NovelToon NovelToon
Mekar

Mekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.

Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.

Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan yang Tertunda

"Jadi, bagaimana? Lamaran anak saya diterima, ya?"

Aku termangu. Benarkah aku sedang dilamar saat ini?

Aku yang terpaku di antara mama dan papa. Aku hanya bisa menatap nanar kebingungan. Mama mengejutkanku saat beliau mencubit pahaku pelan, lalu aku menatap beliau sebagai pertimbangan jawaban apa yang akan aku berikan. Tatapan menghujam dari mama membuatku pada akhirnya pun mengangguk.

Ya, benar. Aku menerima lamaran itu.

Di ruang guru, aku duduk dengan hati yang bimbang. Mataku tertuju pada jemariku yang sedang memutar-mutarkan benda berkilau di jari manis sebagai pengikat yang menjadi penanda bahwa aku menjadi kandidat resmi calon menantu bu Galih.

Entah mengapa aku merasa semua ini berjalan seperti mimpi dan begitu cepat kejadiannya terjadi begitu saja.

Apakah sudah tepat atau belum keputusan yang kuambil saat ini, aku tidak tahu. Tapi pada kenyataannya, cincin emas berkilau permata ini benar-benar sudah melingkar di jari manisku setelah bu Galih memasangkannya kemarin.

Secepat itu Allah mendatangkan seseorang untuk melamarku. Kemarin masih ditanya, sekarang sudah dilamar.

"Bu Dita?"

"Bu? ... Bu?" terasa sesuatu menggoyangkan lenganku, lalu menepuk-nepuk bahuku.

"Eh, iya, Vik?"

Vika melongo di sisiku entah sejak kapan dia datang, alisnya berkerut menatapku intens. Dia ikut terkejut saat melihatku terkejut sebab ia menepuk bahuku yang semula sedang berpikir keras bagaimana bisa aku menjadi seorang tunangan dalam sekelebetan waktu. Aku buru-buru menyimpan tanganku di bawah meja.

"Bu Dita sedang melamun?" tanyanya.

Aku meraup wajahku. "Ouh, gak. Kenapa, Vik?"

"Bu, tahu tidak? Kemarin saat ibu buru-buru pulang, beberapa orang datang kemari. Mereka dari perusahaan yang menawarkan menjadi donatur sekolah kita," ujar Vika.

"Benarkah? Mau apa?"

"Iya, mau survei katanya. Benar atau tidak sekolah kita ada. Dua orang pria. Mereka bertanya soal ibu, maksudnya, mereka bertanya dimana pimpinannya? Mereka ingin bertemu dengan ibu, tapi aku jawab jika ibu sudah pulang karena sedang ada urusan penting."

"Lalu, bagaimana Vik?"

"Ya, saya katakan jika kita mau ke kantor menerima undangan presentasi program dan karena bu Dita punya pertanyaan lebih lanjut sebelum deal dengan penawaran itu," terang Dita membuatku lega.

"Oh, ya benar begitu saja. Terima kasih, ya, kamu sudah banyak membantu."

Vika juga mengingatkan, ia menerima pesan reminding dari perusahaan yang akan menjadi donatur. Aku bahkan hampir terlupa, agenda pertemuannya besok pagi, tetapi seharusnya sore ini kita sudah harus berangkat karena perjalanannya cukup jauh di luar kota sehingga membutuhkan banyak waktu untuk sampai di sana tepat waktu.

"Hampir, Lupa, Vik. Sore ini kita berangkat, ya?"

Untunglah, Vika bersedia meski aku mengajaknya secara dadakan. Rencana menggunakan transport darat, yakni bus. Aku memesan tiket untuk dua orang sekaligus, sekalian untuk perjalanan pulang pergi. Keperluan berkas dan media presentasi program disiapkan secara mendadak juga. Kami hectic hari ini.

Semua beres di waktu 4 sore, aku kembali ke rumah untuk mengemas beberapa helai pakaian yang pantas untuk berpresentasi besok.

Aku yang sudah menggendong tas ransel keluar dari kamar. Menemui mama yang kebetulan ada di ruang tengah. Hanya ada mama di rumah, mama menatapku heran dan kebingungan saat aku terlihat gelisah, berlarian kecil, dan buru-buru sementara membawa tas punggung dan berkas yang kucangking di tangan.

"Mau kemana, Dit?"

"Ma, Dita mau ke kota sore ini juga."

"Ehhh. Mau ngapain?"

"Besok ada pertemuan sama donatur," jawabku.

"Eh, tapi tadi bu Galih bilang anaknya mau ketemuan sama kamu sore ini."

Aku menggaruk kepalaku. "Aduuuh, belum bisa, Ma. Ini Dita udah mendesak banget, nih. Busnya berangkat sebentar lagi, besok pagi udah harus presentasi. Udah ada janji, maaf gak bisa."

"Yah, gimana dong. Mama gak enak, anaknya bu Galih udah...."

"Iya, nanti Dita atur waktu lagi setelah beres sama urusan ini. Udah ya Ma, Dita berangkat dulu. Nanti tolong bilangan papa, Dita lagi ke kota. Assalamualaikum, Ma." Aku mencium mama, lalu pergi begitu saja. Ojek pesananku telah menunggu di halaman rumah untuk mengantarkanku ke terminal bus AKAP.

Vika memberi kabar jika dirinya sudah sampai di lokasi, bahkan dia sudah berada di dalam bus dan bus akan segera berangkat. Semau apapun aku meminta pada pengemudi ojek untuk melaju lebih cepat, tetapi waktu pun terus berjalan. Rasa-rasanya aku akan tertinggal bus karena masih setengah perjalanan untuk tiba di terminal.

Sesampainya di terminal yang besar itu, aku berkeliling mencari Vika yang tidak tahu lokasi pastinya di berada di dalam bus yang mana.

"Bu Dita!" Di tengah pencarianku, ia berteriak kencang seraya melambaikan tangan dari dalam bus ketika bus sudah berada di pintu keluar terminal.

"Bu, di sini!"

"Pak, pak, berhenti sebentar, Pak!" teriakku sembari berlari mengejak bus, membuat bus terpaksa berhenti dan mempersilakanku masuk.

"Alhamdulillah. Untung kamu melihatku."

"Syukurlah, Bu. Saya kira ibu sudah berangkat duluan," balas Vika.

Akhirnya aku bisa duduk dengan tenang dengan bus yang sesuai. Kuhela napas berulang kali setelah lelah berlari kesana kemari memutari terminal yang baru pertama kali aku sambangi untuk bepergian ke luar kota ini.

Mataku terpejam, tubuhku bersandar pada kursi empuk bus ekonomi patas ini.

Ting. Notifikasi sebuah pesan masuk dari nomor seseorang yang tidak dikenal.

"Sore, saya Elham. Bisa kita bertemu malam ini?"

Jantungku seakan mencelos membaca pesan tersebut. Elham, bukankah itu nama yang bu Galih sebut kemarin?

Cukup lama aku mendikte satu per satu huruf untuk menjawab pesan darinya. Sejam berlalu setelah pesan terbaca, aku membalasnya.

"Sore. Maaf, Mas Elham. Saya sedang ada di luar kota saat ini, bisa direncakan lain hari?"

Beberapa menit kemudian, dia kembali membalas. "Kapan kamu kembali?"

"Besok sore sampai rumah."

"Maaf, besok siang saya sudah harus flight ke USA."

Aku mendengus. Harusnya ini akan menjadi pertemuan pertama kami karena sejak aku dilamar, belum pernah sekali pun aku tahu bagaimana wajahnya. Bahkan saat menjadi tetangganya pun, aku jarang melihat yang mana dari anaknya bu Galih yang bernama Elham itu. Mereka jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar karena rumahnya yang berpagar sangat tinggi dan besar menjadi sekat pembatas antara mereka dengan orang-orang kompleks, kecuali bu Galih yang aktif mengikuti acara sosialita arisan ibu-ibu kompleks karena beliaulah yang paling disegani di lingkungan ibu-ibu kompleks.

"Baiklah, kalau begitu di lain waktu saja, Mas. Maaf, saya tidak bisa hari ini."

1
kalea rizuky
maunya apa sih elham neh uda bner pisah aja laki bloon
Mrs. Ketawang
Bayi 3 bulan udah bisa ngomong mommy daddy mski blum jelas...
Wouw amazing😁😬
Mrs. Ketawang
Bicara yg panjang dan lebar dong Elham,... apa sbnarnya yg kamu inginkan...
aq greget sama kamu Elham😤😤😬😬
Ayu
Masih ada jalan menanjak lagi kah yg harus dilalui Dita dan Elham ?
Niar Zahniar
aku ngerasa elham kyk nyimpan rahasia,,
kalea rizuky
hadehhh dita egois jg ya harusnya urus anak aja lah wanita kok ngejar karir anak terlantar bodohnya
kalea rizuky
bner minta cerai aja dit laki bloon tukang selingkuh banyak alesan
Indah Lestari
berarti kalian B2 yg egois ...yuk lah Quince opo karepmu ...emoh punya ayah dan ibu yg g sejalan ya...
Mrs. Ketawang
Sak karepmu lah Elham.....
Wis mbuuuhhh😤
darsih
pilihan yg berat elham biar tau rasa dia d tinggalin anak nya biar ikut Dita
Akasia Rembulan
elham.. jangan diam saja.. kalau tidak cinta sampaikan.. jgn menyakiti hati 😭
hello shandi: Spt bisa merasakan btapa sakit hatinya Dita, dipatahin hatinya 💔
total 1 replies
Indah Lestari
hayo Lo mas El...mo ngomong ap...dulu pas kecelakaan trus sakit sp yg ngurus kamu...
hello shandi: Halo, kak. Apa kabarnya?
Thanks to kak Indah yang setia ikutin aku dari awal sampai skrg. 💕✨
total 1 replies
Ayu
enaknya dibikin pisah tapi ntar Elham gak bisa move on dari Dita biarin Elham tersiksa dan Dita dapet pengganti jodoh yg lebih perhatian dari Elham
hello shandi: Iyaa, mirip-mirip, tp percaya gak kl alurnya agak thriller nanti? ☺
Coba, ya, ditunggu selanjutnya. Belum selesai ditulis...
total 1 replies
Rena Cantik
betul Dita cerai saja sama elham...up nya bisa lebih banyak thor/Pray/
hello shandi: Belum bisa, maaf yaa. Nanti mungkin kalau lebih senggang waktunya. Terima kasih sudah bersabar nunggu update-an. 🙏💕
total 1 replies
Vtree Bona
berasa banget sakit nya Dita sampe saya yg baca merasa sakit hati banget,,,,good Dita tinggalin aja laki2 kaya gtu mah soalnya KLO udah GT mah laki2 ga akan berubah
hello shandi: Muhun...

Kalau berkenan, bisa baca novelku yang satunya "Menjadi ibu susu..." reviewnya, katanya bikin nangis, Teh. Terima kasih💖
total 1 replies
Mrs. Ketawang
Sakitnya sampe di sini💔😭😭😭
Dita sdh meluapkan smua isi hati kemarahan dan kesakitannya slma ini tp kesannya Elham cuek,.bahkan mnanggapi smua prkataan Dita sperlunya saja😡
Semangat berkarya thoor💪🏻
Kalo berkenan,bolehlah lbih dari 1 bab per hari. biar aq tmbah semngat mnjalani hari hari😁🙏🏻
Mrs. Ketawang: Mohon maaf dan harap maklum thor sdh 8th ini jadi IRT pengangguran hobi rebahan sambil baca novel,jadi kalo ada novel yg ceritanya sampe nembus ke hati...kerjaannya tiap habis masak,nyuci,bersih" dan ngereyok sama bocil psti ngintipin udah up bab baru apa belum nih judul😁🙏🏻
Novelmu jadi pghibur kejenuhanku dlm mnjalani hari😁
Semangat bekerja dan berkarya💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
hello shandi: Sakitnya nyampe situ yaa? 😭🙏
Komentarmu kak, bikin hariku yang penuh kerjaan jd berwarna.🤞💕
Ini jg balesin komennya waktu di kantor.

Maaf ya, sayangnya belum bs up lbh dari 1 per hari, misal eps hari ini, itu nulisnya dari 3-4 hari yg lalu baru bisa di-publish. Karena bukan penulis profesional, kadang nunggu mood baik, dibaca berulang kali biar tulisannya enak dibaca sm yg lain dan syukur2 emosinya dapet, dan biar dilirik editor, hehe... Thank u sudah sabar dan setia kak.
total 2 replies
Niar Zahniar
semangat berkarya
hello shandi: Terima kasih... 💖
total 1 replies
darsih
JD penasaran photo apa ya
sampai Dita marah bngt
Agnes Gulo
kak, tlg rajin up doong, semangat kk
hello shandi: Gemes ya sehari cuma 1 bab? 😥🙏

Gimana review-nya kak ttg novel ini? Boleh kasih ulasan di rate bintang 5?
total 1 replies
kalea rizuky
fto apa ya fto anuu kah
hello shandi: Bukan anu-anu yg anu, next chap kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!