NovelToon NovelToon
Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Vampir / Manusia Serigala / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Arunika terjebak di dalam dunia novel yang seharusnya berakhir tragis.

Ia harus menikahi seorang Dewa yang tinggal di antara vampir, memperbaiki alur cerita, dan mencari jalan pulang ke dunia nyata.

Tapi... ketika perasaan mulai tumbuh, mana yang harus ia pilih—dunia nyata atau kisah yang berubah menjadi nyata?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Kembalinya Raja Renjana

...****************...

Di Hutan Kegelapan Timur, Ratu Shataraya dari kerajaan Swastamita melangkah seorang diri. Jubah ungu kebesarannya terseret lembut di tanah berlumut, di antara akar-akar pohon purba yang menyembul dari dalam bumi. Kabut pekat menggantung rendah, menyelimuti udara dengan dingin yang menggigit. Namun tatapan matanya tetap tajam, tak gentar, tertuju ke satu tujuan: Berlian Jiwa—batu suci yang konon hanya bisa ditemukan oleh mereka yang hatinya penuh cinta dan keberanian.

Langkahnya terhenti saat semilir angin berubah menjadi bisikan.

"Yang datang membawa cinta sejati, terang akan menunjukkan jalan."

Dari kejauhan, di antara pohon-pohon besar, tampak kilau kebiruan menyala lembut—seperti cahaya bintang yang tersesat ke bumi. Shataraya menarik napas dalam, menguatkan hatinya, lalu melangkah mendekat. Tapi tiba-tiba...

Seekor harimau kristal muncul dari balik bayangan. Tubuhnya besar, berkilau seperti berlian, dan matanya bersinar seperti dua batu safir. Makhluk penjaga itu menatap Shataraya dalam-dalam, lalu berbicara dalam benaknya:

"Yang datang mencari Berlian Jiwa, harus menjawab satu kebenaran."

Shataraya berdiri tegak. "Aku, Ratu Shataraya dari Swastamita. Aku datang demi suamiku, Raja Renjana, yang jiwanya direnggut sihir hitam."

"Jika cinta berarti melepaskan, sanggupkah kau menyerahkan orang yang paling kau cintai demi keselamatannya, walau itu berarti tak bersatu lagi?"

Diam. Hanya suara jantung dan nafasnya yang terdengar.

Shataraya memejamkan matanya sejenak, merasakan setiap detak jantungnya berdetak menyebut satu nama: Renjana.

Kemudian, dengan suara tenang namun tegas, ia menjawab:

"Jika itu yang akan menyelamatkannya, maka ya aku rela. Aku lebih memilih dia hidup dan selamat, meski aku harus kehilangan kebersamaan kami. Cinta sejati bukan tentang memiliki tapi tentang memastikan orang yang kita cintai tetap hidup, dan bebas dari penderitaan."

Sesaat setelah kata-kata itu terucap, harimau kristal itu memandangnya dalam diam. Lalu perlahan-lahan, tubuh sang penjaga mulai bersinar terang, kemudian menghilang menjadi ribuan serpihan cahaya yang mengitari Shataraya. Kabut di hutan pun menipis, dan cahaya biru yang tadi tampak samar, kini bersinar terang di hadapannya.

Di atas batu rata, terletak Berlian Jiwa. Sebuah batu seukuran kepalan tangan, berkilau seperti cahaya bulan, namun hangat seperti detak jantung manusia.

Tangannya bergetar saat ia menyentuhnya. Ketika jemarinya menyentuh permukaan berlian, ia bisa merasakan denyut lembut seperti jantung Renjana masih hidup masih menunggu.

"Tunggu aku, Renjana..." bisiknya.

Tapi saat ia membalikkan badan untuk pergi, kabut menggumpal kembali di hadapannya dan dari dalam kabut itu muncul sosok berjubah merah dengan rambut putih panjang, tertawa kecil.

Madam Mery.

"Ah jadi kau yang berhasil menemukannya? Hebat juga, Ratu Swastamita. Tapi maaf, aku takkan membiarkan kau membawanya keluar dengan mudah."

"Apapun rintangannya aku akan hadapi, biarkan dia hidup. Aku akan mengorbankan nyawaku untuknya."

Madam Mery menyipitkan mata, senyum sinisnya perlahan memudar. Kata-kata Shataraya, yang diucapkan dengan keberanian dan cinta yang tulus, menembus kesombongan dan sihir yang selama ini melindungi hatinya yang gelap.

"Kau... benar-benar mencintainya sampai sejauh ini?" bisik Madam Mery, suaranya terdengar berbeda, seolah ada luka lama yang terusik.

Kala itu Shataraya tak gentar. Ia melangkah maju, menggenggam Berlian Jiwa erat di dadanya. Rambutnya tertiup angin dingin dari hutan yang mulai bergetar oleh kekuatan sihir yang berkumpul.

"Cinta bukan hanya kata-kata, dan bukan hanya kenangan. Cinta adalah keputusan, keberanian dan pengorbanan," ucap Shataraya mantap. "Dan hari ini, aku memilih mencintainya sampai akhir."

Tiba-tiba, bumi berguncang pelan. Di langit hutan, cahaya merah dan biru saling bertabrakan. Sihir Madam Mery mulai mengamuk, namun energi Berlian Jiwa bersinar semakin terang dari tangan Shataraya.

"Kalau begitu, buktikanlah!" teriak Madam Mery.

Seketika, bayangan-bayangan hitam muncul dari sekeliling, mengelilingi Shataraya. Tapi sang Ratu Swastamita menatap mereka semua tanpa gentar. Ia tahu, ini bukan hanya tentang suaminya ini tentang melawan kegelapan yang selama ini menelan banyak jiwa di kedua kerajaan.

Dan kini satu cinta, satu tekad, bisa jadi terang yang menghancurkan semua itu.

Dalam keheningan gua kristal yang berkilauan samar, Raja Renjana perlahan membuka matanya. Nafasnya berat, namun ada cahaya kehidupan yang kembali menyala di dalam tatapannya. Dan yang pertama kali dilihatnya adalah wajah istrinya—Shataraya—yang memeluknya erat dengan tubuh lelah namun penuh cinta.

"Renjana..." bisik Shataraya, air matanya mengalir tanpa suara. Ia menggenggam tangan suaminya yang baru saja mulai bergerak.

Renjana menatap matanya dalam-dalam, lalu mengangkat tangannya dengan lemah untuk menyentuh pipi Shataraya. "Seharusnya... kau biarkan dia hidup." gumamnya lirih.

Shataraya memejamkan mata, menahan isak. Ia tahu apa maksud suaminya. "Aku tidak bisa... aku terlambat... aku tak bisa menyelamatkan keduanya," ucapnya lirih, nyaris patah.

Madam Mery telah mengambil bukan hanya kekuatan Raja Renjana, tapi juga harapan baru yang tumbuh di dalam rahim Shataraya. Kini, hanya sisa luka dan kekosongan yang bersarang, namun di pelukan suaminya, ia mencoba menemukan kembali makna dari pengorbanan yang telah ia jalani.

"Aku memilih kau hidup, Renjana..." katanya dengan suara gemetar. "Karena aku tak bisa kehilangan segalanya."

Raja Renjana menggenggam tangan istrinya lebih erat, dan meskipun tubuhnya masih lemah, ia menarik Shataraya ke dalam dekapannya. "Maka aku akan hidup... untuk kita. Dan untuk dia...yang belum sempat melihat dunia."

Dalam keheningan gua itu, dua hati yang patah saling menguatkan, bersumpah untuk melanjutkan perjuangan... bersama.

Cahaya lembut yang mengelilingi tubuh Raja Renjana perlahan memudar, seperti nyala lentera yang kehabisan minyak. Aura serigala putih yang biasanya gagah dan melindungi kini tampak ringkih, nyaris lenyap ditelan keheningan gua kristal. Shataraya yang masih berlutut di sampingnya, terus menyalurkan energi cinta dan sihirnya, meski tubuhnya mulai bergetar.

"Cukup, Shataraya..." suara Renjana parau, namun penuh ketegasan. Ia menatap istrinya dengan mata yang basah oleh kepedihan. "Jangan sampai kau juga kehilangan semua kekuatanmu...hanya demi aku."

Shataraya menggigit bibirnya, menahan air mata yang nyaris jatuh lagi. *Tapi aku tidak ingin kehilanganmu..."

"Kau takkan kehilanganku," bisik Renjana, tangannya terangkat lemah menyentuh pipi istrinya. "Namun jika kau hancur bersamaku maka siapa yang akan menuntaskan ini semua? Siapa yang akan melindungi Swastamita, dan anak-anak kita kelak?"

Kata-kata itu menghantam batin Shataraya, tapi juga menjadi api kecil yang membakar kembali kesadarannya. Ia menarik napas panjang, menatap suaminya dengan keteguhan hati yang mulai pulih.

"Kalau begitu, bertahanlah bersamaku meski cahayamu meredup, jiwamu masih ada. Dan selama itu, aku tidak akan menyerah."

Renjana tersenyum lemah. "Aku akan bertahan karena kau masih di sini."

Cahaya biru itu membungkus tubuh Raja Renjana karena Shataraya hanya menjemput Jiwa Renjana. Ia membuat bola kristal berwarna putih itu menyimpan jiwanya dan kekuatan yang tersisa dan kembali ke istananya.

...****************...

Kepulangan Raja Renjana menjadi sebuah anugerah besar bagi Kerajaan Swastamita. Rakyat berkumpul di alun-alun, menyambut sang Raja dan Ratu Shataraya dengan tabuhan genderang dan sorak sorai penuh haru. Spanduk bergambar simbol serigala putih berkibar di angin senja, menandakan bahwa pelindung mereka telah kembali.

Di balik kemeriahan itu, berhembus pelan desas-desus yang tak dapat dibendung. Bisik-bisik dari lorong istana hingga ke sudut pasar menyebar:

"Sang Raja terkena kutukan, katanya tak bisa punya keturunan…"

"Lalu bagaimana nasib tahta Swastamita?"

"Apa Ratu Shataraya akan tetap bertahan tanpa harapan anak?"

Raja Renjana sendiri mendengarnya. Di balik dinding istana yang tenang, ia menatap jauh dari jendela menara, memikirkan masa depan kerajaannya. Shataraya berdiri di sampingnya, menggenggam tangannya dengan erat.

"Aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan," ujar Shataraya lembut. "Selama kau masih ada di sisiku, itu sudah cukup."

Jauh di lubuk hati Renjana, ia tahu: desas-desus ini bukan sekadar gosip. Kutukan yang merenggut banyak hal darinya belum sepenuhnya padam. Dan perjuangannya belum berakhir.

Tetapi semuanya berubah ketika undangan resmi dari Kerajaan Sandyakala tiba. Di dalam gulungan emas bersegel, tertulis bahwa Raja Renjana dan Ratu Shataraya diminta menghadiri perjamuan kehormatan untuk menyambut kelima pangeran kembar anak-anak Arunika dan Pangeran Pertama.

Raja Renjana sempat terdiam membaca undangan itu. Tatapan matanya tajam, namun sorotnya melembut saat Shataraya menyentuh pundaknya.

"Ini kesempatanmu, Renjana," ucap Shataraya pelan. "Kau bisa melihat generasi baru penerus cahaya, anak-anak yang lahir dari darah bangsawan dua kerajaan."

Raja Renjana mengangguk. Di dalam hatinya muncul perasaan campur aduk: haru, kagum, sekaligus ngeri. Ia tahu lima pangeran itu bukan hanya simbol kekuatan Kerajaan Sandyakala, tapi juga harapan akan masa depan dunia yang bebas dari sihir hitam.

Dan ketika ia akhirnya berdiri di halaman istana Sandyakala, menyaksikan kelima pangeran kecil itu — Luciano, Elianos, Reonans, Lucius, dan Marcus — berlari menyambut Arunika, hatinya seolah ditusuk lembut. Mereka begitu ceria, kuat, dan memiliki aura terang yang luar biasa.

Pangeran Pertama mendekat, lalu dengan hormat berkata, "Raja Renjana, kami senang kau datang. Mereka juga ingin mengenalmu."

Renjana menatap kelima bocah itu, tersenyum tipis, lalu berlutut dan berkata, "Anak-anak yang hebat. Mungkin, kalianlah jawaban dari kutukan yang tak pernah benar-benar bisa menghapus harapan."

Di momen itulah, semua bisikan kutukan seakan mereda. Rakyat Sandyakala dan Swastamita berdiri bersama, menyaksikan benih perdamaian dan cahaya tumbuh melalui anak-anak takdir.

1
Bayu Bayu
aku mampir author/Smile/semangat berkarya/Determined//Determined//Smile/janganlupa mampir juga yahh
Bayu Bayu
semangat kak
🌀Jïñğğä Ñõõř💞
bagus ... semangat ya dek
Lilly
transmigrasi ke novel kh?
j_ryuka: iyaa beb
total 1 replies
The first child
Aku hadir kembali kak..
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut /Scream/
iqiww
keren kak
iqiww
tetap semangat kak
iqiww
sudah mampir kak
iqbal nasution
oke..lanjutkan
ꪻ꛰͜⃟ዛ༉❤️⃟Wᵃf•ʙͨᴜͥɴͨɴͥʏ⍣⃟❍¹⁸➢‮
ini ceritanya transmigrasi ke novel?
j_ryuka: iya bener kak😅
total 1 replies
The first child
lanjut thor, suka banget sama ceritanya
Bulanbintang
Nama tokohnya puitis, Kak.
Ceritanya juga keren, semangat terus ya. 😉
🔵❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
semoga arunika bisa menjalani takdirnya
Anyelir
Kak, aku suka gambarnya. Gambarnya bagus 👍
Dimas Saputra
lanjut thor saling suport trus
Nurhani ❤️
Lanjut tour /Kiss//Kiss//Kiss/
Nurhani ❤️
aru dapet pangeran, aku dapet apah /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nurhani ❤️
aku mampir tour /Kiss//Kiss/ semangat terus yah, jangn lupa mampir juga yah /NosePick//NosePick//NosePick/
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
Jangan lupa berkunjung di karya aku juga yaa/Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!