The VRAMUS

Jansen sekarang sudah punya rumah sendiri di jantung kota Angel City. Itu adalah hasil dari kerja keras nya kemarin sewaktu masih bermain musik dan menjadi anggota band yang sedang laku-laku nya.

Setelah semua urusan mereda Jansen mau keluar rumah. Selama beberapa hari terakhir Jansen mengurung diri di dalam kamar karena baru saja kehilangan sahabat nya yang sudah Jansen anggap sebagai saudara tuanya sendiri.

Setelah memutuskan untuk tidak main musik lagi Jansen pun sudah membuat rencana. Plannya adalah untuk pulang dan menetap tinggal di desa tempat asalnya. Di sana Jansen akan membeli lahan untuk menjadi boss perkebunan milik sendiri.

Tapi sebelum benar-benar pergi meninggalkan kota yang telah banyak mengubah nasib hidupnya ini. Jansen ingin napak tilas terlebih dahulu. Ia ingin pergi mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah dalam hidupnya selama beberapa tahun belakangan ini. Yang terdapat di kota ini.

Jansen yang masih dikenali oleh orang-orang memakai setelan pakaian olahraga, topi dan juga kacamata untuk menyamarkan identitas nya sebagai seorang mantan rock star.

Kehidupan Jansen benar-benar tidak ada yang mengira bakal seperti ini ujungnya. Ketika pertama kali baru lulus sekolah lalu datang ke kota ini tujuan Jansen cuma satu yaitu mengumpulkan uang untuk biaya kuliah. Tapi sekarang setelah uang Jansen berlimpah untuk apa lagi melanjutkan sekolah.

Jansen memulai nya dengan pergi ke restoran timur tengah tempat ia pertama kali bekerja sebagai tukang cuci piring. Di tempat itu pula Jansen juga pertama kali bertemu dan berkenalan dengan mendiang Alice. Teman paling berjasa dalam hidupnya.

Tempat itu masih berada di jalan yang sama. Tapi setibanya di sana tempat itu sudah jauh terlihat berbeda. Restoran timur tengah itu sekarang menjadi kecil tidak sebesar dan tidak seramai dulu.

Jansen masuk ke dalam restoran itu. Yang pertama kali Jansen hampiri adalah foto keluarga dari para pegawai restoran. Ada foto keluarga restoran beberapa tahun yang lalu ketika Jansen masih bekerja di sana. Ada foto Jansen dan Alice di foto penuh kenangan yang selalu dipajang di dinding restoran itu.

"Ada yang bisa aku bantu?",

"Mau pesan apa tuan?"

"Tuan mau makan atau minum kopi?",

Jansen kenal dengan siapa yang sedang bicara padanya. Dia adalah anak dari pemilik restoran timur tengah ini. Anak perempuan itu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang manis.

"Berikan saja aku segelas kopi terlebih dahulu dengan gula",

Jansen memilih tempat duduk dan meja yang sudah tidak sebanyak dulu. Bahkan tidak ada separuhnya.

"Aku lihat tempat ini sudah banyak berubah dimana ayah mu yang galak itu?", tanya Jansen ketika kopi itu datang.

"Jadi tuan pelanggan lama rupanya. Ayahku yang galak itu sudah lama meninggal",

"Sekarang tinggal aku dan adikku yang meneruskan tempat ini",

"Maafkan aku Zahira aku tidak bermaksud",

Zahira yang sekarang menjadi penanggung jawab tempat restoran itu terkejut. Bagaimana pria asing itu bisa tahu namanya?

"Bagaimana tuan bisa tahu namaku?",

"Ini aku Zahira, aku Jansen",

Jansen membuka topi dan kacamata nya.

"Oh my God Jansen kamu membuatku takut",

"Apa kabar Zahira?",

Setelah ayah Zahira meninggal. Ibu Zahira pulang ke negeri asalnya yaitu Madinah. Zahira dan adiknya Hakan yang sekarang tinggal dan mengurus tempat ini.

"Bagaimana kabar mu Jansen?",

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?",

"Aku dengar kamu sudah tidak mau lagi bermain musik",

Hari itu adalah hari yang benar-benar baru bagi Jansen. Ia seperti terlahir kembali. Setelah berkenalan dengan Zahira rasa-rasanya Jansen akan mengubah lagi rencana hidup nya.

*

Beberapa hari berikutnya Jansen kembali datang ke tempat Zahira. Tapi kali ini adik Zahira yang bernama Hakan yang menemuinya.

"Dimana kakak perempuan mu Hakan?",

"Zahira sedang pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus paspor",

"Memang nya kalian mau kemana?",

"Tahun ini sewa tempat ini akan habis. Kami tidak melanjutkan nya",

"Akhir tahun ini kami akan pulang ke Madinah untuk tinggal bersama ibu kami",