!!!WARNING:AREA YANG GAK SUKA CERITA CEWEK PUNYA 2 COWOK MINGGIR DULU !!!
Belva Alice Mahardika. Gadis yang berusia 17 tahun dan baru saja duduk dikelas 12 IPA 1 di SMA International Dirgantara. Mempunyai paras yang cantik dengan tubuh yang tinggi semampai, kulit putih, dan jangan lupakan mata hazelnya yang sangat indah dengan dihiasi bulu mata yang lentik.
"Lo pikir hidup gue drama Korea? Yang punya dua cowok, terus gue pilih siapa? Enggak, Kaisar. Ini dunia nyata.
Gue benci perasaan ini biarin gue egois.
Gue nggak mau ninggalin Ardan dan gue nggak mau ninggalin lo juga"Belva.
---
Kaisar galaxy dirgantara. Umurnya menginjak 18 tahun dan duduk di 12 IPS 1 di SMA Internasional Dirgantara. Seorang ketua geng motor bernama Midnight Galaxy.
"Gue Mau Jadi yang Kedua, Tapi Lo Harus Jadi yang Pertama Buat Gue.
Lo tuh kayak magnet buat gue. Dan gue benci itu… tapi gue juga nggak bisa berhenti. sadar gak? lo nggak pernah bener-bener dorong gue pergi?" Kaisar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salia.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi yang Ribut
Di sebuah apartmen Ardan tengah membenahi dirinya.
Pergumulan panjang dipagi hari yang sudah ia lewati bersama mellani masih saja terus memutar diotaknya.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Bagaimana jika Belva tau?
Ardan sudah menhancurkan kepercayaan keluarganya.
Dia menodai seorang wanita walaupun dia yakin ini adalah jebakan untuknya.
"Inget Mellani, kalo sampe Belva tau tentang hal ini gue pastiin lo akan tanggung akibatnya. Jangan main-main sama gue! Gue selama ini diem bukan karena gue lemah. Tapi karena gue merasa lo gak akan bertindak sejauh ini, tapi ternyata gue salah besar!" Ardan yang telah rapi dengan pakaiannya menjuk Mellani yang saat ini tengah tersenyum licik ke arah Ardan.
"Lo ngomong kayak gitu seakan lo gak nikmatin permainan kita Ar?" Mellani tersenyum kecil. "Bahkan gue masih terngiang-nginag suara desa*an lo. Tapi dengan santainya lo nunjuk gue seakan disini gue doang yang berdosa. Lo munafik Ardan!"
"Persetan Anjing!!" umpat Ardan.
"Gue gak akan ganggu hubungan lo. Tenang aja. Just for fun kan?" Mellani menyeringai.
Ardan perlahan mengambil tasnya lalu pergi dari aparment Mellani.
Di mobil Ardan memukul stang kemudinya
"Bego! Bego! Bego! Kalo Belva sampai tau gimana?"
Memikirkan tentang Belva, dia baru ingat jika sejak tadi malam dia sama sekali belum mengabarkan sang kekasih.
Ardan meraih tas yang ia letakan di kursi samping. Menghidupkan ponsel dan menghubungkan ponselnya dengan sumber daya yang ada di mobil tersebut.
Setelah ponsel itu menyala, Ada beberapa pesan dari beberapa orang termasuk kekasihnya.
Belva:
Maksud CF Mellani apa Ar?
Mau jelasin gak?
Ardan bertanya-tanya. Close Friend apa yang dimaksud?
Ardan bergegas memasuki aplikasi media sosial miliknya itu dan...
Deg
"Mellani sialan!" Ardan mengeram kesal.
Tidak mau membuat sang kekasih salah paham, Ardan pun segera menelfon Belva.
"Please Bel angkat. Jangan salah paham dulu." Ardan terus merancau.
5 panggilan sudah ia lakukan tapi, Belva sama sekali tidak mengangkatnya.
Namun, ditengah kekesalannya, Mama Ardan menghubunginya.
"Ardan pulang sekarang! dari semalam mama hubungin kamu tapi hp kamu nggak aktif. Kalau dalam waktu 1 jam kamu nggak sampe dirumah, mama masukin lagi kamu keperut mama!"
Ardan mengeram frustasi.
Ardan:
Gue bakal jelasin Bel. Ini gak seperti apa yang lo kira. Besok gue bakal jelasin semuanya.
Sorry hari ini gue gak bisa dateng.
***
Keesokan harinya, Belva bersiap-siap untuk ke sekolah dengan semangat.
Dia tidak terlalu memusingkan mengenai CF Mellani.
Setelah Belva fikir-fikir bukankah Mellani memang seperti ulat bulu? Dia selalu menempel pada Ardan.
Jadi mungkin ini adalah salah satu rencana Mellani untuk menghancurkan hubungannya dengan Ardan.
Untuk Masalah cemburu? Jangan tanyakan itu.
Perasaan itu entah sudah melarikan diri kemana dan sejak kapan. Mungkin benar kata Kaisar kalau sekarang kenyataanya adalah bahwa hati Belva sudah bukan Milik Ardan.
"Pagi mamaku yang cantik, Papaku yang jelak," sapa Belva saat dirinya melihat sang mama yang sudah berada dimeja makan bersama sang papa.
"Ko gitu si sayang, giliran sama mama aja dibilang cantik ko papa bilangnya jelek sih," protes Bastian-Papa Belva.
Belva mencium pipi mamanya dan setelah itu pipi papanya.
"Papa itu sebenernya gak terlalu jelek ko. Cuma ya serem aja hehe," jawab Belva sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Kalo papa jelek, kamu gak akan secantik ini. Iya kan sayang?" Bantian menyenggol Erina-Mama Belva.
Erina hanya bisa tersenyum dengan pertengkaran kecil antara anak dan papanya itu.
"Udah yuk makan nanti kalian telat," ujar Erina. " Kamu jadi dianter papa kan sayang?"
"Jadi dong ma. Udah lama Belva gak berangkat barang papa. Oh ya, nanti kalo Belva udah 18 tahun Belva beneran boleh beli motor kan?" ucap Belva menagih janjinya yang pernah diucapkan oleh sang papa dan mamanya.
"Mobil aja ya sayang. Mobil apa aja boleh, asal jangan motor." Tegas Bastian.
Belva hanya bisa cemberut. Sejak kejadian dua tahun lalu dimana dirinya jatuh dari motor menjadikan Bastian begitu protektif pada sang anak.
"Ya udh yuk pah. Nanti Belva telat."
***
Pagi itu di SMA ID lebih ribut dari biasanya.
Belva yang baru saja turun dari mobil langsung menjadi pusat perhatian siswa siswi SMA ID itu.
"Kok bisa ya secantik, sepinter Belva masih aja diduain."
"Kurang apa coba ya"
"Ardan nyari cewek yang kek gimana sih?
"Ardan gak mau klarifikasi gitu."
Itu lah contoh beberapa bisikan yang didengar oleh Belva.
Belva pun bingung, dirinya saja masih santai menanggapi kabar itu, tapi mengapa mereka semua justru repot dan kepo tentang hubungannya.
"Belva!"
Dari kejauhan Ardan melihat Belva dan langsung menghampiri kekasihnya itu.
"Yang, masih ada waktu 15 menit sebelum bel. Mau ke kantin dulu gak? Gue mau jelasin masalah kemarin. Please jangan salah paham." Ardan berusaha meraih tangan kekasihnya dan mengusap lembut punggung tangannya itu.
"Gue nggak papa ko Ar. Gue tau yang terjadi sebenernya itu nggak kaya yang orang lain fikirkan kan? Gue percaya sama lo. Jadi tanpa lo jelasin pun gue udah tau kalo itu cuma akal-akalan Mellani aja buat hubungan kita jadi renggang."
Deg
Hati Ardan terasa tercubit. Belva sepercaya itu kepada dirinya, namun dirinya justru telah membubuhkan noda dalam hubungannya.
"Makasih ya Belva. Gue nggak nyangka lo bakal sepercaya ini. By the way lo beneran gak cemburu Bel?"
Belva tersenyum kecil, sangat kecil bahkan Ardan pun mungkin tak melihat itu.
Lagi-lagi pertanyaan itu muncul dan sialnya itu dari orang yang berbeda.
"Eee. g-gue cemburu sih," lirih Belva. "Tapi kayaknya itu gak penting deh. Buang-buang waktu aja. Toh kenyataanya gak bener."
Ardan menatap Belva sangat intenst. 'Lo nggak cemburu, Bel. Dan bukannya cemburu itu tanda cinta? apa lo udah gak cinta sama gue?' ucap Ardan dalam hatinya.
"Ya udah yuk ke kantin, biar gue ceritaan kejadian yang sebenernya." (walaupun sudah pasti Ardan tidak akan bercerita lengkap!. Ardan hanya akan menceritakan sampai pada bagian menolong Mellani yang sedang pusing di ruang tamu apart tersebut.)
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan. Ada dua pasang mata elang milik seseorang yang sudah berkilat merah saat melihat Ardan yang terus menggenggam tangan Belva..
"Lo masih belum paham apa mau hati lo Belva? Harusnya dengan kejadian kemarin lo bisa sedikit ngerti apa mau hati lo." gumam pria tersebut kesal.
"Cabut!" ucap dinginnya kepada 3 rekannya.
double up dong thor. please tanggung bener. ngeship Belva Kaisar sih. baru pertama dukung perselingkuhan wkwk