Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.
berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....
mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.
dapat kah Gladys mewujudkan nya ?
Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?
ikuti kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegaduhan tengah malam
"bagaimana situasi disana ?" terdengar suara seseorang dari saluran radio yang terhubung ditelinga bertanya.
"tunggu, sebuah mobil baru saja datang. Sepertinya membawa sesuatu. " ucap orang lain yang di tanya i.
situasi di pelabuhan nampak normal, tanpa ada yang menyadari jika sesuatu yang di luar dugaan sebentar lagi akan terjadi.
"bagaimana zarah ?"
"saya sedang melacak pemilik mobilnya. " jawab zarah yang semakin sibuk di depan laptop nya.
"lihat, ?" pinta zarah sambil memperlihat kan layar laptop nya kepada bima.
"tahan mobil yang baru saja masuk tadi, jika nanti dia akan keluar. jelas dia juga terlibat." perintah bima melelui saluran radio.
"wajah nya ada dimana-mana, siapa sebenernya dia ini ? Walau beberapa kali kita hampir menahan nya, tapi dia selalu berhasil lolos. Dan lihat, sekarang pun dia berada di TKP lagi." ujar zarah terdengar sedikit kessal.
Bima hanya memegangi bahu zarah, berusaha menenangkan nya. Zarah tidak boleh terbawa suasana, apalagi sampai emosi. Misi ini akan sukses atau tidak, tergantung dari ujung jarinya. Jika salah sedikit saja, semua bisa buyar.
"bisa perlihatkan cctv terdekat dengan tumpukan kontainer itu ?" pinta bima.
Jari zarah dengan sigapnya langsung menari di atas keyboard, tak butuh waktu lama layar laptop nya sudah menampilkan seseorang yang tengah menggendong sesuatu di punggungnya.
"bukan nya itu manusia ? Coba perbesar sedikit." pinta bima lagi. Dan zarah melakukannya.
"kenapa aku merasa seperti tidak asing dengan itu?"
"tunggu sebentar.";
Kembali zarah memainkan jemari lentiknya di atas keyboard. Bima juga tak begitu faham dengan apa sebenarnya yang dilakukan zarah.
"jihan ?" ucap zarah sedikit terkejut.
"hemmmmh.... Begitu rupanya. Sepertinya kali ini aku harus turun langsung kelapangan."
"kamu yakin ?" tanya zarah lagi
"hemmmmh,, 15 menit lagi dari sekarang. Telpon ambulance . Kalau bisa, hubungi istri ku agar dia bisa menemani jihan dirumah sakit. "
Walau terdengar itu sedikit ganjil, tapi zarah tidak menjawab apa-apa lagi. Toh bima juga sudah pergi tanpa butuh jawaban zarah. Pengatur waktu untuk menelpon ambulance sudah terpasang. Tapi dia sedikit ragu saat hendak menelpon Gladys. Untuk kali pertamanya, zarah seperti kebingungan. bagaimana dia akan menjelaskan ini kepada Gladys , akhirnya dia mengurungkan niatnya. Dan berniat dia sendiri yang akan turun tangan dalam menjaga jihan nanti. Rasanya tak perlu melibatkan Gladys , dia sudah cukup kebingungan dengan ulah bima selama ini.
Sementara itu di pelabuhan.....
satu persatu kontainer sedang di pindahkan naik ke atas kapal.
"saya yang akan memeriksa kontainer nomor 16"
"apa yang kamu lakukan.? Kembali ke posisi mu ?"
"tidak bisa, ini bukan hanya jual beli barang ilegal. Tapi perdagangan manusia."
"apa maksud mu ?"
"kalian bereskan saja barang ilegal nya. Aku yang akan mengurus sisanya. Pokoknya nya, kontainer nomor 16 itu menjadi tanggung jawab ku."
Semua terdiam, siapa yang berani membantah nya ? Atasan nya pun tak pernah didengar kan. Jika dia sudah membuat keputusan, maka tak akan ada yang bisa menghentikan nya.
Sementara jihan yang sudah berada di dalam kontainer, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Berusaha keras untuk membuka ikatan tangan nya yang terasa longgar. Ditengah usaha kerasnya itu tiba-tiba......
duar....
Terdengar suara letusan senjata api. Dia sempat tertegun beberapa saat. Meyakinkan dirinya, mungkin dia salah mendengar suara tadi sebagai tembakan. Namun sepersekian detik. Suara yang sama kini terdengar lagi. bahkan lebih intens, seolah olah diluar sana sedang terjadi perang
Jihan semakin ketakutan, dia pun sukses melepaskan ikatan tangan nya. Buru-buru dia melepas benda yang menutupi pandangan nya, dan lakban yang menutupi mulutnya. Namun suasananya benar-benar gelap. Dia tak dapat melihat apapun di sekitar nya.
Hanya ada sedikit cahaya yang menembus masuk melalui sela-sela dinding di sisinya. Jihan berusaha sekuat tenaga untuk berteriak Dan menggedor-gedor sisi dinding itu.
Namun suara dentuman itu masih saja terdengar, bahkan terkesan saling sahut-sahutan. Jihan berfikir lagi untuk bisa melarikan diri, tidak mungkin dia berani keluar jika benar diluar sedang terjadi perang.
Di tengah ketakutan nya itu, tiba-tiba sesuatu berderik terdengar. Gesekan antara besi yang menimbulkan suara nyaring, sangat mengganggu pendengaran. Sementara suara dentuman itu juga masih berlanjut
Perlahan pintu kontainer terbuka, cahaya menyeruak masuk kedalam membuat jihan cukup sulit melihat kearah luar. Sebenarnya apa yang terjadi ?
Sampai seseorang datang dan mendekati nya, menutupi bagian kepalanya dengan jaket.
"kamu aman sekarang, jangan buka jaket nya sampai tiba di ambulance." ucap orang itu
jihan yang panik hanya bisa mengangguk saja, tangan lelaki itu terlihat kekar saat menutupi kepalanya, dan ada cincin di jari manisnya. Hanya detail itu yang sempat di lihat oleh jihan.
Anehnya baru saja dia berdiri, tiba-tiba kepalanya dilanda rasa sakit yang luar biasa. Telinga nya berdenging hebat, diri nya seperti terjatuh ke dalam dimensi lain yang gelap.
Mungkin karena terlalu ketakutan dan terkejut.
Tubuh jihan ambruk, jaket yang tadi menutupi kepalanya tersingkap. Dia tergelak dilantai tak sadarkan diri. Bima yang sempat panik dengan itu, khawatir Jihan mengenali nya. Diapun langsung menepuk-nepuk pipi jihan beberapa kali, namun tak ada respon. Dia memeriksa denyut nadi nya.
"malah pingsan.!!!" gerutu nya.
Dia menekan sesuatu ditelinga nya lalu berucap.
"kontainer 16 aman. Korban menuju ambulance." ucap nya, sambil berusaha menggendong jihan. Sebelum akhirnya seseorang berteriak di radio nya.
"bima awaaas.!!"
Duar.!!!
suara dentuman terdengar menggema didalam kontainer. . . .
***
Sirine suara ambulance memecah keheningan malam, Gladys yang tengah tertidur pulas itu tersentak kaget. Entah kenapa dia tiba-tiba terbangun tanpa alasan. perasaan nya mendadak tidak karu-karuan,
Tok.... Tok .. Tok ...
Dia tersentak kala menyadari pintu kamar nya diketuk pelan. Dia meraih handphone nya, hampir pukul empat subuh.
"siapa ?" tanya nya dari dalam.
"saya zarah. Tolong buka pintunya." jawaban dari luar terdengar. Yah, suara itu memang milik zarah, walau terdengar lirih. Mungkin dia tidak ingin membuat kehebohan, itu sebab nya dia hanya bersuara pelan.
Gladys segera bangkit dan setengah berlari kearah pintu, firasat nya mengatakan ada sesuatu yang terjadi. Zarah sebelum nya tak pernah menemui nya di jam segini.
"ada apa dengan bima ?" tanya Gladys saat dia membuka pintu
Walau zarah sukses terkejut dibuat dengan pertanyaan itu, tapi dia tidak membuang-buang waktu. Dengan air mata yang tidak bisa di tahan nya, dia memeluk Gladys sebentar. Lalu menarik tangan nya untuk ikut.
Gladys tak bertanya lagi, dia hanya bisa menurut dengan air mata yang juga sudah mulai menganak sungai. Tidak bisa berfikir jernih, pasti sesuatu yang buruk sudah terjadi. Ditambah lagi, ada bekas darah di punggung tangan zarah dan di beberapa bagian baju nya.
"kamu berdarah?" tanya Gladys dengan suara bergetar
"ini bukan darah ku " ucap zarah.
Dia membawa mobilnya dengan sedikit terburu-buru. Untung saja, suasana jalan kala itu cukup sepi. Hingga zarah bisa menyetir bebas walau terkesan ugal-ugalan.
Jawaban zarah, semakin tidak bisa membuatnya untuk tidak panik. ini semua pasti berkaitan dengan bima. Hanya zarah yang mengetahui rahasia laki-laki kaku itu yang kini sudah menyandang status sebagai suami nya.
Jika benar begitu, apa ini ? Setelah sebulan tak ada kabar. Malah dibuat senam jantung dengan kabar yang tidak jelas. Tapi noda darah itu menandakan sesuatu yang buruk jelas terjadi.