NovelToon NovelToon
MY POSESIF BODYGUARD

MY POSESIF BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tatatu

"KALIAN BERBUAT TIDAK PANTAS DI SINI?"

Kesalahpahaman membuat status keduanya berubah.
Gaby berusia 17 tahun sementara Madava berusia 25 tahun merupakan bodyguard Gaby sendiri.

Keduanya di nikahkan oleh para warga karena kesalahpahaman.

"Kalian harus di nikahkan."

"A-apa, di nikahan?"
......

"Sudah aku bilang kan om, di antara kita tidak ada ikatan apapun atau setatus yang tidak jelas itu. Kejadian satu Minggu lalu lebih baik kita lupakan, dan anggap saja tidak terjadi apapun." Tegas Gaby dengan mata merah menahan amarah dan air mata.
...
Bagaimana Madava dan Gaby menjalankan pernikahan itu? Pernikahan yang tidak mereka inginkan, bahkan ditutupi dari orang tua mereka.

Madava sudah bertunangan sementara Gaby memiliki kekasih yang ternyata sepupu Madava.
.....
AYOOO!! ikuti cerita MY POSESIF BODYGUARD
jangan lupa like komen dan ikuti akun author ☺️

terimakasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana pemb*nuhan.

...Like dan komen ,makasih yang udh membaca💙....

...*****...

Madava menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Gaby.

Pria itu turun terlebih dulu, lalu berjalan memutar mobil dan membukakan pintu untuk Nona-nya.

"Makasih om!!" Ucap Gaby sambil keluar dari mobil.

"Sama-sama Nona."

Gaby merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Madava memperhatikannya, tiba-tiba mata pria itu memicing saat melihat sesuatu di wajah Gaby.

"Nona, tunggu sebentar." Madava berjalan dan berdiri dihadapan Gaby.

"Ada apa om?"

"Ada sesuatu di wajah nona!!"

Kening Gaby mengerut. "Sesuatu apa? Dimana?" Gaby mengusap wajahnya.

"Bukan di situ Nona!!"

Madava menyentuh dagu Gaby di angkatnya sedikit, seketika wajah gadis itu mendongak.

Degh.

Jantung Gaby langsung berdetak kencang pipinya terasa menghangat. Wajah mereka terlalu dekat, mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ternyata Madava semakin tampan di lihat sedekat ini, ukiran wajahnya begitu sempurna, hidung bangir, pupil mata berwarna coklat alis tebal dan jangan lupakan rahang tegas itu.

'Jantung gue kenapa?' Batin Gaby yang merasa heran dengan jantungnya.

Madava mengusap pipi Gaby, membuat gadis itu mengedip pelan. Disana ada bulu mata.

"Sudah tidak ada." Ucapnya sambil menurunkan tangan dari wajah Gaby, lalu menjauh.

Gaby menghela nafas lega setelah Madava menjauh. Menyentuh dadanya, jantungnya masih berdetak tidak karuan.

Sedangkan Madava terlihat biasa-biasa saja, kini pria itu fokus dengan ponselnya.

"Eh, itu Gaby guys!!" Ucap Via saat melihat keberadaan Gaby.

Di gerbang ada Via bersama dua gadis lain. Mereka baru saja sampai.

Mereka sudah tau tentang kecelakaan yang menimpa Frederick, tidak bisa membayangkan bagaimana syoknya Gaby.

"Kita samperin, ayo." Ajak Aruna. Via dan Naura mengangguk setuju, ketiganya berjalan ingin menghampiri Gaby.

Madava menatap Nona-nya yang kembali terlihat murung, memasukan ponselnya kedalam saku jas.

Sebenarnya Gaby tidak bersemangat untuk sekolah. Ingin menemani Daddy-nya, tapi Gaby juga harus sekolah.

"Nona harus fokus belajar jangan memikirkan tuan. Dokter mengatakan tuan Frederick mulai membaik, detak jantungnya kembali normal walaupun belum bisa sadarkan diri."

Gaby hanya diam, belum bisa tenang sebelum melihat Daddy-nya sadar dari koma.

"Gaby!!" Panggil seseorang.

Mendengar teriak itu Madava dan Gaby langsung melihat ke sumber suara.

Terlihat Via, Naura dan Aruna berjalan menghampiri mereka.

"Guys!!" Ucap Gaby sambil tersenyum.

"Gaby, Lu baik-baik aja kan?" Tanya Aruna khawatir sambil menyentuh pundak Gaby.

"Iya By Lu baik-baik aja kan? Kita liat berita di tv kecelakaan bokap lu." Timpa Naura.

"Kamu nggak sakit kan?" Kali ini Via yang bertanya.

Gaby tersenyum mendengar pertanyaan sahabat-sahabatnya.

"Gue baik-baik aja, lagipula yang kecelakaan itu bokap gue, kenapa kalian bertanya seolah gue yang sakit?" Kekeuh Gaby berusaha terlihat baik-baik saja, namun matanya tidak bisa berbohong, ada kesedihan yang mendalam di sana.

Via, Naura dan Aruna seketika saling pandang. mereka tau bagaimana perasaan Gaby saat ini.

"By, kita tau bagaimana kamu kalau panik, jadi kita khawatir banget sama kamu." Ujar Via dengan wajah sendu.

"Terus gimana keadaan om Frederick sekarang?" Tanya Aruna penasaran.

Mereka juga tidak kalah khawatir dengan keadaan bokap Gaby. Apa lagi saat melihat wawancarai Madava, Frederick mengalami koma.

Gaby bersyukur memiliki teman-teman baik dan perhatian seperti mereka, hampir 3 tahun mereka bersahabat tidak pernah cekcok, sudah seperti saudara.

Mengingat keadaan Daddy-nya dada Gaby sesak. Matanya berkaca-kaca. Entah sampai kapan Daddy-nya akan terbaring koma di rumah sakit.

Madava menghela nafas pelan. Kenapa mereka harus bertanya tentang Frederick, Gaby kembali bersedih.

"Tuan Frederick baik-baik saja. Lebih baik kalian masuk kelas sebentar lagi bel bunyi." Titah Madava dengan tegas.

Mendengar suara bariton penuh ketegasan itu ketiga sahabat Gaby langsung menatap Madava.

Mata ketiganya mengerjap terkejut saat melihat tatapan tajam pria itu.

Ketiganya tersenyum canggung. Sebenarnya mereka baru menyadari keberadaan Madava karena terlalu fokus kepada Gaby.

"Eh om bodyguard!!" Ucap Aruna sambil tersenyum manis semanis mungkin.

"Om---boleh minta nomor ponselnya nggak?" Tanya Naura tiba-tiba, matanya berkedip-kedip genit.

Via memutar bola mata malas melihat Naura dan Aruna berubah centil.

Mereka memang tidak bisa melihat cowok tampan.

"Inget ya kalian udah punya pacar. Jadi ini bagian gue" Ucap Via kesal, mengingatkan mereka jika sudah memiliki kekasih.

Naura dan Aruna langsung menatap Via.

"Bagian Lo? Jadi Lo udah move-on dari cowok berkacamata itu?" Tanya Aruna meledek.

Naura tersenyum miring, rasanya tidak percaya jika Via sudah Move-on.

"Via move-on? Cih. Seupil pun gua nggak percaya!!" Ledek Naura tidak percaya sedikitpun.

"Ya gue udah move-on kalau liat yang ganteng-ganteng gini!!" Jawab Via, tersenyum menatap Madava malu-malu kambing.

"Diih, najiss!!" Ucap Naura dan Aruna secara bersamaan.

Gaby hanya terkekeh geli melihat tingkah ketiganya. Memang sudah biasa seperti ini, jika bertemu Madava sifat centil mereka akan keluar.

Sementara Madava hanya geleng-geleng kepala.

Jika boleh jujur, Madava sedikit risih di panggil om oleh mereka, seolah dirinya ini sudah sangat tua, padahal baru 25 tahun.

Yah, tapi mau bagaimana lagi Madava tidak bisa protes apa lagi kepada Gaby.

...*****...

"Bagaimana keadaan Frederick? Apa dia sudah m*ti?"

Terlihat seorang perempuan sedang duduk santai di kursi kebanggaannya.

Di atas meja ada papan nama yang bertuliskan. CEO DIANDRA MADISON.

[Tidak, dia semakin membaik] Jawab seseorang di sebrang telepon dengan nada kesal.

Tangan wanita itu terkepal kuat, tatapannya menajam penuh dendam.

"Sial, kau b*nuh saja dia sekarang." Gram wanita itu.

Namun hening tidak ada sautan. Diandra tersenyum miring, tau apa yang akan lawan bicaranya katakan setelah ini.

[*Aku tidak bisa memb*nuhnya dengan tangan ku sendiri*]

Diandra menyenderkan punggungnya ke kursi. Menghela nafas kasar

"Cih---Jadi kau masih kasian dengannya setelah apa yang Frederick lakukan kepada mu?" Tanya perempuan itu sinis.

Kembali tidak ada jawaban, hanya terdengar helaan nafas berat di sebrang sana.

"Jika kau tidak ingin melakukannya maka aku akan menyuruh orang lain untuk melakukannya dan kau jangan menghalangiku." Tegas perempuan itu.

[*Yah, lebih baik kau menyuruh seseorang untuk memb*nuhnya, jangan menyuruhku*.]

Nut.

Tanpa mengucapkan apapun perempuan itu mematikan sambungan telpon. Wajahnya terlihat begitu marah, mengutak-atik ponselnya lalu kembali di tempelkan ke telinga.

[Ya hallo Bu bos?]

Perempuan itu kembali menelpon seseorang.

"Saya punya tugas untuk kalian." Ucap Diandra dengan wajah datar.

[Tugas apa Bu bos, kami akan melakukannya.]

"Pemb*nuhan." Jawabannya singkat.

[*Haah? Memb*nuh? Serius Bu bos*?] Tanya orang itu terkejut.

"Hmm. Apa kalian mau melakukannya? Saya akan memberi tiga kali lipat?"

[Yah, tentu saja kami akan melakukannya Bu bos, asalkan ada cuan!!] Tanpa pikir panjang orang itu langsung menyetujuinya.

Diandra tersenyum miring.

"Bagus!!"

'Frederick, Sebentar lagi kamu akan menyusul istri tercintamu ke alam baka." Batin perempuan itu di penuhi dendam dan amarah.

1
Rohmadi Daglek
tambah ii up nya lgi Thor
IG:tatuuu_my: okee kak
total 1 replies
❀⃝ PᷮuͥtᷮrͧI PᷤeͣmᷜaͧlͬUͣ§𝆺𝅥⃝©
wkwkwkw salah paham /Facepalm/
Anrezta Zahra
oh....org terdekat agaknya
IG:tatuuu_my
makasih yg udh mau membaca dan like😌
Tiwik
Ayahnya si gaby muda bingit diumur 35 udah punya anak umur 17 tahun nikahe pas masih sma itu ya thor
IG:tatuuu_my: iya, nikah muda
total 1 replies
ChaManda
Walinya Gaby gak ada, gimana mau sah nikahnya?👀🤔
IG:tatuuu_my: udah di perbarui ya😁
total 1 replies
ChaManda
berasa digrebek /Sob/
ChaManda
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ChaManda
ikan cucut .... lanjuttt
ChaManda
/Sob//Sob//Sob//Sob/
ChaManda
cembulu, yaaa/Tongue/
ChaManda
masih mudaaahhhh/Sob//Sob/
ChaManda
🤣🤣🤣🤣
ChaManda
Via ...
Viaa ....
ChaManda
boleh juga hhh
ChaManda
/Sob//Sob//Sob/
ChaManda
Hi, Kak, sedikit masukan dari aku tentang penulisan kata "Di"

Kalau setelah Di adalah kata kerja, maka disambung, ya, contohnya: dipanggil, dinikahkan, dan didengar.

Sedangkan kalau setelah Di adalah kata benda atau tempat, maka dipisah, contohnya: di meja, di sekolah dan di dapur.

Semangat! Semoga membantu🤗
IG:tatuuu_my: oh oke, makasih🙏
total 1 replies
IG:tatuuu_my
Batu like, komen ya guys☺️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!