NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa lalu 19

Teresa terdiam membeku saat Prince baru saja membuka lebar pintu apartemen barunya. Ada keraguan di hatinya saat melihat Prince mulai mengajaknya untuk masuk kedalam. Tapi pada akhirnya Teresa tetap melangkahkan kakinya memasuki apartemen Prince.

‘KLEK!

Teresa menoleh kebelakang saat Prince menutup pintunya, lalu setelah itu dia melihat Prince membuka jaketnya. Membuat Teresa meneguk ludahnya, dia mendadak kepanasan walaupun dia sedang berada di ruangan ber-AC.

“Apa apartemenku panas?” Tanya Prince saat melihat Teresa mengipaskan tangannya.

“Tidak!” Ucap Teresa dengan suara yang cukup keras, dia berhasil menunjukan kegugupannya.

Prince yang menyadarinya langsung terkekeh sembari menuntun Teresa untuk duduk di sofa. Prince mengusap puncak kepalanya, sebelum dia pergi untuk mengambil minuman untuknya.

“Aku hanya punya susu dingin ini,” ucap Prince setelah kembali dengan sekotak susu di tangannya.

“Terimakasih Prince,” ucap Teresa singkat.

“Bagaimana menurutmu? Apartemenku?” Tanya Prince sembari melihat apartemen barunya.

“Aku suka gaya modern ini. Orang tuamu memang memberikan apartemen untuk putranya,” ucap Teresa saat menyadari bahwa desain apartemen ini lebih cocok untuk laki-laki.

“Saat sudah berkuliah nanti, kau juga bisa tinggal disini,” ucap Prince.

Ucapannya itu berhasil membuat Teresa tersedak. Dia sampai terbatuk-batuk akibat meminum susu dingin yang Prince berikan padanya. Ucapan Prince benar-benar bisa membuatnya salah paham. Karena ini pertama kalinya Teresa diajak tinggal bersama oleh orang lain selain orang tuanya.

“Aku akan mengajakmu melihat kamarku,” ucap Prince sembari menarik tangan Teresa untuk mengikutinya.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di kamar Prince, Teresa menutup mulutnya tak percaya. Kamarnya memang bagus dan mewah, tapi ada hal lain yang membuatnya sampai menutup mulutnya tak percaya. Dia berjalan perlahan mendekati sebuah bingkai foto besar yang terpasang di dinding kamar ini.

“Ini fotoku,” ucap Teresa menunjuk foto besar berukuran A1 di dinding.

“Aku hanya memasang foto yang menurutku indah untuk di lihat,” jelas Prince dan berhasil membuat wajah Teresa memerah.

“Disini juga ada balkon, kau bisa melihat pemandangan perkotaan dari ketinggian,” ucap Prince mengajak Teresa untuk melihat lebih jauh apartemennya.

“Wooahh! Luar biasa!” Teriak Teresa saat angin besar mulai menerpa wajahnya begitu dia pergi ke balkon.

“Kita bisa belajar bersama disini nanti,” ucap Prince menatap Teresa dengan tatapan penuh makna.

Teresa hanya tersenyum menanggapinya, ia tidak percaya bahwa sekarang dia sudah berada di tahap sangat dekat dengan lelaki bernama Prince. Padahal sebelum ini, Prince sangat terasa jauh dari jangkauan tangannya. Bahkan pernyataan cintanya pernah di tolak oleh Prince saat itu. Jika mengingatnya lagi, Teresa benar-benar tidak bisa menahan senyumannya.

“Apa ayah dan ibumu sangat sibuk? Kudengar bekerja sebagai dokter memiliki jam kerja yang sibuk?” Tanya Teresa sembari meraih tangan Prince.

“Mereka memang sibuk, aku lebih sering di rumah seorang diri,” ucap Prince mengusap tangan Teresa.

“Jadi nanti kau juga akan sibuk, karena kau juga akan menjadi dokter nantinya!” Rengek Teresa sembari memanyunkan bibirnya.

“Jadi kau berencana untuk menjalin hubungan denganku dalam waktu lama?” Ucapnya.

“Hah?” Teresa tak mengerti.

“Kau sudah berpikir sampai sejauh itu, apa kau bersedia untuk hidup bersamaku selamanya?” Ucap Prince dengan tatapan yang dalam.

Teresa terdiam membeku, ucapan Prince seolah malah mengingatkannya dengan pesan ayah Tao beberapa saat lalu. Dimana isi pesan itu menjelaskan bahwa Teresa tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Apapun itu, sampai urusan pasangan hidup harus di tentukan oleh keluarga Tao.

Teresa mendadak ketakutan, wajah cemasnya sudah mulai terlihat jelas. Dia sampai memeluk Prince untuk menutupi ekspresi wajahnya yang berubah. Teresa tidak ingin Prince mengetahui wajah sedihnya, dia tidak mungkin bisa menjelaskan padanya tentang masalah hidupnya.

“Apapun yang terjadi nanti, percayalah bahwa aku selalu mencintaimu Prince,” ucap Teresa masih dalam pelukan itu.

Prince yang menyadari perubahan suasana saat ini langsung melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah kekasihnya yang terlihat cemas dan ketakutan. Prince langsung membawa Teresa untuk masuk kedalam kamarnya.

“Kenapa?”

“Apa ada masalah?”

Prince bertanya dengan nada cemas, apalagi saat melihat Teresa meneteskan air matanya. Prince langsung membawanya kedalam pelukan. Dia memeluknya erat, walaupun dia tidak tau apa yang sedang terjadi dengan kekasihnya.

“Ingatlah Prince, bahwa aku hanya akan mencintaimu,” ucap Teresa.

“Aku akan selalu mengingatnya,” balas Prince.

Teresa melepaskan pelukannya, dia tersenyum berusaha terlihat kuat. Mengusap air matanya dengan tisue yang ada di kamar Prince. Dia duduk diatas tempat tidur yang berukuran besar, lalu merebahkan dirinya dengan nyaman.

“Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita jika memang kau tidak bisa,” ucap Prince.

Teresa tidak menjawab ucapannya. Dia justru menarik tangan Prince untuk tidur di sampingnya. Mereka menatap langit-langit kamar yang berwarna putih bersih. Teresa menghela nafasnya panjang, berusaha menenangkan dirinya sendiri.

“Kurasa aku harus pulang sekarang Prince,” ucap Teresa.

“Aku akan mengantarmu sampai halte bus,” ucap Prince masih menatap kosong kearah langit-langit kamarnya.

Teresa bangkit dari posisi tidurnya. Dia merapikan rambutnya yang berantakan. Kemudian dia berkaca di depan cermin yang terpasang di dinding kamar, memperbaiki riasannya dan memoleskan lipstik ke bibirnya.

“Teresa, apa kau cantik seperti ibumu?” Tanya Prince yang sudah berdiri di belakang Teresa sembari memeluknya.

“Ya, aku memang cantik seperti ibuku,” ucap Teresa tersenyum kecut setelah mengucapkan kebohongannya.

“Aku bahkan tidak tau wajah ibu kandungku,” batinnya.

Prince tiba-tiba menarik Teresa untuk berbalik menatap kearahnya. Dia mengusap wajah Teresa dengan tangannya, tatapan matanya tertuju pada bibir pink Teresa yang seolah menggodanya. Jantungnya berdegup kencang saat dia mulai merasa ingin menciumnya.

“Prince, apa ya——“

Ucapan Teresa terhenti saat Prince sudah lebih dulu mencium bibirnya dengan lembut. Matanya sampai membulat saat ciuman itu terjadi. Sebuah ciuman yang sangat berbeda dari sebelumnya, dengan durasi yang lebih lama. Teresa sampai mendorong tubuh Prince untuk menjauh darinya.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

Prince langsung melepaskan ciumannya saat dia mendengar suara orang yang sangat dia kenal. Tubuhnya membeku saat dia melihat ayahnya sudah berdiri menatapnya tajam. Prince langsung melindungi Teresa, dia menariknya untuk berdiri di belakangnya.

“Aku benar-benar tidak percaya bahwa putraku satu-satunya akan melakukan hal seperti ini,” ucap nya lagi masih menatap Prince tajam.

“Maafkan aku ayah,” ucap Prince menundukan pandangannya ketakutan.

“Apa kau sudah tidur dengannya?” Tanya ayah Prince.

“Tidak!!”

“Aku tidak mungkin melakukan hal semacam itu ayah!” Ucap Prince dengan penuh keyakinan.

“Cepat antar gadis itu pulang!”

“Aku akan membahas hal ini berdua denganmu setelah kau mengantarnya!” Bentak ayah Prince terdengar sangat menakutkan.

Prince langsung melihat wajah Teresa yang ketakutan. Begitu ayahnya keluar dari kamar, Prince segera memberikan tisue untuk Teresa, agar dia bisa menghapus noda lipstik yang berantakan di bibirnya.

“Maafkan aku Teresa! Maafkan aku!” Ucap Prince menatapnya penuh penyesalan.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!