Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.
Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.
Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?
Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Jansen, ayo kita tinggalkan tempat ini, ujarnya seraya menarik tangan Jansen. Jansen mengangguk, tersenyum polos, dan mengambil tas yang jatuh di lantai Mereka berdua membuka jalan melewati
Sementara itu. Anton dan Yandi mendekati Dony
yang terluka di bawah tatapen bingung orang-orang di sekitar. Betapa mengagetkannya karena Dony dan gengnya biasanya selalu menimbulkan kesan sebagai penjahat.
Orang-orang itu tampak resah, titiak berani
bertahan terlalu lama di tempat itu
Mereka menyadari bahwa melawan ketiga. orang yang telah terluka bukanlah pilihan yang bijaksana. Apalagi, kekuatan yang ada di
belakang Dony membuatnya bertindak sesuka
hati tanpa rasa takut.
Dony menggeram kesal, mengepalkan tinjunya
erat hingga kulitnya berwarna putih. Dalam satu hentakan emosi tangannya menghantam lantai keras. "Akh Aduh!" jeritnya tertahan, kesakitan. Sejenak, dia berharap lantai itu empuk Namun kenyataannya, tinjunya kini membengkak dan
merah
"Bos, ternyata Jansen lebih kuat dari yang kita perkirakan: Aku yakin Andika pun sekarang dalam keadaan yang sama sepertimu. Mungkin itulah sebabnya dia menghilang," ujar
Anton mencoba menenangkan suasana.
Ayndi menimpal, Betul, Bos. Situasi semalam
mermang tidak menguntungkan, gelap dan sepi Kita tidak bisa melihat apapun."
Dony hanya bisa menggertakkan giginya,
menahan amarah yang memuncak. Hanya
dirinya yang tahu betapa bencinya dia pada
Jansen, Dia bersumpah akan membalas
dendam suatu hari nanti
"Ayo, kita kembali ke markas ajak Dony sambil
memaksa tubuhnya bangkit dari lantai dingin
yang menambah luka di hatinya
Lorenza menank Jansen, melaju menununi tangga Di forong itu, banyak sepasang
mata memperhatikan keduarıya
Sontak saja, Lorenza merasa tersipu ketika
menyadari
tangannya masih erat
memegang tangan Janson Dia
segera melepaskan genggeman
tersebut, wajahnya memerah.
Ingin rasanya ia berlari, bersembunyi dari
tatapan orang orang. Namun, bila
melakukannya, niscaya kecurigaan akan
semakin menjadi-jadi
Lorenza menarik nafas pelan
dan menghembuskanınya. Untuk apa peduli
dengan
pandangan orang lain," ujar Jansen sambil
Tersenyurn. Kali
in, dia yang menarik tangan
Lorenza menjauh dari kanumunan, menuju mobil
Mobil milik Lorenza, sebab dia belum memiliki
mobil sendiri
"Kamu benar," ucap Lorenza seraya menghela
nafas lega. "Menjadi diri sendiri memang lebih
baik. Tapi tolong, lepaskan
tanganku
Jansen melirik sekelling, sepi. Dalam sekejap.
la melangkah mendekat hingga
Jarak mereka hanya beberapa incl. Dengan
posisi begitu dekat, Jansen menempatkan
tangan kanannya di atas mobil, dan hembusan
nafasnya terasa di wajah Lorenza
"A-apa yang kamu coba lakukan? tanya Lorenza
dengan gemetar, mimooba mendorong
Jansen, Narnun, tenaganya begitu lemah
sehingga tak membuat Jansen bergeming
sama sekali. Seolah-olah
kakinya terpaku di tanah, hanya Jansen yang
tahu apa yang sebenarnya terjadi
Tiba-tiba, tangan kiri Jansen terangkat,
menyentuh dagu Lorenza lembut. Entah apa
yang merasukinya, kali ini
Jansen terlihat begitu berani
dengan wanita Tak sadar, jarak antara mereka
semakin menipis, dan mulut mereka terbuka,
hampir saja bersentuhan.
"Renal" Terdengar suara
seseorang memanggil.
Wanda yang tiba-tiba
datang menggagalkan suasana
romantis tersebut, Lorenza dan Jansen
terkesiap, segera membenahi din dan menjaga
jarak
"Ah, maafl" Ujar Jansen dengan gugup
"Lupakan," balas Lorenza dengan singkat. Da
baru saja melupakan dunianya, dan kini
menyadari bahwa ada sesuatu
yang mampu membuat seseorang melupakan
sekitar mereka
"Ada apa, Wanda?" tanya
Lorenza, berjalan menuju wanda la membiarkan
Jansen menjauh dari pandanganınya, menyesap
kehangatan yang perlahan-
lahan memudar.
"Aku hanya ingin
memastikan saja, apakah kamu
akan pergi Kata Wanda dengan hati berdebar
Setelah itu, dia melirik Jansen yang
perlahan menjauh la menahan
nafas lalu bertanya pada Lorenza "Ada
hubungan apa sih kamu
dengannya
"Maaf, aku tidak bisa menjelaskannya. Dan soal
urusan pribadiku, aku harap
kamu tidak perlu ikut campur
Toh, kita memeng bukan teman
dekat" ujar Lorenza, la masuk ke
dalam mobil, menghidupkan
mesin dan melaju perlahan,
meninggalkan Wanda yang
tercekat
Jansen berjalan di atas
trotoar, hatinya bahagia, karena bisa begitu
dekat dengan Lorenza
yang begitu memesona. Bukan
hanya baginya, Lorenza memang
menjadi idola banyak.orang.
Saat ia terbuai dalam lamunan,
tiba-tiba beberapa preman
bergegas berlari. Mereka seolah
olah mengejar sesuatu. Salah satunya hampir
menabrak
Jansen.
Naman, intuisi yang dimiliki Jansen begitu
tajam. Dia mampu merighindar dalarn
waktu sepersekian detik. Orang
Itu pun terjatuh dengan
sendirinya. Melihat hal itu, dua teman yang
lainnya langsung tersulut emosi
"Hel, apa yang kama lakukan terhadap
temanku? teriak salah satunya dengan
sorot mata penah amarah
Jansen mengangkat tangan
dengan kode mendadak, isyarat bahwa dia tidak
melakukan
apapun. Namun, orang itu terjatuh seolah
diseret oleh
angin kencang.
"Berlagak tak bersalah? Apa kamu pikir kami
bodoh? Seru orang yang marah itu sambil
berjalan mendekat Jansen dengan langkah
penuh amarah.
Seolah dunia tanpa aturan,
tangan orang itu diayun dengan
penuh emosi untuk melukai
Jansen. Namun, Jansen cepat
mengelak, melompat ke
samping kanan, membiarkan serangan itu
menghempas udara kosong. Namun, orang itu
terus
menyerang Jansen secara
brutal, tanpa henti setelah gagal
memukulnya
Jansen merasa kesal dengan
serangan-serangan itu,
io kemudian tiba-tiba
menyambut pukulan lawan
dengan wajah penuh tekad
Membentangkan tangannya, ia segera
menendang kaki lawan hingga tersungkur
Di kejauhan seorang
penyerang lain terlihat ingin memukul Jansen
dengan
sebatang kayu, la dapat
mendengar suara aneh yang terdengar seperti
angin berbisik mengejeknya. Tak ayal, denga
gerakan cepat bagai kijang
maloloskan diri dari predator,
Jansen menendang ke
belakang, menghantam perut
penyerang itu dengan penuh
kekuatan.
Jansen melirik pria yang
tadi sempat terjatuh, Dengan
gemetar, pria itu mundur
perlahan, menggenggam erat
sebatang kayu di tangannya.
Entah darimana pria itu
mendapatkannya, namun yang
pasti, bila kayu itu menghantam
rasa sakit tak terhindarkan, bahkan bisa
mematahkan
tulang
"Siapa yang menyuruh kalian tanya Jansen
dengan suara berat, matanya menyala-nyala
"Kalau kalian tidak berkata jujur, aku akan
mematahkan masing-masing tangan atau kaki
kalian bertiga. Ucapannya bagaikan distan
petir yang menyambar ke tubuh pria itu.
Pria itu melirik ke kanan dan ke kri dua
rekannya yang tadi tergeletak masih belum
mampu bangkit Dalam hati mereka meronta,
berupaya menjauhkan diri dari maut yang
semakin dekat
Namun, Jansen tak berniat memberi belas
kasihan. Secepat kilat, dia melompat sejauh tiga
mater tanpa ampun, seakan ada pegas di
kakinya Salah satu kakinya berhasil mendarat di
kaki pria itu, membuatnya mengerang kesakitan,
seolah-olah tulangnya hancur berkeping-keping.
"Ampun, lepaskan aku!" pria itu berteriak, mengemis dan berjanji. "Aku akan memberitahu semua yang kamu ingin ketahui, hanya jangan lukai aku lagi!"
bantu likenya ya g!!