Sarah

dengan langkah pelan Dewi yang masih memakai mukenanya berjalan melewati pondok-pondok kecil di mana para wali murid mengunjungi santri ia melihat ada yang di kunjungi ibu dan ayahnya membawa bekal baik perlengkapan ataupun makanan kesukaan yang di bawa orang tua mereka ,membuat hati kecilnya merasa iri dengan para temannya.semenjak masuk di pondok ini ia hanya pernah pulang satu kali di tahun pertama setelahnya ia tak bisa pulang karena keterbatasan ekonomi keluarga yang membuatnya tak bisa merasakan apa yang di rasakan satri yang lain, genangan air di pelupuk matanya tak bisa ia curahkan ia hanya bisa terdiam sepertinya sudah membuat nya terbiasa dengan keadaan ini.

"Dewi...!!"panggil seseorang wanita cantik berkerudung panjang tapi terlihat modis yang kini berlari menghampirinya siapa lagi kalau bukan ustadzah Elmira .

mendengar panggilan itu Dewi langsung menoleh ia melihat wanita itu sedang berlari kecil ."ya ustadzah?"jawabnya bingung kenapa ustazah Elmira tiba-tiba memanggilnya.

"apa kamu sibuk?"tanyanya setiba di hadapan Dewi.

"tidak zah, aku baru saja pulang dari masjid sholat ashar"ucapnya.

"ahh kalau tak sibuk.tolong bantu ibu mengambil buku-buku di kantor untuk di bawa ke perpustakaan karena bukunya cukup banyak sepertinya jika aku melakukannya sendiri terasa cukup berat.!!"tanpa berpikir panjang Dewi langsung membantunya ,karena ia pikir ia juga tak ada kerjaan jadi apa salahnya membantu gurunya sebentar.

mereka berjalan menuju kantor para guru ,di pojok ruangan itu ada setumpuk buku pelajaran para murid yang kini sudah tak terpakai di atas meja yang akan mereka pindahkan ke perpustakaan.

"nah ini dia bukunya.ibu ambil setengah kau yang ambil setengah "

Dewi langsung mengambil setengah dari tumpukan buku itu dan setengahnya di tinggal di meja.

"kamu langsung antar buku-buku yang ada di tangan mu langsung ke perpustakaan , kamu jalan saja duluan ibu masih ingin mengisi beberapa data sebentar."ujarnya memerintahkan Dewi,dan ia langsung mengambil beberapa lembar kertas untuk mencatat buku apa saja yang akan bawa lagi nantinya.

Dewi berjalan di lorong sekolah sendiri dengan memikul setumpuk buku di tangannya.

"pak kyai kami tak terima anak kami jadi begini, sebelumnya ia sehat-sehat saja "teriak seorang lelaki dari dalam ruangan.langkah kaki Dewi ikut terhenti mendengar teriakkan yang terdengar di kupingnya ,ia mendongak terlihat dengan jelas tulisan tanda bahwa itu ruangan pimpinan pondok. Rasa penasaran menggeluti hatinya,siapa yang sedang ada di dalam?batinnya mengatakan jangan melihat itu bukan urusan mu!! ,tapi hatinya berkata lain sepertinya ia harus melihatnya. jadi ia putuskan untuk mengintip di balik celah pintu yang tak tertutup dengan rapat itu ia melihat seorang laki-laki tua dengan seorang wanita yang kemungkinan itu adalah istri nya dan di hadapan mereka ada ustadz Satrio dan seorang staf sekolah.

"pak bukannya sudah di jelaskan oleh guru pembimbingnya anak bapak tak sanggup mengikuti pelajaran di sini ,jadi bukan tanggung jawab kami lagi jika anak bapak sakit ketika sudah keluar dari sekolah ini."ujar staf laki-laki itu.

"Saya tak mau tau , saya mengantar anak saya sekolah di sini dengan sehat tapi kenapa bisa jadi begini.saya pastikan jika hasil tes kesehatan anak saya ada hubungannya dengan pondok ini saya akan membawa ini ke ranah hukum!!"bentak lelaki paruh baya itu sedangkan istrinya hanya menangis dari tadi.mata Dewi terbelalak melihat pertengkaran orang yang ada di dalam tiba-tiba ia teringat sepertinya kejadian ini buka baru sekali ini ia lihat.

"Dewi !!!"suara itu membuat Dewi terkejut tiba-tiba ada seorang memanggilnya dari belakang , ternyata itu ustadzah Elmira yang datang.

Dewi langsung menoleh "ehh ustazah!!"Dewi hanya tersenyum getir karena dirinya terpergok sedang menguping.

"sedang apa kau disini, bukan ibu menyuruh mu langsung ke perpustakaan!!"tegasnya, yang seketika membuat kaki Dewi sedikit gemetar.

"ahhh aku menunggu ustadzah takutnya perpustakaannya terkunci."jawabnya asal yang penting ia punya alasan mengapa masih di sini.

"ohhh iya benar juga kuncinya ada di saku ku.ya sudah ayo!!!' ucapnya sambil meng kode Dewi untuk berjalan di belakangnya.dewi langsung pergi mengikuti langkah kaki Elmira. Sesampainya di depan perpustakaan Elmira langsung membuka pintu dan masuk ke dalam di ikuti Dewi yang di belakang, mereka meletakkan buku-buku itu di salah satu mejah di perpustakaan itu .

"ahh ustadzah.perut ku sakit sepertinya aku harus ke toilet" ucapnya sembari memegangi perut seperti sedang kesakitan, padahal ia berniat pergi untuk menemui orang tua wali murid yang ada di ruangan pimpinan tadi ,ia berpikir siapa tau ia bisa mengumpulkan lebih banyak bukti tentang kejahatan pimpinan pondok. Apa lagi ia ingat pernah melihat kejadian serupa sebelumnya tapi sehabis itu kasus apapun itu selalu hilang begitu saja , sebenarnya ia sudah sering curiga dengan pondok tempat ia menimba ilmu sekarang tapi selama ini ia tak terlalu peduli tapi sekarang ada temannya yang harus di bantu jadi ia akan berusaha mencari bukti sebanyaknya .

di kejauhan Dewi melihat orang tua wali murid itu sudah keluar dari ruangan tadi jadi ia berusaha mengikuti dari belakang jangan sampai ada yang curiga.

sesampainya di parkiran Dewi langsung berlari menghampiri mobil putih yang akan di tumpangi sepasang suami-istri itu .

"buk tunggu..." sekat suara Dewi yang terdengar kelelahan karena habis berlari .

dua orang itu langsung menoleh dengan keheranan."ada apa nak"ucap lelaki paruh baya itu.

"apa bapak orang yg tua wali murid yang sedang sakit??"tanyanya . mereka berdua langsung keheranan kenapa anak ini bertanya,apa anak ini teman dari anak mereka?.

"iya nak ..dia ada di rumah sakit saat ini.kami di sini menuntut keadilan atas apa yang di alami anak kami di sini.!!"ucapan wanita paruh baya itu dengan mata yang sudah sedikit membengkak akibat menangis dari tadi.

"bagaimana keadaannya sekarang?ohh ya dia di rawat di mana ?dan di mana rumah kalian?"tanya Dewi dengan tergesa-gesa, ia tak mau ada yang melihatnya karena harus tetap waspada.

"aku tak bisa mengatakannya di sini .jika kau ingin tau bisa datang langsung"ucapnya sembari memberikan sebuah alamat pada Dewi .

"kami pergi dulu nak !!ada masih banyak urusan yang harus kami kerjakan."ucapnya dengan langsung membukakan pintu untuk istrinya.melihat itu Dewi langsung segera menyalami kedua orang tua itu yang akan pergi.

"asalamualaikum."ucap wanita itu dengan lembut melambaikan tangan pada Dewi yang masih berdiri melihat mobil itu mulai berjalan meninggalkan parkiran pondok.

"walaikumsalam"gumamnya.