Freya terikat pada sistem dan dipaksa memerankan karakter pendukung wanita yang jahat.
Ia dengan tekun mengikuti alur cerita, tetapi...
1. Sang CEO jatuh cinta pada asisten kecilnya.
2.Di cerita lain, seorang tunangan manja disayang, dan cahaya bulan putih yang pergi ke luar negeri kembali tanpa seorang pun pengganti.
Freya : ???
"Sistem, kenapa pemeran utama pria bertingkah aneh?"
Sistem: ...
"Apa yang bisa kukatakan? Bahwa dia suamimu yang bereinkarnasi?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunangan Pewaris Kaya 9
...SELAMAT MEMBACA...
...🐦🥨🐦🥨🐦🥨...
Beberapa hari kemudian, Heri membawa sejumlah uang kepada Elly.
"Lily, uang ini tidak datang dengan mudah, jadi gunakanlah dengan bijak," kata Heri dengan nada lembut.
Untuk memberikan uang pada Elly, Heri terpaksa menggadaikan motornya.
Elly menerima uang itu, sedikit rasa jijik terpancar di matanya, tetapi ia berkata, "Terima kasih, Heri. Setelah aku melewati masa sulit ini, aku pasti akan membalas budimu dengan setimpal."
Heri diam-diam merasa senang, dia yakin jika saat ini Elly pasti mulai tersentuh dengan tindakannya.
Namun, Elly tidak menyimpan uang itu bijak seperti yang dikatakan Heri. Ia mulai sering mengunjungi tempat-tempat mewah, mencoba berhubungan kembali dengan orang-orang berpengaruh agar ia bisa mengubah hidupnya.
*.*.*
Sejak Freya melakukan hubungan intim dengan Cakra, Cakra menjadi tak tahu malu, bahkan berkemas dan pindah ke apartemennya, seolah-olah untuk merawatnya.
Namun Freya, yang semakin kesal karena semua perlakuan manja itu, tak tahan lagi.
Sambil mengusap punggungnya yang sakit, ia mengeluh kepada Cakra, "Kalau kau terus begini, aku akan mengusirmu!"
"Baiklah, sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa tidur tanpa memelukmu. Aku tidak akan melakukan apa pun hari ini, oke?"
" Apa kau sanggup melihat calon suamimu tak bisa tidur?" Cakra memohon dengan memelas.
Hati Freya melunak; ia tak bisa menahannya, pria brengsek ini pandai merayu.
Untung saja Cakra ini tampan, kalau tidak, sudah bisa dipastikan jika Freya akan menendang kepalanya.
Namun, malam berikutnya, saat hari mulai gelap dan lampu-lampu kota menyala, Cakra menyelesaikan hari sibuknya dan menyeret tubuhnya yang lelah pulang.
Ia sangat menantikan sosok yang ia rindukanFreya—namun yang ia lihat hanyalah ruangan kkosong, Freya tak terlihat di mana pun.
Jantung Cakra langsung berdegup kencang, rasa gelisah menyelimutinya. Ia dengan panik mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi nomor Freya, suaranya dipenuhi kepanikan dan penyesalan yang kentara.
"Sayang, aku salah! Aku benar-benar tahu aku salah, aku janji takkan mengulanginya lagi, tolong beri tahu aku di mana kau berada! Cepat kembali, ya?"
Tawa pelan terdengar dari ujung telepon, jernih dan merdu seperti lonceng perak.
"Pfft~" Freya tak kuasa menahan tawa. Tawanya bagai angin musim semi yang membelai hati Cakra yang gelisah, sedikit meredakan ketegangannya.
"Aduh, apa yang kau pikirkan? Biar kuberitahu, orang tuaku sudah pulang dari perjalanan mereka! Makanya aku datang ke sini untuk menemani mereka."
"Kau tinggal saja di rumah dengan patuh, dan jangan nakal, ya? Kalau ayahku tahu tentang kita, hmph, dia pasti akan mematahkan kakimu!"
Setelah mengetahui bahwa Freya tidak ada di rumah karena mertuanya telah kembali, hati Cakra akhirnya tenang, dan ia menghela napas panjang lega.
Namun kemudian, rasa melankolis yang samar menyelimutinya seperti asap. Memikirkan bahwa ia mungkin tidak akan bisa memeluk orang terkasihnya dan tertidur seperti biasa untuk waktu yang lama, Cakra hanya bisa mendesah dalam hati.
Sepertinya jika ia ingin segera tidur di pelukan kekasihnya setiap malam, ia harus bekerja lebih keras dan mendapatkan surat nikah penting itu sesegera mungkin!
Ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada asistennya.
Soni, "[Cara menyenangkan ayah mertuamu]"
Soni yang menerima pesan itu, mengira ia salah baca, dan memeriksanya kembali untuk memastikan.
Tunggu!
Ini pasti bosnya, yang dikenal sebagai "Raja Neraka Berwajah Dingin".
Setelah melihat pesan itu, Soni bergumam dalam hati, "Mungkinkah ponselnya diretas?"
Dengan keraguan ini, ia dengan hati-hati menjawab, "Siapa?"
Hampir seketika pesan itu terkirim, ponselnya tiba-tiba berdering dengan notifikasi panggilan suara yang cepat.
Soni melihat lebih dekat dan melihat bahwa penelepon itu tidak lain adalah bosnya—Cakra. Hebat, sekarang ia dapat sepenuhnya memastikan identitas pihak lain.
Ia segera menjawab telepon, dan suara Cakra yang berat dan dingin terdengar dari ujung sana.
"Presiden, ini... aku juga tidak tahu, aku bahkan belum punya pacar." jawaban Soni terdengar agak ragu.
Namun, Cakra jelas tidak puas dengan jawabannya.
"Kenapa kau tidak tahu apa-apa? Dengan tingkat keahlian profesionalmu, bagaimana kau bisa menjadi sekretaris utama?"
"Gajimu bulan ini akan dipotong sebagai hukuman." Ia menutup telepon tiba-tiba sebelum Soni sempat berbicara.
Soni menghentakkan kakinya dengan marah, mengumpat dalam hati, "Dasar Bos Gila, siapa yang bertanggung jawab atas kesendirianku?"
"Aku punya segunung pekerjaan yang harus kuselesaikan setiap hari, di mana aku bisa punya waktu untuk mencari pacar! Kalau bukan karena gaji yang lumayan, aku pasti sudah berhenti sejak lama!"
Tapi Soni hanya mampu menahan diri, dia tidak akan berani benar-benar mengatakan hal tersebut di depan Cakra.
Dulu ia hanya sesekali menyaksikan pasangan-pasangan menunjukkan kemesraan saat bekerja bersama CEO.
Tetapi sekarang bahkan di rumah pun ia tak bisa menemukan kedamaian, menerima telepon-telepon menyebalkan larut malam, terpaksa menanggung lebih banyak "makanan anjing".
Rasanya dia ingin menggulung bumi ini dan membuatnya menjadi Kimbab. Sepertinya enak!!
Cakra kemudian menelepon teman-temannya, tetapi ternyata justru tidak ada yang berhasil.
Karena keluarga mereka terlibat dalam perjodohan atau keluarga perempuan itu tunduk pada pihak lelaki, mustahil mereka akan berusaha menyenangkan ayah mertua mereka.
"Percuma saja," ia masih harus mengandalkan dirinya sendiri.
Cakra muncul di luar rumah besar keluarga Fernandez pagi-pagi sekali.
"Om, tante, maafkan saya, saya baru mendengar dari Yaya kemarin kalau kalian sudah pulang, jadi saya memberanikan diri datang mengganggu kalian." Cakra berkata langsung.
"Cakra, kau di sini, kenapa kau membawa begitu banyak barang? Masuk dan duduklah." Mama Freya menyapanya.
"Duduklah dulu, aku akan meminta Bik Titik untuk membangunkan gadis itu. Jam berapa sekarang? Kenapa dia belum bangun?"
"Tante, jangan terburu-buru. Saya yang datang terlalu pagi, biarkan dia tidur lebih lama."
Mendengar ini, mama Freya semakin puas. Dia tahu putrinya malas, tapi untungnya Cakra perhatian.
Sepertinya mereka memang tidak salah menjodohkan putrinya dengan Cakra.
Setelah duduk sebentar, Cakra langsung menyatakan tujuannya.
Cakra tidak ingin menunda lagi, dia sudah yakin dengan pilihannya kali ini.
🥨🐦🥨🐦🥨🐦
🍒 hujan-hujan gini, bawa'annya pingin hibernasi