Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.
Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan Bertemu Teman
Untuk melupakan sejenak masalah yang terjadi, Bunga di anjurkan untuk berlibur oleh kedua orang tuanya.
Dia memilih sebuah pulau paling ujung di sumatra atau biasanya juga di sebut dengan pulau weh, atau lebih tepatnya disebut kota sabang.
Disana, keindahan laut dan terumbu karangnya bagaikan surga bagi penyelam. Tak hanya itu, keramahan penduduk lokal, menjadi kesan mendalam bagi siapa saja.
Siang ini dengan mengendarai sepeda motor sewaan, Bunga mencari makanana, karena perutnya bergetar lapar setelah perjalanan panjang.
Di sudut pasar, ia menemukan warung sederhana bertuliskan Mie Pingsun Asli Sabang. Asap mengepul dari wajan besar, dan aroma bumbu tumis bercampur udang segar membuatnya terhenti.
"Silakan duduk, dek. Mau yang pedas atau sedang saja?" tanya ibu penjual dengan senyum hangat.
"Mie pedas, Bu," jawab Bunga, seraya menatap sekeliling warung, yang sebagiannya diisi oleh turis.
Tak lama, semangkuk mie berkuah kental tersaji di hadapannya. Mie kuning tebal dengan potongan daging, udang, dan taburan bawang goreng. Saat suapan pertama, lidahnya serasa terbakar lembut, lalu manis, gurih, dan sedikit asam.
"Heum ,,, enak ..." gumamnya, kemudian melanjutnya hingga mangkuk di depannya bersih tak bersisa.
Merasa tenaganya sudah kembali seperti semula, Bunga kembali melajukan sepeda motornya, kali ini dia berniat ingin menghabiskan sorenya di pinggir pantai.
Sore itu, matahari mulai condong ke barat. Cahaya keemasan menari di permukaan laut, memantul lembut di antara riak kecil yang memukul pasir putih Pantai Iboih. Angin laut membawa aroma asin yang khas, berpadu dengan wangi pohon kelapa yang bergoyang perlahan.
Bunga melangkah tanpa alas kaki, membiarkan pasir hangat menyentuh kulitnya. Di kejauhan, suara anak-anak yang tertawa sambil berlari di tepi air terdengar samar, seperti melodi masa kecil yang terlupakan.
Ia duduk di batu besar yang setengah tenggelam oleh ombak. Dari sana, terlihat perahu-perahu nelayan kecil yang mulai kembali ke daratan. Di langit, camar berputar, seolah menyambut malam yang akan datang.
Seseorang di warung tepi pantai menyalakan arang, dan aroma ikan bakar menyeruak di udara. Bau itu mengingatkannya pada makan malam sederhana yang pernah ia nikmati bersama Rangga, disaat mereka menikmati, indahnya bulan madu.
Kemudian, Bunga langsung mengenyahkan pikiran itu. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, guna mengusir segala memori tentang Rangga.
"Baru merasa aman, kenapa bayangan kamu muncul sih?" gumam Bunga, memukul kecil kepalanya.
Iya, Bunga merasa nyaman ketika orang-orang di sekitarnya, tak sekalipun menatap kearahnya dengan tatapan cemooh, akibat fitnah yang disebarkan oleh mantan suaminya.
"Indah, ya?" suara seorang pria terdengar di belakangnya. Ia menoleh, melihat sosok yang berdiri dengan senyum tenang, memandangi cakrawala yang mulai memerah.
"Ya," jawabnya lirih. "Indah, tapi juga terasa sunyi."
Pria itu duduk di sebelahnya, menjaga jarak sopan. Mereka diam cukup lama, hanya mendengar debur ombak dan desir angin. Matahari perlahan tenggelam, meninggalkan warna oranye yang berubah menjadi ungu muda.
Saat itu, Bunga menyadari sesuatu, bahwa keindahan tak selalu datang bersama kebahagiaan. Kadang, ia datang bersama kenangan, lalu pergi bersama senja.
Sama seperti hidupnya.
"Kamu cantik, ketika berhijab," ungkap pemuda.
Bunga mengernyit, kemudian kembali menatap pemuda di sampingnya. Karena seingatnya, dia belum pernah bertemu dengan pemuda tersebut.
"Kamu?"
"Bunga Adelia, anak dari Andrian Alexander dan Vivi Victoria. Bekerja sebagai sekertaris pak Andrian, di salah satu, perusahaan mabel terbesar," potong lelaki tersebut. "Apa ini cukup?"
"Siapa kamu? Lancang sekali," Bunga berdiri dari pasir yang semula didudukinya.
"Arlan, Arlan Dirgantara," ujar Arlan mengulurkan tangannya.
"Arlan?" Bunga mengernyit, nama itu sempat tertinggal di sudut hatinya. Akan tetapi, butuh waktu beberapa saat, untuk Bunga kembali mengingatnya.
"Kamu Arlan, teman smp ku?" tanya Bunga dengan mata berbinar.
"Yap ... Tepat sekali," ujar Arlan mengedipkan sebelah matanya.
"Bagaimana kamu bisa di sini? Maksudku, tahu aku disini?" tanya Bunga.
"Dari mama ku," sahut Arlan santai.
"Mama mu? Bagaimana bisa?" kembali Bunga mengernyit.
"Sambil pulang yuk, karena bentar lagi magrib," ajak Arlan.
Di aceh, memang di kenal dengan kota yang agama islamnya kuat. Maka Bunga yang biasanya tak berhijab, di wajibkan untuk berhijab, ketika menepati kaki disana.
Apalagi, dia beragama islam. Tapi, jika non muslim, tentu saja tidak diwajibkan. Akan tetapi, mereka harus memakai pakaian yang tertutup.
Dan satu lagi, kala hari hampir magrib, semua warung-warung disana di pastikan tutup. Dan kembali buka, ketika lebih kurang hampir jam delapan malam.
Bukan hanya di waktu magrib. Setiap jumat, semua warung, toko dan kios-kios juga di tutup. Dan kembali buka, ketika salat jumat selesai.
"Jadi, tante Febi itu, mamamu?" tanya Bunga memastikan.
"Iya, gak nyangka kan?" tanya Arlan menaik-turunkan alisnya.
Febriana, atau biasa dipanggil Febi, ialah istri salah satu kolega bisnis Andrian, yang tempo hari sempat ngobrol bersama dengan Bunga.
Dan Arlan, ialah anaknya yang ingin di jodohkan dengan Bunga.
Jika perusahaan mabel milik Andrian hanya di negara kita, perusahaan milik papa Arlan sudah tembus ke manca negara. Bahkan, tak jarang, perusahaan papa Arlan, mengirimkan beberapa pesanan ke klien-kliennya yang berada di luar negeri.
Maka dari itu, bisa dikatakan kekayaan keluarga Dirgantara masih berada jauh di atas keluarga Andrian Alexander.
...****************...
Kala tahu Bunga sudah berceria, Febi langsung menghubungi Vivi. Dia juga mengutarakan niatnya yang ingin berbesan dengannya.
Tak hanya itu, Febi juga mengirim profil tentang Arlan. Dan tak lupa, Febi meminta profil tentang Bunga, untuk di perlihatkan pada anak lelaki satu-satunya.
Iya, Arlan mempunyai dua saudara. Dan dia sendiri merupakan anak bungsu, kesayangan semua keluarga.
Kenapa Febi sampai menjodohkan Arlan. Karena selama ini Arlan masih belum bisa menemui gadis yang disukainya. Bahkan, setiap gadis yang di perkenalkan dengannya, langsung mundur secara teratur. Apalagi, Arlan sering mengatakan pada gadis-gadis tersebut, jika ia mengalami impoten.
Dan dengan Bunga pun, sejujurnya Arlan tidak begitu tertarik. Akan tetapi, paksaan dari mama serta kedua kakaknya, selalu saja membuat Arlan kalah.
Maka dari itu, dia bisa tahu dimana Bunga berada. Karena itu semua, ada campur tangan antara Febi dan Vivi.
pasti papa andrian udh menilai dari sikap dan tutur bahasanya si rangga kurang
semoga bahagia buat Arlan sama bunga,,,
semoga Cpet² dikasih momongan ya, biar PD mingkem tuh para org² julidnya,,, 🙏🙏🙏🤭
𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊.✿⚈‿‿⚈✿