NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

Zia menyusuri koridor sekolah menuju perpustakaan sekolah. Setelah sampai di perpustakaan, ia mengambil buku di rak dengan asal. Lalu duduk di tempat paling ujung dengan minim pencahayaan.

Dia menempelkan kepalanya di meja, menutupinya dengan buku. Setelah itu, memejamkan mata. Sedari tadi tempat dan suasana seperti ini yang ia butuhkan. Tujuannya datang ke perpustakaan bukan untuk membaca buku, big no! Ia tidak serajin itu.

Namun, baru beberapa menit memejamkan mata, Zia merasa ada yang aneh. Tidak tahu kenapa ia merasa ada seseorang yang sedang menatapnya. Mungkin ini hanya perasaannya, tetapi lama-kelamaan membuatnya tidak nyaman.

Zia membuka mata lalu menyingkirkan buku yang menutupi kepalanya. Saat mendongak, ia sangat terkejut ketika melihat Arza sedang duduk di depannya dengan tenang sambil memainkan ponsel yang ada di tangannya.

Pada akhirnya Zia menegakkan tubuhnya, dia menghela napas pelan.

"Lo ngapain di sini?" tanyanya tidak suka. Arza tidak menjawab, masih sibuk memainkan ponselnya.

"Arza!" desis Zia berusaha tidak meninggikan suara karena mereka sedang berada di perpustakaan.

Jari-jari tangan Arza yang sedang bergerak di layar ponsel berhenti, pemuda itu mengangkat kepalanya.

"Kenapa?" Mata Zia mendelik sinis mendengar respons Arza.

"Ngapain lo di sini?"

"Gue gak lihat kalau ada tulisan atau perintah yang ngelarang gue di sini."

Zia menipiskan bibirnya menahan kesal. "Memang gak ada larangan. Tapi, gak duduk di tempat gue juga. Itu lihat, masih banyak tempat kosong." Ia menunjuk sekelilingnya yang memang masih banyak tersedia tempat kosong.

Arza hanya mengangkat bahu cuek, kembali sibuk memainkan ponselnya tanpa memedulikan raut wajah Zia yang langsung berubah masam. Zia mengembuskan napas kasar, kantuknya sudah menghilang entah ke mana sejak kehadiran cowok itu.

"Pergi!" usir Zia.

Seperti dugaannya, cowok itu sama sekali tidak mengindahkannya.

Tangan Zia terlipat menahan segala keinginan untuk mengacak-acak wajah datar Arza yang sangat-sangat terlihat tidak tahu diri.

Berani-beraninya ia muncul di hadapannya dengan raut wajah seperti itu, seolah tindakannya beberapa hari lalu membentak Zia di depan umum bukan sebuah kesalahan.

"Lo... terserah!" Zia mengambil bukunya dengan kasar lalu bangkit berdiri.

Namun, belum sempat melangkah pergi tiba-tiba Zia merasakan pergelangan tangannya ditahan. Zia merapatkan bibir sebelum membalikkan tubuhnya, menunduk melihat tangan besar Arza mencengkeram pergelangan tangannya.

Zia mencoba menariknya, tetapi tidak bisa. "Lepas!" ucapnya dingin.

Arza masih bergeming. Sedikit pun tidak melonggarkan cengkeramannya.

"Lepasin tangan gue," ulang Zia penuh penekanan. Namun, Arza masih tidak melepaskannya.

"Lepasin tangan gue, brengsek!" sentak Zia dengan suara tinggi sehingga membuat semua penghuni perpustakaan serentak menoleh ke arah mereka.

Arza tertegun melihat kemarahan di wajah gadis itu yang sulit ditutupi. Perlahan cengkeramannya melonggar, sehingga dengan cepat Zia bisa melepaskan diri.

"Kenapa lo suka banget mancing emosi gue, Arza? Padahal gue udah gak pernah ganggu lo lagi," ucap Zia tak habis pikir.

Arza mengembuskan napas kasar dan memandang Zia dengan ekspresi rumit. "Gue minta maaf," ucap pemuda itu tiba-tiba. "Gue minta maaf untuk kejadian di lapangan."

Mereka bertatap-tapan, tidak pernah terpikir oleh Zia bahwa Arza akan mengucapkan kalimat itu kepadanya.

Sejujurnya di dalam buku, karakter Arza hampir mempunyai banyak kesamaan dengan karakter Zia. Bisa dibilang Zia adalah versi perempuan, bahkan mereka memiliki masalah yang sama mengenai keluarga.

Zia dan Arza sama-sama egois dan keras kepala. Tidak ada kebenaran jika mereka bersatu, keduanya saling bertabrakan.

Meskipun kesal dengan ending novel itu, tetapi tidak dapat dipungkiri jika menyatukan Arza dan Gaby adalah pilihan terbaik untuk mereka.

Zia menatap balik pemuda itu. "Ada apa? Kenapa lo tiba-tiba minta maaf sama gue?"

"Lo... saat itu gue tau lo gak salah. Gak seharusnya gue bentak lo," ucap Arza membuat Zia melihatnya saksama.

Zia menarik sudut bibirnya. "Arza, sebenarnya mau lo apa?" Zia terkekeh hambar. "Lo pikir gue bego banget, ya? Bukan kali ini aja lo tau kalau gue gak salah. Jadi, kenapa baru sekarang lo minta maaf?" tanya Zia menyelidik.

Arza terdiam sejenak, seperti tidak menyangka Zia akan mengatakan itu. "Jadi, lo tau?" gumamnya yang dibalas senyuman sinis Zia.

Arza memperhatikan wajah Zia, seolah mencari sesuatu di sana. "Lo tau gue selalu menempatkan lo di posisi yang sulit, Zia. Dan anehnya lo masih suka sama gue," ujar Arza dengan sorot mata dalam.

Zia tertawa getir mendengar itu. "Ya, itu kesalahan paling bodoh yang sampai sekarang selalu gue sesalkan," akunya.

Kepala Arza langsung menoleh dengan mata berkilat, "Kenapa?"

"Kenapa?" gumam Zia mengulang pertanyaan Arza. "Kalau aja saat itu gue bisa sedikit mengontrol perasaan gue, mungkin saat ini gue gak akan ada di sini dan mengalami kehidupan yang rumit," ucap Zia sarat penyesalan.

"Lo gak usah minta maaf sama gue. Di sini gak ada yang butuh itu. Kesalahan gue ataupun kesalahan lo, gak akan selesai dengan kata maaf. Cukup saling menjauh dan meninggalkannya semuanya di belakang," Zia kembali menatap Arza saat mengucapkan itu. "Itu yang paling sempurna," lanjutnya.

Arza melihat Zia dengan ekspresi rumit. "You look completely different, like you aren’t Zia, lo bukan kaya Zia yang gue kenal."

Zia terdiam. Kemudian tersenyum samar. "Memang lo pernah kenal gue? Bukannya selama ini lo gak pernah anggap gue ada," terang Zia. "Arza, tolong jangan ganggu gue lagi, gue benar-benar udah gak mau berurusan sama lo."

Arza hanya mematung mendengar itu.

"Udahlah! Mau gimana pun ujung-ujungnya kita bakalan tetap ribut." Zia memutar tubuhnya pergi, tidak lagi mempedulikan apa yang sedang ada di dalam pikiran cowok itu.

Namun, baru saja dua langkah meninggalkan tempatnya, entah bagaimana dari arah lorong perpustakaan seorang siswa bertubuh tambun yang sedang membawa tumpukan buku tiba-tiba terpeleset jatuh hingga mengenai lemari di dekat Zia.

Ia terkejut ketika melihat lemari itu bergoyang siap jatuh ke arahnya. Spontan Zia menutup mata syok tidak tahu harus melakukan apa.

Sedetik kemudian tiba-tiba saja tangannya tertarik hingga tubuhnya memutar. Zia bisa merasakan pinggangnya terbelit erat oleh sebuah tangan besar.

BRAK!

Zia menahan napas mendengar suara itu, jantungnya bergemuruh. Ia melihat sendiri bagaimana Arza dengan sadisnya menendang lemari buku itu hingga terjatuh ke belakang dan tidak jadi menimpa dirinya.

Zia mendongak menatap rahang tegas pemuda itu yang masih memeluk pinggangnya kencang. Dari bawah terlihat jelas seluruh wajah Arza masih sangat tenang, seolah kelakuannya tadi bukanlah apa-apa.

"Lo gak apa-apa?" bisik Arza pelan dengan napas terengah.

Mereka berdua masih menempel tidak ada jarak. Suara terke­sima dan teriakan penghuni perpustakaan terdengar riuh menyamarkan suara Arza. Zia sendiri tidak mampu menjawab apa-apa karena masih tidak bisa mengontrol keterkejutannya.

"Kak Arza!" Suara lembut itu menyadarkan Zia.

Buru-buru ia melepaskan tangan cowok itu yang masih memeluk pinggangnya. "Gue gak apa-apa. Thanks," ucap Zia sambil berusaha berdiri dengan benar.

Saat menoleh ke samping, ia melihat Gaby dan Gina ada di sana. Ketika mata mereka bertubrukan, Gaby langsung menegang kaku dengan wajah terkejut. Tatapan mereka saling memaku untuk sejenak sebelum Zia mengalihkan matanya melihat keadaan sekitar yang terlihat cukup kacau.

Lemari buku yang tadi hampir menindihnya sudah tergeletak dengan isi lemari yang berhamburan di lantai.

Zia menarik napas berat, lalu melirik siswa tambun yang menjadi penyebab kekacauan ini. Siswa itu tengah menatapnya dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Perasaan susah banget gue keluar dari plot sialan ini," ucap Zia setengah jengkel.

1
kriwil
jalang maruk🤣 semau laki mau di embat
Rossy Annabelle
no coment 🤧huhu
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: bsk² yak hehe
total 1 replies
Murni Dewita
👣👣
Wahyuningsih
kpn thor zia bahagia 🤔🤔kan kasihan q jdi males mau baca soalnya zia d tindas mulu haaaaaaaaaah
Zee✨: sabar belum jg pertengahan kak😄
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Dewiendahsetiowati
part yang bikin nyesek
Wahyuningsih
thor buat mereka yg menyakiti zia menyesal d buat segan matipun tk mau n buat gaby terpuruk n menderita oran g kok manipulatif gedek q sebel banget d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪
Heni Mulyani
lanjut
Wahyuningsih
thor perasaan novel author yg lain blm pd tamat trus anda jga jrng up kk udah ada novel bru yg lma gimna d tamti dlu lah thor jgn d gantung syg klau gk d lanjutin 🤔🤔🤔🤔
Zee✨: itu udh tamat kak, sengaja di bikin gantung buat season 2 nanti hehe
total 3 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yg bnyak thor💪💪💪💪
Zee✨: Siappp, tungguin yakk
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Zee✨: okeee
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut 💪
Heni Mulyani
lanjut
Heni Mulyani
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!