. Dia Nancy. Teman sekelas Patricia. "Iya, aku Megan. Kau mengenalku?" Megan menyipitkan matanya. Berusaha mengenali siapa yang menyapanya.

Demi Tuhan, Megan memang seorang gadis introvert luar biasa. Dia teramat abai dengan sekitarnya, hingga tak ada orang lain yang dia kenal selain Samuel sang kekasih dan Ziudith yang adalah teman satu kamar di asramanya. Bahkan dia tak kenal siapa saja yang menjadi teman sekelasnya. Dia merupakan gadis yang acuh dan tak peduli dengan sekitarnya.

"Ak-Aku.. Aku Nancy. Teman Patricia." Wajah Megan yang memang putih pucat makin kelihatan seperti orang yang tak memiliki darah di tubuhnya ketika mendengar nama Patricia disebutkan.

"Kau.. Apa kau teman sekelas Patricia?" Tanya Megan hati-hati.

Nancy mengangguk membenarkan. Kedua gadis itu lalu berjalan cepat menuju asrama, jika ketahuan principal jika ada siswa yang berkeliaran di area kelas di saat seperti ini, bisa dipastikan mereka akan mendapat hukuman.

"Kenapa kau ada di depan kelas ku tadi? Apa yang kau cari?" Tanya Nancy ketika mereka sudah ada di dalam kamar Megan.

"Aku hanya ingin tahu tentang Patricia. Dia meninggal tak wajar kan? Bagaimana bisa seseorang meninggal karena tertimpa tiang penyangga ring basket? Seperti tak masuk akal sama sekali." Kata Megan asal-asalan.

Megan membaca pergerakan bola mata Nancy. Gadis itu seperti ketakutan. Mungkin karena berada di dalam kamar yang pernah ditempati Ziudith. Aura kamar ini memang sedikit berbeda. Menyeramkan. Itu bagi orang lain, bukan bagi Megan tentunya.

"Iya. Dan aku lah yang bilang padanya untuk ke lapangan siang itu. Kau tau..? Patricia sangat mengagumi Arkana, semua tentang ketua tim basket di sekolah kita ini seperti medan magnet yang mampu menarik siapapun untuk masuk dalam pesonanya. Dan Patricia akan melakukan apapun hanya untuk bisa dekat dengan lelaki pujaannya itu.." Nancy bercerita.

'Oowh ayolah. Arkana tidak semenarik itu di mata ku!' Batin Megan.

"Aku menyuruhnya ke lapangan.. Aku.. Aku tidak bermaksud apapun.. Aku hanya memberi saran saja.. Aku..." Nancy menangis. Terlihat sekali jika dia sangat menyesali perbuatannya yang menyarankan Patricia pergi ke lapangan basket kemarin.

"Apa kau pernah melihat Patricia melakukan kekerasan pada.. Ziudith?" Kali ini mata Nancy memicing. Sepertinya dia tak menyukai obrolan tentang Ziudith.

"Oowh.. Maaf. Aku hanya ingin tahu saja." Lanjut Megan tak ingin suasana di antara mereka jadi canggung.

"Beberapa Minggu sebelum si cupu itu bunuh diri.. Aku dan Patricia sempat melihat dirinya memberikan botol minum untuk Arkana. Patricia marah! Dia tidak suka jika si cupu itu kecentilan dan cari perhatian pada lelaki yang dia kagumi. Maka ketika Patricia melihat gadis berkacamata itu keluar dari toilet seorang diri, Patricia langsung memberi peringatan pada gadis berkacamata itu. Aku juga melihat bagaimana Patricia sangat marah.. Dia mencekik dan menendang punggung--"

"Stop! Panggil namanya dengan benar. Dia punya nama, kau tau?! Namanya Ziudith! Bukan si cupu, bukan gadis berkacamata! Namanya Ziudith!!" Megan kesal sekali.

Bagaimana hal sepele bisa dijadikan alasan wajar bagi seseorang menganiaya orang lain?! Otak para siswa Lavente benar-benar bermasalah!

"Kenapa kau semarah itu?? Aku hanya memanggil dia seperti orang lain memanggilnya ketika dia masih hidup! Dan si cupu itu juga mau dan terima dipanggil seperti itu! Bahkan ada yang memanggil dirinya jalAng!! Dan dia tidak marah, tidak mengatakan apapun! Lalu untuk apa kau harus semarah ini??" Nancy beranjak dari kamar Megan dengan rasa kesal.

'Kau salah, dia bukan mau dipanggil seperti itu.. Dia hanya tidak bisa melawan ketika kalian memperlakukannya bukan seperti manusia.'

Dari pembicaraan dengan Nancy, Megan jadi tahu jika apa yang dituliskan di buku harian Ziudith adalah cara Ziudith atau siapapun itu membalas perlakuan tak adil yang selama ini Ziudith terima selama berada di Lavente.

"3 juli 2025. Dia merasa kesal setelah meninggalkan kamar asramaku. Lucu ya, dia yang selama ini tidak pernah memperlakukan ku dengan baik tiba-tiba saja mau berkunjung ke kamarku. Tapi ternyata kunjungannya ke sana hanya untuk menggunjing ku. Sebenarnya tidak masalah bagiku, aku sudah kebal dengan segala caci maki yang orang-orang tudingkan padaku. Tapi ada yang menegurnya ketika selalu menyebutku si cupu, dan dia tak terima ditegur seperti itu. Harga dirinya terlalu tinggi untuk mau meminta maaf."

Megan menelan salivanya. Dia merinding. Bukankah yang sedang dia baca adalah kejadian hari ini? Baru saja?! Dan.. Dan dia membacanya sebagai sudut pandang seorang Ziudith! Ini gila!

"Sebelumnya dia selalu pamer dengan kecantikan yang dia miliki. Dia bahkan pernah mencoret-coret wajahku dengan spidol hitam dan aku dilarang menangis. Aku disuruh memuji hasil karyanya pada wajahku. Ketika teacher masuk ke dalam kelas, tetap aku yang disalahkan karena dianggap memicu kegaduhan. Oke. Tidak masalah. Aku disuruh keluar kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran, mungkin itu yang terbaik karena jujur saja.. Aku malu memperlihatkan wajah ku yang makin jelek ini di hadapan semua orang."

"Ketika aku ingin membersihkan wajahku di wastafel, dia datang dengan semprotan lada dan mengarahkan benda itu pada wajah ku. Pedih sekali. Aku sampai menangis merasakan mata dan wajahku seperti terbakar. Aku salah apa? Lagi-lagi itu yang aku tanyakan. Katanya aku banyak gaya, aku sok kecantikan, hahaha.. Seriously? Dia mengatakan itu di depanku. Di depan si cupu ini. Apa dia takut kalah saing? Aku saja takut melihat bayangan ku di cermin, jadi untuk apa dia melakukan semua ini padaku?"

"Dan.. Hari ini, dia keluar dari kamarku menuju asramanya. Dia memperhatikan penampilannya menggunakan kamera depan di ponselnya. Padahal baru sedetik yang lalu dia merasa sangat marah, tapi sekarang dia terlihat senyum senyum sendiri melihat pantulan dirinya di depan kamera. Dia cantik. Aku akui itu. Tapi sayangnya dia tak memperhatikan jalan ketika menuju asramanya."

"Sebuah tanda jika lantai yang dipijak baru saja di pel dan masih basah tidak dia lihat. Dia terus saja berjalan sambil memperhatikan kecantikannya di depan layar ponselnya, sampai di anak tangga ke tiga belas sebelum sampai di lantai dasar dia terpeleset. Dia terpelanting jatuh. Berkali-kali membentur anak tangga. Dengan kesadaran yang masih tersisa, dia mencoba menghubungi siapapun untuk menolongnya. Darah mengalir dari kepalanya, mungkin karena tadi kepalanya terbentur anak tangga berkali-kali. Sayangnya, ponsel itu malah meledak tepat di depan wajahnya. Kasihan sekali.. Kecantikan yang dia banggakan sekarang menyisakan wajah menghitam oleh luka bakar. Banyak yang berkerumun karena bunyi ledakan dan teriakannya, tapi bukan untuk menolong.. Mereka terlalu takut untuk mendekat. Alhasil, kematiannya menjadi sebuah tontonan yang menarik karena banyak yang merekamnya. Selamat ya, kamu viral di dua dunia sekarang."

Megan mundur beberapa langkah. Dia syok. Apakah kali ini Nancy yang menjadi korban?

Jerit teriakan seorang gadis menggema hingga ke lantai atas asramanya. Megan buru-buru berlari ingin tahu apa yang terjadi, dan rasa ingin tahunya terbayar ketika melihat sosok Nancy yang terkapar dengan muka hitam dengan kulit wajah terkelupas, darah menggenang di sekitar kepalanya. Nancy meninggal dunia.

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!