[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejujuran
Langit masih kelabu, matahari belum mau menampakan sinarnya yang hangat. Yue terbangun karena merasa sesak nafas, setelah membuka mata dia bisa melihat Yuwen sedang memeluknya dengan sangat erat.
"Eh...ngga jadi mati?." Gumam Yue.
Yue berusaha melepaskan dekapan Yuwen secara perlahan, begitu berhasil duduk dia melihat jika dirinya saat ini hanya memakai dalaman hanfu tipis. Yue melotot terkejut dan reflek berteriak.
Kyaaaaaaaa
PLAKKK
Yuwen langsung bangun terduduk karena terkejut, bagaimana tidak terkejut jika sedang enak tidur tiba-tiba wajahnya di tampar. Yuwen menatap Yue penuh tanya, kenapa dia harus di pukul?.
"Kenapa?." Yuwen bertanya dengan polos.
"Kau bertanya?!! Kau sudah melecehkan ku kan?!! Dasar laki-laki mesum, tidak bermoral!! Kau bahkan mencari kesempatan saat aku tidak sadarkan diri." Teriak Yue merasa terhina.
"A-apa? tunggu...apa maksudmu?." Kaget Yuwen gelagapan sendiri.
"Lihat!! semalam aku memakai Hanfu Hitam, setalah tenggelam aku terbangun dengan dalaman hanfu merah dan kau memelukku. Berhenti mengelak dasar sialan." Marah Yue.
"A-apa?." Otak Yuwen loading.
Dirinya mencoba mengingat kejadian semalam, dia ingat sedang bertengkar dengan Yue hingga Yue memilih bunuh diri terjun danau. Yuwen berusaha menolong, lalu ingatan asing masuk kepalanya. Dia menangis dan meraung frsutasi, dia ingat semua yang dia lakukan semalam.
Wajah Yuwen langsung memerah bahkan kepalanya sampai berasap, dia merasa sangat malu dengan kelakuan nya sendiri. Lekuk tubuh Yue yang indah masih membekas dalam ingatannya, Yuwen merasa salah tingkah hingga matanya bergerak kemana-mana.
"Mau mengelak apa lagi?!! Dasar bajingan mesum, mati saja kau." Yue merasa marah besar.
"T-tunggu, biar aku jelaskan." Ucap Yuwen.
"Jelaskan apa lagi?!!." Marah Yue.
"Selamam... semalam Yuwen yang melakukannya padamu." Ucap Yuwen.
"Tentu saja kau!! memangnya siapa lagi." Sungut Yue.
"Bukan, bukan aku tapi Yuwen di masalalu. Aku sudah ingat semuanya, dan Yuwen sempat mengambil alih kesadaran ku dan membawamu kembali." Ucap Yuwen dengan wajah memerah.
"Apa?." Otak Yue loading.
"Aku juga tidak mengerti, tapi aku dan Yuwen tidak menyatu sepertimu. Kami hanya saling bertukar ingatan dan rasa sakit, aku tau dan bisa merasakannya hanya saya aku tidak sedewasa dirinya. Semalam aku ingat bagiamana aku begitu dewasa dan sangat mencintaimu, tapi setelah bangun aku kembali menjadi diriku sendiri. Sungguh aku tidak berbohong, Yuwen yang menggantikan hanfumu semalam." Ucap Yuwen klarifikasi.
"Lalu dimana Yuwen dewasa itu?." Yue bertanya lirih.
"Aku tidak tau, tapi bukankah dia sama saja denganku? aku sedikit malu mengatakan ini, tapi aku menyukaimu sekarang." Ucap Yuwen malu-malu.
"A-apa?." Syok Yue.
"Ekhem... entahlah, tapi perasaan ini ada begitu saja. Aku merasa senang dan berdebar, padahal sebelumnya aku tidak merasa seperti ini." Ucap Yuwen gelagapan.
"Kenapa wajahmu menjengkelkan begitu." Sinis Yue, merasa wajah Yuwen jadi aneh karena salting.
"B-begitu ya, maaf." Yuwen jadi malu.
Keduanya terdiam dengan canggung, Yuwen yang entah kenapa merasa Yue imut jadi ingin memeluknya. Dengan kaku dan wajah memerah, Yuwen menarik Yue mendekat dan memeluknya dengan jantung yang menggila.
"A-apa-apaan kau." Yue merasa salting.
"Maaf Yue, biarkan aku seperti ini sebentar saja." Jujur Yuwen, wajahnya lugu.
"Daripada itu, jadi kau sudah ingat semuanya?." Yue menatap Yuwen.
"Ya, meskipun saat ini watak dan pola pikirku masih sama seperti sebelumnya. Aku sudah mengerti dan paham akan perasaan Yuwen pada Yue dan Yi'er." Jujur Yuwen.
"Kalau begitu apa sekarang kau mau terbuka padaku? apa kau mau menceritakan semua rahasia yang kau simpan selama ini?." Yue menatap datar, dia masih marah.
"Ya, aku akan jujur padamu." Jawab Yuwen mengangguk mantap.
"Kenapa? apa semua semata-mata karena ingatan Yuwen dulu?." Yue melirik.
"Tidak, aku memang ingin mengatakannya sekarang." Yuwen menggeleng.
"Baiklah, cepat katakan padaku." Desak Yue.
"Tahun lalu setelah Naga emas hitam telah berhasil menyatu denganku, dalam bentuk pedang spirit. Aku bertemu dengan seseorang bernama Wei, dia mengatakan jika aku adalah putra dari ketua nya yang hilang. Saat itu aku tidak tau ketua apa yang dirinya maksud, dia membujuk berkali-kali hingga akhirnya aku mau datang ke sebuah Guild rahasia tapi terkenal di dunia gelap. Di sana aku bisa melihat lukisan Ayah dan Ibuku yang sangat mirip denganku, ternyata permusuhan antar guild terjadi dengan sengit saat aku berusia 7 tahun. Aku, Ayahku, Ibuku dan beberapa anggota guild sedang berlayar menggunakan kapal besar kesuatu tempat. Serangan musuh terjadi di tengah laut, hingga kapal kami meledak. Di sisa kekuatan Ayahku melemparku ke arah pesisir pantai, dan kedua orangtuaku di temukan tewas saat insiden itu sedangkan diriku dinyatakan hilang." Ucap Yuwen mulai menceritakan kisah hidupnya.
"Apa? jadi Yuwen bukan anak Kaisar Lin Jung lagi, padahal Kaisar Lin baik banget sama Yi'er." Batin Yue sedikit sedih.
"Berkaca dari kematian orangtuaku, akhirnya Wei yang merupakan anak dari tangan kanan ayahku memberikan saran. Jika aku mendapatkan kendali penuh akan Guild serigala darah, namun harus di rahasiakan identitas nya demi keamanan diriku sendiri. Karena itu lah aku tetap hidup di desa dan bersikap tidak mencurigakan, alasanku menerimamu sebagai pengantin juga karena tidak mau di cap mencurigakan. Aku tidak pernah berniat membangun rumah tangga, karena aku pikir keluarga dan cinta hanya akan memanggil bahaya besar. Begitulah kisah hidupku, aku memang pemilik Guild serigala darah warisan dari Ayahku." Ucap Yuwen.
"Yakin hanya itu saja?." Yue curiga.
"Sebenarnya aku sendiri masih tidak tau pasti asal usul dari Ayah dan Ibuku. Mereka sangat misterius, bahkan para bawahan setia pun tidak tau siapa mereka sebenarnya. Setelah kematiannya pun tidak ada informasi apapun yang muncul, mereka benar-benar seakan hidup tertutup kabut." Ucap Yuwen jujur.
"Dewi embun mengatakan jika kau tidak terlahir sebagai Pangeran lagi, aku merasa cukup senang mendengarnya." Ucap Yue.
"Senang?." Heran Yuwen.
"Ya, karena aku benci intrik istana. Aku ingin hidup sederhana tapi penuh cinta kasih selamanya, kita gapai kesuksesan lain selain menjadi Pangeran." Ucap Yue terus terang.
"Hahahah wanita yang unik." Yuwen tertawa lucu.
"Jadi hanya itu saja? kau bahkan pernah berkata takut aku akan terguncang jika tau tentang masalalu mu, tapi aku biasa saja. Ini sedikit mengecewakan loh, apa kau masih menutupi hal penting lagi?." Ujar Yue.
"Fakta dimana aku adalah pria kejam dan keji, aku tidak berhati dan sudah puluhan ribu orang tewas di tanganku. Aku tidak sebaik yang kau pikirkan." Jujur Yuwen.
"Astaga." Yue akhirnya syok.
"Maaf, aku terpaksa harus menjadi pria yang kejam agar tidak ada yang berani padaku." Jujur Yuwen.
"Kau masih 18 tahun, tapi susah sebanyak itu manusia yang kau bunuh?." Yue meras merinding.
"Banyak hal yang terjadi, bahkan saat aku berpura-pura menjadi pemuda desa yang lugu dan cuek. Aku harus tetap bertahan dari banyaknya serangan yang mengarah padaku setiap hari, membunuh atau di bunuh. Aku lebih memilih menjadi predator daripada serangga." Ucap Yuwen dengan tegas, terlihat keren.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁