Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocah Genit.
Sesuai dengan ucapannya papa Abraham pun mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Menantunya ke seluruh penjuru negeri.
*
Di sebuah klinik, Ratu mengantarkan Rahma untuk memeriksakan kandungannya malam ini. Ratu sengaja membawa Rahma memeriksakan kandungannya ke sebuah klinik bukannya di rumah sakit tempat keduanya bekerja untuk menghindari pandangan buruk rekan kerja mereka pada sahabatnya itu.
Ratu menggenggam kedua tangan Rahma yang terlihat saling bertaut.
"Rileks." ucapnya.
Kini Rahma yang di temani oleh Ratu duduk di bangku ruang tunggu, menunggu nomor antrian bersama dengan beberapa orang pasien lainnya.
Kurang dari setengah jam, kini giliran Rahma yang masuk ke ruangan dokter kandungan, bersama dengan Ratu yang selalu setia mendampinginya.
Di dalam ruang pemeriksaan dokter, Rahma tak dapat membendung air mata bahagianya ketika melihat janinnya yang masih sebesar biji kacang melalui layar monitor ketika dokter melakukan USG.
Cukup lama Rahma berkonsultasi pada dokter kandungan, sampai dengan beberapa saat kemudian keduanya meninggalkan ruangan dokter dengan membawa secarik kertas resep yang akan di tebus di apotek.
"Maaf mbak saya tidak sengaja."
Rahma yang hendak meletakkan resep obat ke dalam keranjang khusus, tak sengaja menabrak tubuh seseorang ketika tengah berbalik badan, hendak menanyakan sesuatu pada Ratu yang saat ini tengah pamit sejenak untuk menerima panggilan dari seseorang.
"Tidak apa apa mbak."
Wanita itu menatap wajah Rahma dengan intens.
"Mbak Rahma."
Meski baru sekali bertemu namun tidak membuat Cristi sampai lupa dengan wajah wanita yang kini berdiri di hadapannya.
"Mbak Cristi." ucap Rahma saat menyadari jika wanita itu merupakan pemilik rumah yang disewanya beberapa hari lalu.
Di tengah obrolan basa basi keduanya, Rahma spontan menoleh saat petugas apotek memanggil namanya.
Setelah beberapa saat Rahma pamit, petugas apotek kemudian memanggil pemilik obat atas Nama anak Boy.
Sebenarnya pagi tadi Cristi telah melarang boy berangkat ke sekolah mengingat mereka baru saja tiba jam sebelas malam dari ibu kota, namun bocah itu tetap saja kekeh berangkat ke Sekolah dan pada akhirnya malam ini ia pun berakhir di klinik akibat pusing, mungkin karena kelelahan.
Untungnya dokter tidak sampai merekomendasikan Boy untuk opname di rumah sakit.
*
"Sudah ada Vitaminnya??." tanya Ratu saat Rahma datang menghampiri dirinya yang kebetulan baru saja selesai menelepon. Dan Rahma pun mengangguk sebagai jawaban.
"Ayo kita pulang!!.".ajak Ratu. kini keduanya berjalan menuju mobil Rahma berada.
"Ra.." Ratu menoleh sejenak saat mendengar Rahma menyeru namanya, sebelum kembali fokus pada kemudi.
"Tadi di klinik aku tidak sengaja bertemu dengan mbak Cristi, katanya dia membawa anaknya yang sedang sakit, aku juga melihat anak itu lagi di gendong oleh seorang pria, sepertinya pria itu ayahnya".
Ratu memberi tatapan seolah tak percaya saat mendengar cerita Rahma. "Ternyata bocah tengil itu bisa sakit juga??." ucap Rahma sambil manggut-manggut.
Sedangkan Rahma hanya tersenyum saja sambil menggeleng saat melihat ekspresi Ratu saat mendengar kabar tentang bocah bernama Boy tersebut.
*
Waktu terus berjalan sampai dengan sebulan kemudian. Rahma telah menempati rumah sewanya sejak beberapa Minggu terakhir. Hubungan Rahma dan Cristi pun semakin dekat semenjak dua Minggu lalu ketika Boy di larikan ke rumah sakit, secara kebetulan siang itu jadwal dinas Rahma di IGD.
Perlakuan lembut Rahma pada boy membuat bocah itu semakin menyukai sosok Rahma. Bahkan boy kerap kali mengajak Cristi untuk menyambangi rumah Rahma.
Sama halnya dengan pagi ini, mengetahui Rahma libur kerja, bocah itu sengaja mengajak mamanya untuk berkunjung ke rumah mereka yang kini tengah di sewakan pada Rahma.
"Mah, kita mampir sebentar ke toko buah ya.. soalnya Boy mau membeli buah untuk Tante cantik." permintaan boy membuat Cristi yang tengah fokus pada kemudi beralih pada putranya itu barang sejenak.
"Memangnya Boy punya uang untuk membeli buah untuk Tante Cantik??." Cristi sengaja ingin menggoda boy dengan pertanyaannya itu.
Boy langsung tersenyum mendengarnya.
"Kan belinya pake uang mamah."
Semakin mengembang saja senyum di wajah Cristi mendengar jawaban polos putranya.
Cristi menepikan mobilnya ke sebuah toko buah. Setelah memilih beberapa buah sesuai dengan pilihan putranya, kini Cristi kembali melajukan mobilnya menuju rumah Rahma.
*
Ratu yang pagi ini kebetulan memiliki hari libur yang sama dengan Rahma sengaja menyambangi rumah sahabatnya itu untuk sekedar mengobrol santai.
Pip
Pip
Suara klakson mobil membuat Rahma dan juga Ratu spontan menoleh ke sumber suara.
"Sepertinya penggemar kamu sudah datang tuh....." kelakar Ratu yang di akhiri dengan tawa, saat menyadari jika mobil itu ternyata milik ibunya Boy.
Rahma pun ikut tersenyum mendengarnya.
Rahma pun segera beranjak, menyambut kedatangan Cristi dan juga putranya itu, dengan di susul Ratu di belakang langkah Rahma.
"Hai ...Tante cantik." layaknya seorang pria dewasa, Boy menyapa Rahma. Sehingga membuat kedua bola mata Ratu membulat sempurna saat menyaksikannya.
"Dasar bocah genit." lirih Ratu seraya Menggeleng.
"Halo, boy." Rahma pun menyambut hangat kedatangan Boy dengan senyuman di wajahnya.
"Assalamualaikum, maaf sudah menganggu waktu libur kamu, Ra, habisnya Boy ngebet ingin main ke sini." ucap Cristi, merasa tidak enak.
"Tidak kok mbak, tidak mengganggu sama sekali." jawab Rahma, mengusir rasa tak enak di hati Cristi.
"Ada sedikit oleh oleh nih... buat Tante cantik dan calon Dede bayi." ucap Boy saat menyerahkan parsel buah kepada Rahma.
Rahma memposisikan diri dengan tinggi tubuh Boy. "Kenapa harus bawa oleh-oleh segala sih anak ganteng, boy datang ke sini saja Tante sudah senang."
Boy di buat semakin besar kepala saat mendengar Rahma memuji dirinya dengan sebutan anak ganteng.
"Ah ...Tante cantik bisa saja memuji boy ganteng, bisa melayang nih boy di puji terus sama Tante cantik."
Hampir saja tawa Ratu meledak saat mendengar jawaban Boy yang terkesan malu malu pada Sahabatnya itu.
"Gue pites juga nih bocah." batin Ratu, merasa gemas dengan sikap malu malu yang di tunjukkan boy pada Rahma.
"Lain kali boy tidak perlu repot-repot membawa oleh oleh segala kalau ingin main ke rumah Tante." ucap Rahma pada Boy.
"Nggak repot kok Tante cantik, lagian Om Nya Boy pernah bilang kalau wanita cantik wajib di perlakukan dengan baik." lagi lagi jawaban Boy membuat ketiga wanita dewasa tersebut hanya bisa menggelengkan kepala.
"Oh astaga....." Ratu hampir kehabisan kata kata mendengar jawaban Boy.
Setelahnya, Rahma pun mempersilahkan Cristi dan Boy untuk masuk ke dalam rumah.
Ruang tengah menjadi pilihan mereka untuk mengobrol santai.
Rahma pamit pada Cristi sejenak untuk membuat minuman di dapur, walau Cristi telah mengatakan padanya agar tidak perlu repot repot membuat minuman, namun Rahma tetap membuatkan minuman untuk tamunya tersebut.