NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

Jansen, ayo kita tinggalkan tempat ini, ujarnya seraya menarik tangan Jansen. Jansen mengangguk, tersenyum polos, dan mengambil tas yang jatuh di lantai Mereka berdua membuka jalan melewati

Sementara itu. Anton dan Yandi mendekati Dony

yang terluka di bawah tatapen bingung orang-orang di sekitar. Betapa mengagetkannya karena Dony dan gengnya biasanya selalu menimbulkan kesan sebagai penjahat.

Orang-orang itu tampak resah, titiak berani

bertahan terlalu lama di tempat itu

Mereka menyadari bahwa melawan ketiga. orang yang telah terluka bukanlah pilihan yang bijaksana. Apalagi, kekuatan yang ada di

belakang Dony membuatnya bertindak sesuka

hati tanpa rasa takut.

Dony menggeram kesal, mengepalkan tinjunya

erat hingga kulitnya berwarna putih. Dalam satu hentakan emosi tangannya menghantam lantai keras. "Akh Aduh!" jeritnya tertahan, kesakitan. Sejenak, dia berharap lantai itu empuk Namun kenyataannya, tinjunya kini membengkak dan

merah

"Bos, ternyata Jansen lebih kuat dari yang kita perkirakan: Aku yakin Andika pun sekarang dalam keadaan yang sama sepertimu. Mungkin itulah sebabnya dia menghilang," ujar

Anton mencoba menenangkan suasana.

Ayndi menimpal, Betul, Bos. Situasi semalam

mermang tidak menguntungkan, gelap dan sepi Kita tidak bisa melihat apapun."

Dony hanya bisa menggertakkan giginya,

menahan amarah yang memuncak. Hanya

dirinya yang tahu betapa bencinya dia pada

Jansen, Dia bersumpah akan membalas

dendam suatu hari nanti

"Ayo, kita kembali ke markas ajak Dony sambil

memaksa tubuhnya bangkit dari lantai dingin

yang menambah luka di hatinya

Lorenza menank Jansen, melaju menununi tangga Di forong itu, banyak sepasang

mata memperhatikan keduarıya

Sontak saja, Lorenza merasa tersipu ketika

menyadari

tangannya masih erat

memegang tangan Janson Dia

segera melepaskan genggeman

tersebut, wajahnya memerah.

Ingin rasanya ia berlari, bersembunyi dari

tatapan orang orang. Namun, bila

melakukannya, niscaya kecurigaan akan

semakin menjadi-jadi

Lorenza menarik nafas pelan

dan menghembuskanınya. Untuk apa peduli

dengan

pandangan orang lain," ujar Jansen sambil

Tersenyurn. Kali

in, dia yang menarik tangan

Lorenza menjauh dari kanumunan, menuju mobil

Mobil milik Lorenza, sebab dia belum memiliki

mobil sendiri

"Kamu benar," ucap Lorenza seraya menghela

nafas lega. "Menjadi diri sendiri memang lebih

baik. Tapi tolong, lepaskan

tanganku

Jansen melirik sekelling, sepi. Dalam sekejap.

la melangkah mendekat hingga

Jarak mereka hanya beberapa incl. Dengan

posisi begitu dekat, Jansen menempatkan

tangan kanannya di atas mobil, dan hembusan

nafasnya terasa di wajah Lorenza

"A-apa yang kamu coba lakukan? tanya Lorenza

dengan gemetar, mimooba mendorong

Jansen, Narnun, tenaganya begitu lemah

sehingga tak membuat Jansen bergeming

sama sekali. Seolah-olah

kakinya terpaku di tanah, hanya Jansen yang

tahu apa yang sebenarnya terjadi

Tiba-tiba, tangan kiri Jansen terangkat,

menyentuh dagu Lorenza lembut. Entah apa

yang merasukinya, kali ini

Jansen terlihat begitu berani

dengan wanita Tak sadar, jarak antara mereka

semakin menipis, dan mulut mereka terbuka,

hampir saja bersentuhan.

"Renal" Terdengar suara

seseorang memanggil.

Wanda yang tiba-tiba

datang menggagalkan suasana

romantis tersebut, Lorenza dan Jansen

terkesiap, segera membenahi din dan menjaga

jarak

"Ah, maafl" Ujar Jansen dengan gugup

"Lupakan," balas Lorenza dengan singkat. Da

baru saja melupakan dunianya, dan kini

menyadari bahwa ada sesuatu

yang mampu membuat seseorang melupakan

sekitar mereka

"Ada apa, Wanda?" tanya

Lorenza, berjalan menuju wanda la membiarkan

Jansen menjauh dari pandanganınya, menyesap

kehangatan yang perlahan-

lahan memudar.

"Aku hanya ingin

memastikan saja, apakah kamu

akan pergi Kata Wanda dengan hati berdebar

Setelah itu, dia melirik Jansen yang

perlahan menjauh la menahan

nafas lalu bertanya pada Lorenza "Ada

hubungan apa sih kamu

dengannya

"Maaf, aku tidak bisa menjelaskannya. Dan soal

urusan pribadiku, aku harap

kamu tidak perlu ikut campur

Toh, kita memeng bukan teman

dekat" ujar Lorenza, la masuk ke

dalam mobil, menghidupkan

mesin dan melaju perlahan,

meninggalkan Wanda yang

tercekat

Jansen berjalan di atas

trotoar, hatinya bahagia, karena bisa begitu

dekat dengan Lorenza

yang begitu memesona. Bukan

hanya baginya, Lorenza memang

menjadi idola banyak.orang.

Saat ia terbuai dalam lamunan,

tiba-tiba beberapa preman

bergegas berlari. Mereka seolah

olah mengejar sesuatu. Salah satunya hampir

menabrak

Jansen.

Naman, intuisi yang dimiliki Jansen begitu

tajam. Dia mampu merighindar dalarn

waktu sepersekian detik. Orang

Itu pun terjatuh dengan

sendirinya. Melihat hal itu, dua teman yang

lainnya langsung tersulut emosi

"Hel, apa yang kama lakukan terhadap

temanku? teriak salah satunya dengan

sorot mata penah amarah

Jansen mengangkat tangan

dengan kode mendadak, isyarat bahwa dia tidak

melakukan

apapun. Namun, orang itu terjatuh seolah

diseret oleh

angin kencang.

"Berlagak tak bersalah? Apa kamu pikir kami

bodoh? Seru orang yang marah itu sambil

berjalan mendekat Jansen dengan langkah

penuh amarah.

Seolah dunia tanpa aturan,

tangan orang itu diayun dengan

penuh emosi untuk melukai

Jansen. Namun, Jansen cepat

mengelak, melompat ke

samping kanan, membiarkan serangan itu

menghempas udara kosong. Namun, orang itu

terus

menyerang Jansen secara

brutal, tanpa henti setelah gagal

memukulnya

Jansen merasa kesal dengan

serangan-serangan itu,

io kemudian tiba-tiba

menyambut pukulan lawan

dengan wajah penuh tekad

Membentangkan tangannya, ia segera

menendang kaki lawan hingga tersungkur

Di kejauhan seorang

penyerang lain terlihat ingin memukul Jansen

dengan

sebatang kayu, la dapat

mendengar suara aneh yang terdengar seperti

angin berbisik mengejeknya. Tak ayal, denga

gerakan cepat bagai kijang

maloloskan diri dari predator,

Jansen menendang ke

belakang, menghantam perut

penyerang itu dengan penuh

kekuatan.

Jansen melirik pria yang

tadi sempat terjatuh, Dengan

gemetar, pria itu mundur

perlahan, menggenggam erat

sebatang kayu di tangannya.

Entah darimana pria itu

mendapatkannya, namun yang

pasti, bila kayu itu menghantam

rasa sakit tak terhindarkan, bahkan bisa

mematahkan

tulang

"Siapa yang menyuruh kalian tanya Jansen

dengan suara berat, matanya menyala-nyala

"Kalau kalian tidak berkata jujur, aku akan

mematahkan masing-masing tangan atau kaki

kalian bertiga. Ucapannya bagaikan distan

petir yang menyambar ke tubuh pria itu.

Pria itu melirik ke kanan dan ke kri dua

rekannya yang tadi tergeletak masih belum

mampu bangkit Dalam hati mereka meronta,

berupaya menjauhkan diri dari maut yang

semakin dekat

Namun, Jansen tak berniat memberi belas

kasihan. Secepat kilat, dia melompat sejauh tiga

mater tanpa ampun, seakan ada pegas di

kakinya Salah satu kakinya berhasil mendarat di

kaki pria itu, membuatnya mengerang kesakitan,

seolah-olah tulangnya hancur berkeping-keping.

"Ampun, lepaskan aku!" pria itu berteriak, mengemis dan berjanji. "Aku akan memberitahu semua yang kamu ingin ketahui, hanya jangan lukai aku lagi!"

bantu likenya ya g!!

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!