NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:67.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KREATOR EMBER

Ayuna memejamkan mata, mengacak rambut hitam panjangnya, menarik nafas berat lalu membuangnya, setiap langkah saat keluar rumah sakit ia meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi. Ayuna sempat menepuk pipinya, dan ini semua memang nyata.

Berjalan hingga parkiran ia terus membuang nafas sembari mengusap air matanya, begitu di atas motor, tangannya gemetar. Ia tak kuasa menopang tubuhnya. Kepala ia letakkan di spedometer beralaskan tangannya, ia menangis penuh pilu hingga pundaknya pun naik turun, sekali lagi berpisah dengan orang yang ia sayangi.

"Apa yang akan aku dapat kan ya Allah, hingga satu per satu orang yang kusayangi hilang dalam hidupku? Apakah kali ini aku kuat ya Allah?" Ayuna mengutarakan beban hatinya dengan tangis tertahan, ia bicara selama perjalanan pulang ke kos. Saat ini ia sudah tidak memiliki tempat cerita, melepaskan kegundahan hati lebih baik ngomong sendiri ke Allah, tak peduli di jalan di dengar ataupun dilihat orang seperti orang gila, terserah. Ayuna masih bisa mengendarai motor saja sudah hebat.

Sampai kos, langsung merebahkan diri di kasur tanpa mencuci kaki terlebih dulu. Ia menutup mata dengan lengannya, masih menangis dan semakin sesak di dada.

"Mbak?" sapa Tya, masuk kamar Ayuna begitu saja. Kaget karena pintu kamar terbuka, seingatnya tadi sudah ia kunci, ternyata Ayuna sudah datang.

"Eh iya, Ty?" jawab Ayuna langsung bangun dan mengusap air matanya. "Ada apa?" tanyanya dengan suara parau.

"Mbak nangis?" tanya Tya yang sengaja menyalakan lampu kamar Ayuna, sudah mulai petang, kok main gelap-gelapan. "Mbak?"

Wajahnya sembap, mata Ayuna merah, namun ia tetap tersenyum, "Kelihatan banget ya habis nangis?" tanyanya sambil meringis.

Tya mendekat, menepuk pundak Ayuna. "Pasti bukan urusan omzet penjualan, dagangan mbak laris kok, untungnya banyak. Iya kan?"

Ayuna mengangguk, dan mengelap air mata yang masih saja turun dengan tisu. "Urusan cinta ya, Mbak?" Tya emang celometan, kadang suka tak tahu kondisi sekitar. Ditanya begitu, Ayuna auto mewek lagi.

"Loh loh loh, kok tambah nangis sih!" Tya pun memeluk Ayuna.

"Gue punya salah apa sih, Ty. Sampai gue berada di titik ini. Orang tua gak ada tahun lalu, tahun ini gue ditinggalin cowok gue. Sengsara banget hidup gue Ty!" ucapnya pilu, sesenggukan sampai suaranya tercekat.

Tya hanya bisa mendengarkan, dirinya belum punya banyak pengalaman, meski dari keluarga biasa saja, sampai saat ini hidupnya lempeng, tidak ada masalah berarti, jadi tidak bisa memberi nasehat dan memilih menjadi pendengar.

"Sabar, Mbak!" ucap Tya sambil mengelus punggung Ayuna.

"Padahal gue juga gak aneh-aneh kenapa harus hidup sendiri gini sih!" ucapnya masih penuh tangis. Boleh kan sebagai manusia sehari aja mengeluh capek? Bolehkan sebagai manusia sehari aja protes sama Maha Hidup akan terjalnya jalan hidup? Boleh kan?

"Badai pasti berlalu, Mbak!" ucap Tya sebisanya.

"Sejak kecil gue hidup bahagia. Ayah dan ibu sangat perhatian sama gue, Ty. Segala macam keinginan gue selalu diberikan yang terbaik sama mereka. Apa mungkin semua kebahagian selesai saat gue masih kecil dulu, lalu saat dewasa gue tinggal sengsaranya doang?" protes Ayuna lagi.

Tya menggeleng, "Mbak gak boleh ngomong gitu, Mbak. Ucapan itu doa loh!"

"Gue capek, gue capek banget hidup kayak gini, Ty!"

"Mbak, jangan putus asa gitu. Yakin deh mbak habis ini bahagia. Mbak uangnya banyak, mbak udah jadi bos di usia muda, belum tentu perempuan lain bisa seperti Mbak loh. Begitu pun dengan aku."

"Uang banyak buat apa sih, Ty. Kalau orang yang kita sayangi udah gak ada. Cinta pertama gue, ayah juga gak ada. Sandaran hidup gue, ibu juga gak ada, bahkan kekasih hati gue pun memilih putus sama gue, lalu gue harus tetap berdiri begitu?"

"Harus, Mbak. Mbak harus hidup, kuat, sabar, siapa tahu pengalaman hidup Mbak ini menjadi cerminan buat aku, buat teman Mbak yang lain, bahwa kita tidak boleh menaruh harapan besar, menaruh cinta yang besar selain pada Allah."

"Tya!" rengek Ayuna sembari memeluk adik kosnya itu, apa yang diucapkan Tya memang benar, tapi butuh hati yang lapang untuk menerima semua ini.

"Kehilangan orang yang kita sayangi bukan berati masa depan kita hilang, Mbak!" ucap Tya mendadak jadi penasehat ulung.

"Sekarang Mbak mandi ya, aku belikan makan di luar. Nangis juga butuh tenaga loh!"

"Tya!" rengek Ayuna lagi, yakin deh kalimat itu buat menghibur Ayuna untuk tetap tersenyum.

Sepeninggal Tya, Ayuna melihat kamar kecil kosnya. Melihat deretan produk skincare tertata rapi, di kamar kecil ini ia tata sedemikian rupa agar ada spot aesthetic untuk live jualan, dan di kamar ini pula ia merintis menjadi bos kecil dengan usahanya sendiri. Patut disyukuri tentunya, Ayuna tidak butuh waktu tahunan diberikan kesempatan meraih omzet dua digit dari jualan skincare ini. Memang manusia tidak ada yang sempurna, di satu sisi hati tercabik perih, di sisi lain ada uang yang terus bertumbuh.

"Allahu Akbar," ucap Ayuna berat.

Rasanya badan Ayuna seperti tanpa tulang, terlalu lemah menapak, harapan bahagia bersama Rajendra pupus. Saat memejamkan mata sembari mengguyur kepala dengan air, senyum Rajendra sangat nyata. Kata romantis dan perlakuan sayang masih terasa nyata, tubuh Ayuna tumbang sekali lagi. Lantai kamar mandi saksi bisu betapa ringkihnya Ayuna saat ini.

Beruntung Tya masuk ke kamar Ayuna secepatnya, mengajak gadis itu untuk segera menyudahi kegiatan di kamar mandi, ia menggedor karena Ayuna hanya menyahut sebentar. Bahkan Tya mengancam akan memanggil Bu Kos buat mendobrak pintu bila Ayuna tak segera keluar.

Tya benar-benar mendampingi Ayuna, menemani Ayuna sembahyang dan makan, setiap kali Ayuna berhenti menyendok, Tya akan bilang "Makan, Mbak, nanti sakit."

Ayuna menurut saja, kepalanya sudah berat. Setelah makan dia pun pamit tidur saja, dan Tya pun memastikan agar Ayuna tidak melakulan hal yang tidak baik. Ayuna hanya mengangguk saja.

Keesokan harinya, Ayuna bangun sedikit terlambat. Ia buru-buru sholat shubuh, lalu tidur kembali. Tya maju mundur untuk masuk ke kamar. Pikiran Tya hari ini hari sabtu, biasanya Ayuna buka toko online lebih pagi. Tya pun balik ke kamarnya, biarlah sehari ini tidak online. Kasihan Ayuna juga.

Tepat pukul 10, Tya melihat pintu kamar Ayuna sudah terbuka. Gadis itu memakai jaket dan training saja, rambutnya dicepol, segera saja Tya menghampiri Ayuna.

"Segera buka deh, Ty. Bunyi notif ponsel jualan banyak sejak tadi malam, aku keluar dulu cari makan!" ucap Ayuna. Tya hanya mengangguk dan segera persiapan untuk live.

"Udah lama gak lihat kak Ay, nih!" Tya membaca salah satu komentar audien. Ia melihat di belakangnya, ternyata Ayuna sudah duduk dan siap menyantap bubur ayam yang ia beli di depan kos.

"Mbak Ay, ada yang kangen tuh, say hello dong!"

Ayuna pun menghadap kamera dan tersenyum.

"Kak Ay habis nangis yah?" Tya membaca komentar selanjutnya. Ia tertawa, netizen memang jeli banget ya. Padahal posisi Ayuna agak jauh dari kamera, tetap saja terlihat habis nangis.

"Iya, lagi putus cinta tadi malam. Nah buat hibur Kak Ayuna boleh deh segera check out produk skincarenya. Lumayan nanti buat beli cilok biar gak nangis lagi!" emang dasar mulut Tya saja yang ember, bisa banget memanfaatkan kondisi Ayuna buat jualan.

"Gak usah ember!" tegur Ayuna sembari menabok lengan Tya.

Tya tertawa, makin usil malah. "Sakit tahu Kak Ay, emang ya orang habis putus cinta itu menyeramkan!" lanjut Tya dan semakin ditanggapi netizen.

Kuat Kak Ay, cowok gak dia doang.

Cepat move on Kak

Cowoknya mokondo kali

Kenapa sih cewek pintar kayak Kak Ay tapi cowoknya gesrek

Tya tertawa membaca komentar maha benar netizen.

1
partini
di halalin aja buruan dari pada ku gitu Mulu Kaya ga punya apa gitu
Lel: betul....
total 1 replies
gojam Mariput
sweet bgt ibram & Ayuna
aku ikutan baper nih
Lel
banget...tapi itu ada dalam dunia nyata
Mak Rik
MUNA BUANGET LO SA JADI PEREMPUAN.....!!!!! NAJIS BANGET AKU SAMA LO...... !!!!!! IBARAT ULAR , UDAH DIPELIHARA DGN BAIK DISAYANGIN ...... EH LAH DALAH. MASIH AJA DIPATOK / DIGIGIT SAMA. ULAR BERACUN ,. MANA LAGI BISANYA MEMATIKAN........!!!!! ILLFIL GUE JADINYA SAMA ELO.....!!!!!! 🤔🤔🤔😱😡😡😡😡😠😠😠☹️☹️👌👌👌🤮🤮🤮🤮🥵🥵🥵🥵👎👎👎☝️☝️
Dwi Sulistyowati
suka sm cerita ini lanjut thor sampai acha nikah🤭
Lel: hwkwkkwkkwk
total 1 replies
partini
good story
Dwi Sulistyowati
bnran bagus bgt cerita nya mengajar kan tntg kehidupan realita
semoga pembaca lain bs melihat dan membaca karya ini🙏🏻
Lel: aamiin
total 1 replies
Dwi Sulistyowati
ya Alloh salut bgt sama org tua kyak gini
ini jadi panutan ku
semoga bs menerapkan ilmu ini ke anak ku 🤲amin
ya allah thor setiap episode ada ilmu yg aku dpt
terimakasih 🙏🏻
Lel: alhamdulillah bermanfaat
total 1 replies
Dwi Sulistyowati
alhamdulillah dpt pelajaran lg tentang kehidupan berumah tangga 🙏🏻
Terima kasih thor
Lel: kita belajar bersama
total 1 replies
gojam Mariput
KK sebagus ini novelmu knp cuma sedikit yg like....
tetap semangat ya Thor dgn karya2 kece
Lel: bismillah segera masuk ke ranking karya biar banyak yg baca...terimakasih dukungannya
total 1 replies
gojam Mariput
Masya Allah, papa mama ortu idaman bangettt
gojam Mariput
dalem & ngena banget nasihat pernikahannya
Dwi Sulistyowati
lagi lagi bnr bgt pillowtalk pntg banget buat pasangan suami istri disini kita bisa mengeluarkan semua yg ada dipikiran kita dan mencari solusi terbaik buat hubungan
simpel tp gk semua bisa
tergantung pintar"nya kita mencari wkt yg tepat buat komunikasi
Lel: betul sekali karena sejatinya rumah tangga itu butuh komunikasi dua arah
total 1 replies
Dwi Sulistyowati
pembelajaran buat kita umur nggak jd patokan untk dewasa
tapi pengalaman yg membuat kita lebih dewasa dan lebih baik
berumah tangga bukan soal cinta, uang, dan kepuasan
tapi sikap menghargai pasangan itu point awal sederhana blg tolong, makasih, maaf tp bermakna blm tentu kita semua bs melakukan itu
thanks thor pembelajaran untk ini🙏🏻
Lel: benar banget
total 1 replies
gojam Mariput
Alhamdulillah, bahagianya dede bayi udah launching
gojam Mariput
Thor, pinter banget sih nulis novelnya
aku mesem2 sendiri, kadang nangis Bombay baca novel ini. seru abis pokoknya.
temanya ga pasaran , sesuai banget sama kesukaan aku .
sehat sehat buat othor
ditunggu part selanjutnya
Lel: terimakasih 😅😅😅😅
total 1 replies
gojam Mariput
fania gelo, beneran murahan
gojam Mariput
kacian Rajendra
lanjut ya Thor.....
Lel: menyesal dia
total 1 replies
gojam Mariput
Sukak bgt .....cerita bagus Thor
Lel: terimakasih 😘😘😘
total 1 replies
gojam Mariput
kasihan meta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!