NovelToon NovelToon
Sahabat Jadi Cinta, FWB

Sahabat Jadi Cinta, FWB

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:328
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....

William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.

William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Mereka segera turun dari mobil kemudian mengikuti Leon masuk ke dalam lobi. Sampai di unitnya, mereka duduk di sofa apartemen itu.

"Gue cuma ada ini." Ucap Leon sambil membawa empat jus dan satu toples cemilan.

"Thanks Le." Ucap Gabriel.

"Kerjain sekarang yuk, biar cepet selesai." Ajak Nozela.

Nozela berpindah duduk di samping Gabriel sedangkan Leon bersama Thalia. Mereka memilih duduk di bawah agar lebih nyaman.

Leon sedari tadi mencuri pandang ke arah kekasihnya yang nampak serius mengerjakan, namun hatinya serasa panas saat melihat Nozela tersenyum pada Gabriel. Dia menjadi tak fokus untuk mengerjakan tugasnya.

Thalia menghela nafas kecil, dia merasa hanya mengerjakannya sendiri karena Leon sama sekali tak membantunnya.

"Repot banget kalo lagi bucin." Gumamnya.

"Apa Tha? Gue nggak denger?" Tanya Leon.

"Nggak papa. Lo kerjain ini, cari labanya nanti tinggal gue input."

Leon mengangguk, sambil mengerjakan dia selalu melirik kekasihnya.

"Gue ke toilet bentar." Pamit Nozela.

"Arah dapur belok kanan Zel." Ucap Leon.

"Oke."

Saat Nozela ke toilet, Leon bernafas lega. Setidaknya dia bisa mengerjakan dengan tenang tak perlu merasa cemburu lagi pada Gabriel.

Thalia melihat deretan angka yang di tulis oleh Leon. Dia mengerutkan kening saat melihat ada yang janggal dari angka itu.

"Ini salah Le." Ucap Thalia.

"Bagian mana?"

Thalian menundukkan kepalanya untuk memperlihatkan bagian yang salah, tak sengaja kepala mereka beradu membuat keduanya saling tatap.

Jantung Thalia berdegup kencang, ini pertama kalinya dia sedekat ini dengan Leon. Bahkan dia bisa menghirup hembusan nafas Leon dari jarak sedekat ini.

"Ehem."

Deheman seseorang mengejutkan keduanya, Leon segera menegakkan tubuhnya lalu menoleh ke arah Nozela yang berjalan ke arah mereka.

"Udah Zel?" Tanya Leon.

Nozela hanya mengangguk singkat lalu kembali duduk. Dia menyelesaikan tulisannya yang hampir selesai. Thalia memperhatikan Nozela yang tampak diam saja, bahkan raut wajahnya juga berubah jutek.

Setelah dua jam mengerjakan tugas, akhirnya makalah mereka selesai. Nozela meregangkan otot tangan serta tubuhnya.

"Ntar gue kirim lewat email kalo udah selesai. Ntar lo print sendiri." Ucap Gabriel.

"Oke Gab, makasih." Ucap Nozela sambil tersenyum manis.

"Kalo gitu gue duluan guys." Pamit Gabriel lalu meninggalkan apartemen Leon.

"Gue juga harus pulang, mau ngajar les soalnya."

"Yuk gue anterin." Ucap Nozela.

"Kamu nggak mau di sini sebentar lagi Zel?" Tanya Leon.

Thalia yang paham, langsung menyela obrolan mereka. "Gue bisa pulang naik ojek kok Jel. Nggak udah dianterin."

"Tuh Thalia bisa pulang sendiri. Kamu di sini dulu ya, please."

Nozela menghela nafas kasar lalu mengangguk. "Sorry Tha nggak bisa nganterin lo pulang."

"Nggak masalah Jel. Kalo gitu gue duluan ya."

Nozela dan Leon menganguk bersama. Setelah Thalia pergi, Leon segera memeluk tubuh Nozela dari belakang.

"Leon."

"Biarin gini dulu Zel. Aku kangen sama kamu." Leon menghirup aroma Nozela dengan rakus, dia mengendus leher belakang Nozela.

"Le, geli." Ucap Nozela lirih sambil memejamkan matannya.

Leon sengaja bermain dengan leher Nozela, dia menyibak rambut pendek kekasihnya lalu menggigit lehernya. Nozela menggigit bibir bawahnya sambil memiringkan kepalanya. Rasa sakit bercampur geli membuatnya seperti terbang.

"Ah." Ucapnya tanpa sadar.

Cup.

Leon melihat bekas merah ciptannya, dia tersenyum miring lalu membalikkan tubuh Nozela.

"Enak?" Tanyanya.

Nozela tersipu, dia menolehkan wajahnya menghindari tatapan menggoda Leon. Leon meraih pinggang ramping  Nozela, membawanya merapat pada tubuhnya. Dia memiringkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya pada Nozela.

Cup.

Leon mengecup bibir Nozela selama beberapa detik, perlahan dia mulai menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir Nozela. Ciuman mereka semakin intens, Nozela yang mulai hanyut dalam permainan Leon ikut membalas ciumannya.

Rasa manis jus yang mereka minum tadi seolah menjadi bumbu untuk saling mengejar kepuasan masing-masing. Merasa kehabisan oksigen, Nozela memukul-mukul dada kekasinya.

Saat ciuman mereka terlepas, Nozela meraup oksigen banyak-banyak.

"Kamu makin pinter sayang." Ucap Leon sambil mengelus bibir Nozela.

"Emm, Le. Maaf ya aku harus pulang sekarang."

"Kenapa? Padahal aku masih kangen sama kamu Zel."

"Maaf banget, tapi aku harus bawa anjing aku ke dokter buat vaksin bulanan."

Setelah mendengar kata anjing, badan Leon langsung merinding. Dia meringis pelan, lalu mengangguk.

"Aku anterin ya?" Tawar Leon.

Nozela tertawa kecil lalu mencubit pipi kekasihnya. "Aku tau kamu takut anjing. Jadi nggak usah ya, aku bisa sendiri kok."

Leon ikut tertawa. "Kamu tau?"

Nozela mengangguk. "Kalo gitu aku balik dulu ya."

"Hati-hati sayang."

Cup.

Cup.

Leon mengecup kedua pipi Nozela. Tak mau kalah, Nozela berjinjit lalu mengecup pipi Leon.

"Dada."

Leon tersenyum, dia mengantarkan kekasihnya sampai di depan pintu. Nozela melambaikan tangannya saat pintu lift hendak tertutup. Sampai di basement, dia segera masuk me dalam mobilnya, sebelum menyalakan mesin mobil dia mengecek ponsel ya lebih dulu.

"Kok di bawa ke apartemen sih?" Gumamnya saat melihat pesan dari William.

Dia memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu mulai menyalakan mobilnya. Dia memacu mobil berwarna silver itu menuju apartemen William.

"Awas aja kalo berani modusin gue lagi." Gumam Nozela.

Sepuluh menit kemudian dia sampai di apartemen yang ditinggali William. Dia keluar dari mobilnya lalu berjalan menuju lobi. Sampai di unit William, dia menekan sandi lalu masuk ke dalam.

Sampai di dalam, dia di sambut oleh anjing jenis golden retriever milik William. Anjing itu mengendus serta menjilati kaki Nozela.

"Calm down Max." Ucap Nozela.

"Dia kangen kali sama lo." Ucap William dari arah tangga.

Nozela melirik William sebal, dia berjalan menuju ruang tamu diikuti oleh Max, nama anjing William. Nozela duduk sambil bersedekap dada.

"Mana Smooky?"

"Diatas."

William menjatuhkan dirinya ke sofa dekat Nozela. "Kenapa sih cemberut terus?"

"Awas ih, jangan deket-deket."

William tersenyum jahil, dia segera memeluk tubuh Nozela dengan erat membuat Nozela memekik.

"Liam, awas. Jangan peluk-peluk gue."

"Biarin, siapa suruh nyuekin gue."

Nozela terus meronta di pelukan William, tanpa sengaja dia terjatuh di sofa dengan tubuh William diatasnya. Tatapan mereka saling terkunci, William terhanyut dalam manik coklat gelap milik sahabatnya, Nozela sangat cantik.

"Boleh gue icip sedikit?" Tanya William tanpa sadar.

"Tapi gue sahabat lo Li." Ucap Nozela, matanya masih terpaku pada William.

"I don't care."

Cup.

1
Kasandra Kasandra
lanjut
akunnyamshhidupcmjrngup
Alooo kakak, boleh follback aku enggak????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!