Gairah Terlarang Cinta Pertamaku

"Kamu kenapa?"

Kedatangan Dewa berhasil membuat lamunan Nadeo buyar. Dewa mengernyitkan keningnya saat melihat putranya seperti tengah memikirkan banyak hal. Wajahnya begitu tertekan, dan nampak sekali kekhawatiran di wajahnya.

"Aku bingung, Pa." Nadeo menghembuskan napasnya kasar seraya mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku ingin segera mengajukan pembatalan pernikahan, tapi---"

"Jadi Kamu belum melakukannya juga?" Dewa nampak berdecak, tak habis pikir dengan pemikiran putranya. "Mau sampai kapan? Nanti cucuku keburu lahir, Deo."

Bukti sudah di tangan, tanpa menyuap sekali pun sudah pasti pengadilan agama akan mengabulkan pembatalan pernikahan yang Nadeo ajukan. Nadeo enggan tercatat pernah menjadi suami Sabrina, ia memilih untuk mengajukan pembatalan pernikahan alih-alih menceraikan Sabrina.

Menikahi Sabrina hanyalah kebodohannya, harusnya Nadeo tidak pernah melakukan itu. Namun, demi ingin terbebas dari keluarga yang sudah membesarkannya, Nadeo terpaksa melakukan kebodohannya itu. Ia bahkan menyakiti Arzela dengan caranya itu.

"Tapi Pa, kalau aku menggugatnya sekarang, bagaimana dengan perusahaan Om Kaivan? Daddy Sabrina pasti akan melakukan sesuatu dengan saham milik Mami Leya."

Wajah Nadeo semakin frustasi apalagi saat mengingat ancaman Rako tempo hari. Mertuanya itu sengaja mendatanginya di apartemen, dan terang-terangan mengancam Nadeo.

𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪? 𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰. 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢.

𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘶𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢, 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢. 𝘐𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘰 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘳𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩.

"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘮𝘶," 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘙𝘢𝘬𝘰. 𝘗𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘺𝘦𝘭𝘰𝘯𝘰𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯.

𝘒𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘮𝘶. 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘵𝘪𝘮𝘪𝘥𝘢𝘴𝘪. 𝘛𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘵𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘵𝘳𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩𝘢𝘯.

"𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢, 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯."

𝘒𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘳𝘶𝘱𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢 𝘙𝘢𝘬𝘰. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘳𝘶𝘩 𝘣𝘢𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘱𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬𝘢𝘵𝘪. 𝘈𝘸𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯.

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶, 𝘪𝘢 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘶𝘵𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢.

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢."

𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘯𝘺𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰. 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳, 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘵𝘳𝘪𝘬 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘵𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢.

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢.

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢, 𝘒𝘢𝘮𝘶. 𝘗𝘶𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯," 𝘶𝘤𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘱𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

"𝘖𝘩, 𝘺𝘢?" 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘴𝘪𝘯𝘪𝘴 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘦𝘫𝘦𝘬𝘢𝘯. "𝘓𝘢𝘭𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪?"

𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘵𝘪𝘱𝘪𝘴, 𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘯𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢.

"𝘈𝘱𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘨𝘦𝘵? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘰𝘣𝘳𝘰𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘥𝘢, 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘬𝘰."

𝘒𝘦𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘬𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘯𝘤𝘢𝘬, 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴-𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘯𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢.

"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘕𝘺𝘰𝘯𝘺𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢?"

"𝘛𝘜𝘛𝘜𝘗 𝘔𝘜𝘓𝘜𝘛𝘔𝘜 𝘕𝘈𝘋𝘌𝘖!" 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘤𝘪𝘯𝘨 𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢.

𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢.

"𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵𝘬𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶𝘪𝘯𝘺𝘢."

"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘶𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯."

𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘮𝘦𝘮𝘤𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘬𝘰. 𝘈𝘱𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯.

"𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘈𝘯𝘥𝘢?"

"𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘩𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶."

𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘨𝘶𝘯, 𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪𝘯 𝘌𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘏𝘰𝘴𝘱𝘪𝘵𝘢𝘭, 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘣𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘫𝘢𝘭𝘶𝘳 𝘣𝘪𝘴𝘯𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳-𝘰𝘣𝘴𝘦𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘰. 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘶𝘫𝘶𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢.

𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘪𝘮𝘱𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯. 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢.

𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢. 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘸𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘵𝘰𝘮𝘢𝘵𝘪𝘴, 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘢𝘣𝘳𝘪𝘯𝘢.

𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘧𝘢𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢. 𝘙𝘢𝘬𝘰 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪 𝘢𝘴𝘦𝘵-𝘢𝘴𝘦𝘵 𝘏𝘢𝘳𝘭𝘦𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘪𝘳𝘢𝘢𝘯. 𝘙𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘕𝘢𝘥𝘦𝘰, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢. 𝘋𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘢𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶."

"𝘛𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘥𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭𝘢."

𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘧𝘧

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku yakin Kaivan bisa mengatasinya. Lagi pula ada Zeloze di sana, dia tidak akan tinggal diam," ucap Dewa. Dewa berusaha meyakinkan putranya yang terlalu baik itu.

Di balik sikap dinginnya, Nadeo memiliki hati yang lembut. Nadeo tahu caranya balas budi, ia akan merasa bersalah jika keluarga yang selama ini menyayanginya memiliki kesulitan karenanya. Apalagi Kaivan dan Hazelle yang selama ini begitu tulus menyayanginya, harus menerima imbas dari masalah ini.

Berbanding terbalik dengan Arzelo, sikapnya yang tengil dan bisa dibilang pecicilan, namun dibalik sikapnya itu Arzelo menyimpan kejutan yang tidak semua orang ketahui.

"Kenapa Papa memanggil Zelo dengan panggilan Zeloze?" Nadeo sedikit penasaran karena sejak tadi Papanya itu selalu memanggil calon iparnya dengan sebutan Zeloze.

"Kamu akan mengetahuinya nanti. Sekarang Kamu fokus urus masalahmu, Papa ingin secepatnya Kamu menikahi Arzela."

Nadeo memicingkan matanya penuh selidik, berkaca pada hubungan terlarang Sabrina dan Rako, tiba-tiba Nadeo takut jika Dewa memiliki perasaan pada Arzela.

"Papa tidak memiliki perasaan pada Zela, kan?" Tanya Nadeo dengan tatapan tajamnya.

Dewa melebarkan bola matanya, ingin sekali dia mencekik putranya yang memiliki pemikiran bodoh seperti itu.

"Dasar anak kurang ajar, bisa-bisanya Kamu memiliki pemikiran kotor seperti itu."

"Ampun Pa, sakit."

Nadeo meringis sambil mengusap telinganya yang terasa panas. Dewa menjewer telinga putranya itu dengan sangat kencang bahkan membuat telinga Nadeo nyaris putus.

"Rasakan! Bisa-bisanya Kamu menyamakan papa dengan Rako," ucapnya dengan kesal.

Nadeo hanya menyengir tanpa dosa. Nadeo hanya waspada saja, dia tidak benar-benar mencurigai Dewa.

"Lagian, Papa terus mendesakku menikah dengan Zela. Aku kan jadi curiga."

"Papa hanya tidak ingin cucu papa hadir sebelum Kamu sah menjadi suami Arzela. Apa Kamu lupa, ini sudah sebulan setelah Kamu melakukannya dengan Arzela. Bisa saja sekarang cucu papa sudah tumbuh di rahim Arzela."

Deg

"𝘗𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪𝘣 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘬𝘶, 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘮."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥