NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Mimpi buruk

Di belahan Dunia yang berbeda seorang wanita paruh baya sedang mengalami mimpi buruk.

Di sebuah kamar mewah yang tenang, cahaya remang dari lampu kristal memantulkan kilau halus di dinding berornamen emas. Di sana, seorang wanita paruh baya terbaring dengan wajah penuh ketegangan, tangannya erat menggenggam selimut, sementara air mata mengalir pelan di pipinya yang terawat.

Dalam tidurnya, ia terjerumus ke dalam mimpi buruk yang sama berulang, suaranya pecah sambil menangis.

“Tidak! Jangan bawa anakku! Kembalikan dia padaku, aku mohon .…”

Seorang pria paruh baya, terbangun dari tidurnya begitu mendengar isak tangis itu. Ia segera mendekat dan menepuk lembut pipi istrinya, membangunkannya dengan lembut. “Sayang, bangun … bangunlah,” ucapnya penuh kecemasan, matanya menampilkan bekas kelelahan dan kekhawatiran yang dalam.

Wanita itu membuka matanya perlahan, wajah cantiknya basah oleh air mata dan keringat dingin membasahi dahinya. Pria itu dengan sigap menariknya ke dalam pelukan hangat, seakan mencoba menyalurkan kekuatan dan rasa aman yang selama ini sulit mereka temukan.

Setelah beberapa saat, ia melepaskan pelukannya perlahan dan membelai lembut pipi istrinya dengan penuh kasih.

“Apakah kau baik-baik saja, sayang?” tanyanya dengan suara lembut namun tegas, sambil mengusap jejak air mata yang masih tersisa.

Wanita itu menarik napas dalam, mencoba tersenyum meski matanya masih berkaca-kaca.

“Mimpi itu kembali, Pa." Ucap wanita itu dengan lemah.

Pria itu menghela napas berat, menatap sayu ke arah istrinya yang rapuh.

“Aku tahu, ini sudah bertahun-tahun berlalu sejak malam itu di rumah sakit. Dua jam setelah kelahirannya, putri kecil kita menghilang tanpa jejak. Dunia kita berubah sejak saat itu.”

Ia menarik istrinya kembali ke pelukan, mencoba menenangkan hati yang terluka. “Tapi aku berjanji pada dirimu, pada harapan kita. Kita masih punya waktu, dan aku akan terus mencari putri kita sampai ia kembali kedalam pelukan kita.”

Wanita itu mengangguk pelan, wajahnya tersembunyi di dada sang suami. Meski penuh luka, ada secercah kekuatan yang mulai tumbuh kembali dari pelukan itu.

“Aku lelah, tapi aku tahu kita tidak boleh menyerah. Anak kita, putri kita, adalah bagian dari kita yang paling berharga.”

"Ya sudah, ini masih tengah malam lebih baik kita lanjutkan tidurnya ya." Ajak sang pria sambil membelai lembut rambut sang istri.

Cup!

Kecupan hangat mendarat di kening sang istri yang sangat ia cintai itu. Keduanya akhirnya melanjutkan tidurnya.

***

Sementara di apartemen Ken, yang hangat dan sunyi, Lea duduk di sofa ruang tamu dengan wajah yang masih memerah akibat benturan dan luka memar di sudut bibirnya. Ia menatap Ken dengan ekspresi setengah kesal, setengah lelah, sementara Ken dengan penuh perhatian mengompres lukanya menggunakan kain dingin.

“Udah, Kak, ini sudah jauh lebih baik.” keluh Lea sambil berusaha mengangkat tangannya untuk menghentikan tangan ken.

Ken menatapnya dengan mata tajam penuh perhatian, “Diam, Lea. Ini sebentar lagi selesai. Aku nggak mau kamu makin parah cuma karena kamu nggak sabar.”

Lea menegakkan tubuhnya lalu menatap Ken dengan serius.

"Kak apa kau seorang mafia?" Tanya Lea dengan tatapan dalam pada mata Ken. Sebenarnya tanpa Ken menjawab pun Lea sudah menemukan jawabannya dari apa yang barusan ia alami bersama Ken. Tapi ia juga ingin mendengar jawaban langsung dari mulut pria yang mengklaim dirinya sebagai miliknya.

Ken terdiam sejenak ia tak terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Karena ia sudah mengetahuinya, pembicaraan Lea dan Bima di sekolah dari laporan yang diterima melalui Bara.

Ken hanya mengangguk pelan, mengamati reaksi Lea dengan hati-hati.

"Jadi aku ... pacar mafia? Wah keren juga aku, sudah seperti di dunia novel saja?" ujar Lea sambil terkekeh sendiri.

Ken yang dari tadi harap-harap cemas kini mengerut keningnya dalam merasa aneh dengan pertanyaan Lea, bukan itu yang ada di pikirannya sebelumnya, ia pikir Lea akan protes, marah dan lebih parah mungkin Lea langsung pergi setelah mengetahui kebenaran atas identitasnya sebagai mafia.

"Kau memang berbeda Lea, pantas kau bisa mencuri hatiku." Gumam Ken dalam hati, dan sebuah senyum smirk tersungging di bibirnya.

"Apa itu artinya, kau mengakui hubungan kita, hem?" Tanya ken dengan nada menggoda tapi tangannya kembali terangkat mengompres sudut bibir Lea.

Lea menghela napas, ia tidak ingin menjawab pertanyaan Ken, matanya mulai terasa berat, kelelahan yang tak tertahankan menyerang tubuhnya.

“Kalau kakak terus begini, aku bisa tidur di sini, lho,” gumamnya pelan sambil memejamkan mata.

Ken tersenyum tipis sambil terus menekan kompres di bibir Lea yang bengkak.

“Dasar bocah, cepat banget pelornya,” katanya sambil terkekeh pelan.

Setelah beberapa saat, Ken perlahan melepaskan kompresnya dan menatap wajah Lea yang sudah terlelap dengan penuh kasih sayang.

Dengan hati-hati, ia menggendong Lea menuju kamar, langkahnya mantap meski ada beban yang tak terlihat di hatinya.

Di kamar, Ken meletakkan Lea di atas ranjang empuk, menyelimuti hingga dada dan merapikan rambutnya yang berantakan. Sebelum meninggal kamar.

Cup!

Ia mengecup kening Lea dengan kecupan singkat.

“Good night, baby,” bisiknya dengan suara rendah penuh kelembutan. Ia menyalakan lampu tidur agar suasana terasa nyaman, berharap Lea bisa beristirahat dengan tenang.

Lalu bergegas kembali ke kamarnya sendiri, Ken berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi dan berganti pakaian tidur, ia berbaring di kasur dengan wajah yang masih serius. Pikiran-pikiran berat menerpa pikirannya tentang siapa sebenarnya Lea, apa kaitannya dengan keluarga Samudra, dan siapa dalang di balik penyerang tadi.

Ken menarik selimut hingga menutupi tubuhnya, tatapannya kosong namun penuh perhitungan. Di dalam dirinya yang dingin dan penuh rahasia, muncul tekad tak tergoyahkan untuk melindungi Lea, satu-satunya orang yang mampu menembus lapisan es di hatinya.

Dengan gerakan cepat, Ken meraih teleponnya dan menghubungi Dion, anak buah terpercaya yang selalu mengawasi segala kemungkinan ancaman.

“Sudah ada yang mengaku?” suaranya landai tapi tegas, menunjukkan sosok seorang pemimpin yang tak tergoyahkan.

Dion menjawab singkat, “Belum, King. Mereka masih menutup rapat jejaknya.”

Ken mengernyitkan alis, tatapannya makin tajam. “Biarkan saja dulu, tapi jangan sampai lengah. Kita cari celah lain untuk mengungkap semuanya.”

Setelah mengakhiri panggilan, Ken kembali menatap kegelapan yang menyelimuti kamarnya, tekad Ken bulat. Siapa pun yang berani mengusik ketenangannya harus siap menghadapi badai yang tak akan pernah mereka duga...

1
Syhr Syhr
Di kamar Om/Grin/
Syhr Syhr
Ouh ouh/Hey/
Opi Sofiyanti
pst istri nya pa pengacara... siapa sih nma nya lp lg....
Rita
sopo iki?
Rita
sabar ya Lan
anggrek hitam
secantik apa sih Lea ini!
mami syila
lanjut Thor kenapa di gantung sih/CoolGuy/
Elsa
jadi greget siapa sih?
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ditunggu next updatenya kak. Jangan lupa mampir diceritaku juga, ya
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ini typo ya, Kak😉😉
azela
siapa ya?/Shy/
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
itu bukan Lea, Om. Dikasih koma ya, Kak, sebelum kata Om. Terus abis dialog tag itu huruf T nya huruf kecil yaa. 😉😉Semangat kak. Ceritanya bagus banget.🔥🔥🔥
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, kak. Buat penggunaan kata ganti nya lebih baik konsisten di salah satu dari "kau" atau "kamu", ya😉
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, Kak. Salam kenal, yaa. Aku mampir nih. Xixi
Mengare
katak 'kan' kalau di akhir kalimat harus memakai koma. contoh: "kamu belum makan, kan?"
Mengare
kalau dialog disusul kata lanjutan tidak perlu titik, tapi gunakan koma.

contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.

dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
Mengare
kalau ada kata keterangan setelah kata pokok gak usah dikasih tanda koma.

contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒
riniasyifa: terima kasih banyak kak, akan segera di revisi/Applaud/
total 1 replies
Mengare
kalimatnya agak membingungkan. seharusnya, "di makar itu, seorang gadis ...
riniasyifa: wah dapat ilmu lagi terima kasih kak. akan segera di revisi ulang
total 1 replies
Bu Kus
itu apa kuburan orang tua Lea ya ko jadi penasaran lanjut makasih
anggrek hitam
wah Lea, dah mulai perhatian sama ken/Applaud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!