Menikah Dengan Laki Laki Tengil

  Para anak anak SMA Nusantara berbondong-bondong keluar dari kelas ketika bel tanda pelajaran sudah berakhir berbunyi.

   Andre keluar dari kelas 12 IPA1, Laki laki itu berjalan dengan wajah tanpa ekpresi benar benar terlihat sangat dingin dengan mata tajam yang berada di balik kacamata yang bertengger di hidungnya.

  Yah, Andre memang akan selalu memakai kacamata jika sedang keluar dari rumah, karna laki laki itu memiliki mata minus dan kering.

  " Bang disini ". Adit melambaikan tangan ke arah Andre yang hampir saja berbelok ke arah kelas 11 Ips2 dimana kelas Adit berada.

  Andre langsung lurus menuju tangga tidak jadi berbelok ketika melihat Adit dan beberapa sahabat mereka ada di tangga menunggu dirinya.

  Para siswa itu akhirnya turun dari lantai tiga, karna kebetulan kelas 11& 12 memang berada di lantai tiga, sedangkan kelas 10 berada di lantai dua.

    Mereka ber lima yang di antaranya ada Andre, Harsa, dan jayden yang sama sama kelas 12, tapi berbeda jurusan, ada juga Adit dan Dika yang sama sama kelas 11 ips2. Ke lima siswa itu berjalan menuju parkiran.

    Di parkiran sudah ada Salma dan Tara yang menunggu mereka , kedua perempuan itu tersenyum melihat kedatangan para laki laki yang mereka tunggu sejak tadi.

   " Udah lama nunggu? ". Tanya Adit sambil mengusap kepala Salma dengan lembut.

   " Enggak kok, kami baru sampai juga". Jawab Salma sambil memeluk tangan Adit dengan erat. Kebetulan mereka habis pergi ke toilet jadi lebih cepat sampai ke parkiran.

  " Heh curut, kalian kagak usah tebar keromantisan dong, gak liat apa kita semua jomblo" . Ucap Harsa sambil menatap sengit ke arah dua sejoli yang selalu menempel di manapun mereka berada di ikuti oleh yang lain kecuali Andre.

   " Yee makannya cari pacar sono, biar kagak syirik aja kalean semua ". Adit menjawab perkataan Harsa di sertai dengan senyuman tengil khas seorang Aditya pratama syahreza.

   " Si bangke benar benar sombong ". Dika menatap malas Adit yang malah semakin makin membuat mereka kesal.

   " Pulang". Ucap Andre sambil memasang helm fullfacenya, laki laki itu sama sekali tidak melirik ke arah Tara yang sedari tadi menatap dirinya.

   " Pulang guys, ketua udah memberi perintah " .

 Mereka semua terkekeh mendengar perkataan Jayden, mereka semua akhirnya bergerak menuju motor masing masing.

  " Gue nunggu Erlang aja deh, soalnya gue gak bawa motor hari ini ".

Pergerakan ke enam orang itu terhenti ketika mendengar suara Tara, mereka baru sadar kalau motor Tara tidak ada di antara motor mereka.

  " Pulang sama gue aja Ra, lagian kita se arah kok". Ucap Dika yang kembali menaruh helmnya di atas motor.

   " Apa gak ngerepotin lo nanti dik? ". Tara menatap Dika dengan tidak enak, karna sudah terlalu sering dia merepotkan teman teman Adit jika sedang tidak membawa motor.

   " Enggak lah, ayo naik aja". Dika tersenyum menenangkan, laki laki itu memang terkenal dengan sifat humorisnya.

   " Ya udah, terima kasih ya dik". Ucap Tara sambil mendekat ke arah motor Dika.

   Andre yang melihat itu tidak ber ekpresi apa apa, namun siapa yang tau kalau diam diam laki laki itu tidak suka melihat Tara di bonceng orang lain, tapi juga terlalu malu menawarkan bantuannya.

   Tara yang merasa Andre tidak ada perubahan sedikitpun setelah interaksi di kantin tadi mendadak sedih karna dia berpikir, Andre akan sedikit lebih peka setelah ini, nyatanya itu hanya angan angan Tara saja.

   Mereka semua akhirnya melaju meninggalkan lapangan luas itu, lalu mereka berpisah di sebuah persimpangan karna arah mereka berbeda beda.

   Adit harus mengantar Salma pulang dulu, barulah laki laki itu akan pulang ke rumah sendiri, sementara Andre langsung saja mengebut dengan kecepatan tinggi meninggalkan Adit dan Dika karna mereka memang se arah.

   " Gak bisanya dia akan mengebut kayak gitu" . Adit berguman merasa bingung melihat Andre sudah tidak terlihat lagi.

  " Mungkin dia kebelet berak kali ya? ". Adit menghendikkan bahunya memilih tidak terlalu peduli, karna dia yakin Andre aka selamat sampai rumah.

   " Gue duluan". Dika melambaikan sebelah tangannya ketika dia sampai di gang komplek perumahan Tara.

   " Iya hati hati lo". Adit membalas lambaian tangan Dika, laki laki itu kemudian menambah kecepatan motornya agar cepat sampai tujuan.

******

   Andre langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang ketika sudah sampai di kamar. laki laki itu mulai berpikir tentang perasaannya untuk Tara.

   Dua menit kemudian, Andre kembali bangkit dan berjalan menuju meja yang di lengkapi dengan kursi dan juga cermin tempatnya menaruh beberapa barangnya.

  " Gue sebenarnya kenapa? ". Andre menatap pantulan dirinya di dalam cermin.

  " Apa gue cemburu? ". Andre tertawa kecil menyadari perasaannya memang sudah ada untuk Tara.

   " Haha, ini konyol". Andre memukul kepalanya untuk melampiaskan rasa yang tidak bisa dia jelaskan di dalam hati.

    Setelah puas, Laki laki memilih segera mandi dan akan berangkat ke rumah sakit untuk menengok Ardiy.

*******

   " Lo jangan mesum dong kak". Putri menatap Ardiy dengan sengit, karna lagi lagi Ardiy kembali menciumnya.

   " Namanya juga laki laki normal, kalo gak mesum gak normal itu". Ardiy tersenyum miring ke arah Putri yang mencak mencak sejak tadi.

   " Ishh, jauh jauh lo dari gue". Putri Menjauh dari ranjang Ardiy dan duduk di atas sofa.

  " jangan ngambek gitu dong, iya dah gue minta maaf". Ardiy mencoba membujuk Putri supaya perempuan itu tetap berada di sampingnya.

  " Gak mau lo mesum". Putri Tetap kekeh tidak ingin tertipu dengan wajah melas Ardiy.

   " Kalo lo gak kesini gue yang kesana". Ardiy bersiap turun dari ranjang dan Putri tidak peduli dengan ancaman Ardiy.

 Melihat Putri malah rebahan di sofa, Ardiy akhirnya turun dari ranjang.

   " Oke gue yang kesana". Ucap Ardiy sambil berjalan ke arah Putri.

. Infus laki laki itu sudah di lepas karna keadaannya sudah cukup membaik tapi belum boleh pulang setidaknya sampai besok karna masih harus di periksa oleh dokter.

  Putri melotot melihat Ardiy sudah ada di sampingnya, perempuan itu mendengus karna Ardiy tidak mau jauh jauh darinya sejak tadi.

  " Berbaring sana ihh". Ucap Putri dengan kesal.

 Namun bukannya mendengarkan Putri, Ardiy malah duduk di samping perempuan itu sehingga membuat Putri semakin kesal.

  Putri dengan kesal berdiri dan mentap Ardiy sambil berkacak pinggang.

    " Lo tuh ngeselin banget ya jadi laki laki, lo perlu banyak istirahat supaya besok bisa pulang, gak usah bebal deh lo, ayo balik".

 Putri menarik tangan Ardiy mencoba supaya laki laki itu mau kembali ke ranjangnya.

  Ardiy tertawa kecil karna tarikan Putri tidak mampu membuat laki laki itu bergerak sedikitpun.

  Ardiy tersenyum jahil ketika mendapatkan ide untuk kembali menjahili Putri.

 Laki laki itu menarik tangan Putri sehingga perempuan itu jatuh ke pangkuan Ardiy dan bibir Mereka kembali bertemu.

Cup...

  Putri Melotot merasakan bibirnya kembali di Lumat dengan lembut oleh Ardiy.

   " Mmphhh... ". Putri mencoba memberontak dengan bergerak gerak di atas tubuh Ardiy sambil tangannga memukul dada Ardiy.

  Ardiy melepas ciumannya ketika merasakan inti tubuhnya bereaksi dengan gerakan Putri yang berada di atas pahanya.

  " Diam Putri" .

 Putri seketika terdiam mendengar suara serak Ardiy, perempuan itu menatap Ardiy yang memejamkan mata seperti menahan sesuatu.

  " Sssshhh" . Ardiy berdesis ketika Putri sedikit bergerak di atas pahanya.

  " Lo mau gue hamilin sekarang hmm". Ardiy menatap Putri sambil memainkan lidahnya.

   " G-gue gak sengaja ". Putri terdiam kaku melihat tatapan buas Ardiy, lebih lebih lagi ketika perempuan itu merasakan sesuatu mengganjal di bawah sana. Tidak munafik Putri bukan perempuan polos yang tidak tau apa yang mengganjal di sana.

   " Lo_

  "ASTAGAA APA YANG KALIAN LAKUKAN" .