Bagi Nadin, bekerja di perusahaan besar itu impian. Sampai dia sadar, bosnya ternyata anak tetangga sendiri! Marvin Alexander, dingin, perfeksionis, dan dulu sering jadi korban keisengannya.
Suatu hari tumpahan kopi bikin seluruh kantor geger, dan sejak itu hubungan mereka beku. Eh, belum selesai drama kantor, orang tua malah menjodohkan mereka berdua!
Nadin mau nolak, tapi gimana kalau ternyata bos jutek itu diam-diam suka sama dia?
Pernikahan rahasia, cemburu di tempat kerja, dan tetangga yang hobi ikut campur,
siapa sangka cinta bisa sechaotic ini.
Yuk, simak kisah mereka di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Wanita lain?
Sudah seminggu berlalu sejak Aulia resmi diskors. Kantor Alexander Corp terasa jauh lebih damai tidak ada lagi gosip bertebaran di pantry, tidak ada tatapan sinis setiap Nadin lewat, dan yang paling penting, tidak ada lagi suara hak sepatu Aulia yang berisik setiap pagi.
Bahkan Gibran, si manager baru yang sempat membuat suasana tegang, kini mulai bekerja dengan serius. Meskipun, sesekali masih sempat mencari alasan untuk ngobrol dengan Nadin di pantry.
“Eh, Nona Nadin ... kopi favorit kamu cappuccino, ya?” tanya Gibran sambil menawarkan gelas.
Nadin mengangkat alis. “Kamu tahu dari mana?”
“Feeling.”
Gibran tersenyum ramah, tapi belum sempat Nadin membalas, suara berat khas seseorang terdengar dari belakang mereka.
“Nona Nadin, kamu bukan bilang mau bantu aku revisi laporan?”
Suara itu datar, tenang, tapi sukses bikin udara di pantry berubah jadi dingin. Gibran langsung menegakkan badan. “Oh, Pak Marvin ... saya cuma...”
“Cuma bikin kopi buat istri orang, ya?” potong Marvin santai tapi nadanya penuh makna. Gibran langsung kehilangan kata. Nadin menatap Marvin tajam, memberi kode agar tidak memancing gosip baru.
“Udah, udah, ayo sana,” kata Nadin setengah mendesak, sambil mendorong suaminya pelan. Marvin hanya menatap Gibran sebentar sebelum akhirnya pergi, meninggalkan suasana kikuk luar biasa. Namun, ketenangan kantor itu tidak bertahan lama.
Sore itu, pintu kaca kantor terbuka lebar, dan seluruh staf di lobi langsung terpaku. Seorang wanita tinggi dengan rambut hitam panjang melangkah masuk, setiap langkahnya seperti diiringi musik slow motion.
Blazer putih, heels setinggi harapan para pekerja gajian, dan wajah yang nyaris sempurna.
“Selamat sore,” ucapnya lembut pada resepsionis. “Aku ingin bertemu dengan Tuan Marvin Alexander.”
Resepsionis yang sempat kehilangan fokus menelan ludah gugup. “Boleh tahu ... Anda siapa, ya?”
Wanita itu menurunkan kacamatanya perlahan, memperlihatkan mata cokelat tajam dan senyum menawan.
“Nama saya Anita Mudi.”
Begitu nama itu keluar, suasana lobi langsung riuh dengan bisik-bisik.
“Anita Mudi?”
“Yang itu lho, dari keluarga Mudi, pengusaha minyak terbesar di Asia Tenggara.”
“Katanya dulu teman kuliah Pak Marvin...”
“Bukan cuma teman, tapi ... calon tunangan katanya!”
Resepsionis menelan ludah. “Eh, jadi ... maksud Anda...?”
Anita tersenyum percaya diri. “Aku wanita spesial di hidupnya Marvin.”
Kalimat itu sukses membuat semua orang di lobi menahan napas. Bahkan satpam yang biasanya cuek, kini pura-pura menyapu lebih dekat supaya bisa dengar.
“Ruangan Marvin di lantai berapa?” tanya Anita lembut.
“L–lantai atas, Bu. Pintu paling ujung,” jawab resepsionis gugup.
Anita tersenyum puas. “Terima kasih.”
Ia melangkah ke lift dengan anggun, meninggalkan aroma parfum mewah dan sekelompok staf yang langsung sibuk membahas hal yang baru mereka dengar.
Di Lantai Atas
Marvin baru saja selesai menandatangani beberapa berkas ketika pintu ruangannya terbuka perlahan. Ia mendongak dan hampir menjatuhkan pena saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.
“Anita?”gumamnya pelan.
Wanita itu tersenyum manis. “Hai, Marvin, lama tak bertemu.”
Seketika suasana di ruangan menjadi tegang. Asisten Marvin di luar ruangan yang mendengar nama itu langsung menunduk, menahan diri untuk tidak menatap ke dalam.
Anita melangkah masuk pelan. “Kantormu keren, seperti yang kubayangkan waktu kita kuliah dulu.”
Ia mendekat, meletakkan tasnya di meja, jarak mereka kini hanya sejengkal.
“Apa kabar? Masih dingin kayak dulu?” tanyanya setengah bercanda, tapi suaranya menggoda.
Marvin berdeham kecil. “Aku baik, dan ... kamu tiba-tiba datang, ada urusan bisnis?”
“Bisnis?” Anita tertawa kecil. “Marvin, kita dulu hampir tunangan, masa kamu pikir aku datang cuma buat kontrak kerja?”
Marvin terdiam, dari balik kaca, terlihat Nadin baru saja keluar dari lift, membawa beberapa berkas, wajahnya kelelahan. Ia berhenti tepat di depan ruangan suaminya dan terpaku melihat seorang wanita cantik berdiri di sana terlalu dekat dengan Marvin.
“Aku kangen, Marvin,” ucap Anita pelan, sambil menatap mata Marvin.
“Dan aku nggak akan menyerah ... sebelum kamu ingat siapa yang dulu selalu ada buat kamu.”
Di luar ruangan, Nadin mematung dengan wajah terkejut antara bingung, cemburu, dan sedikit ingin lempar map ke kepala suaminya.
“Wah ... mainnya udah level nostalgia sekarang,” gumamnya pelan, dengan kesal dan juga ada segelintir rasa cemburu untuk Marvin.
Beberapa staf mulai melirik, membisik-bisik.
“Eh, itu nggak salah? Nona Mudi sama Pak Marvin?”
“Pasti ada yang seru nih...”
Dan benar saja hari yang awalnya tenang di kantor, mendadak berubah jadi drama baru.
rasanya pengen tak getok aja tuh kepalanya Anita biar gegar otak sekalian . jadi orang kok murahan banget mau merebut suami orang .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sampai bacanya gemes tolong pelakor di hempaskan biyar kapok dan kena karmanya....
heeee lanjut Thor semangat 💪
tapi ingat aja Anita.... kamu gak akan menang melawan wanita bar-bar seperti Nadin Alexander .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan ternyata drama ibu hamil masih berlanjut terus . bukan Nadin yang hamil yang bikin heboh , tapi Marvin suaminya malah sekarang ditambah mertuanya .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
tapi pantes aja sih kelakuan Anita kayak gitu , orang ajaran dan didikan ibunya juga gak bener .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
apalagi sekarang Nadin lagi hamil makin sayang dan cinta mereka makin tumbuh lebih besar .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
selamat ya Nadin dan Marvin , semoga kehamilannya berjalan lancar hingga lahiran nanti .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍